Kepincut Pesona Pengasuh Keponakanku

Di ruang kerja eyang..

Eyang yang sudah berumur hampir kepala enam terlihat masih sehat dan bugar. Eyang bersyukur masih diberi kesehatan sampai ia melihat cicitnya Raka sudah sebesar sekarang.

Hidup yang nyaman, istri yang selalu menemaninya, anak dan cucu-cucunya yang sukses, juga cicit yang begitu pintarnya.

Eyang merasa hidupnya sempurna namun disatu sisi lain jika ia ingat beberapa tahun silam membuat eyang merasa khawatir terus menerus. Ada tanggung jawab lain yang belum bisa ia realisasikan.

Janji-janji yang ia ucapkan kepada sahabatnya kala itu membuat eyang merasa bersalah. Pesan terakhir sahabat eyang meminta untuk mencari cucunya yang entah kemana dan jika sudah ditemukan berharap menjadi jodoh dari salah satu cucunya. Kalau pun tidak, semoga eyang bisa menjaga cucunya itu.

Mengingat bagaimana perbuatan baik sahabatnya dulu yang tanpa pamrih membantu perusahaan eyang yang hampir pailit. Sahabatnya membantu dan mensupport eyang sampai sukses.

Setelah eyang sukses ia mendatangi sahabatnya untuk melakukan perjodohan terhadap anak-anaknya namun sayang anak dari eyang dan sahabatnya laki-laki semua. Namun eyang berharap cucu-cucunya lah nanti yang akan meneruskan perjodohan itu agar persahabatan keduanya semakin erat.

Eyang senang kalau harus menjadi bagian keluarga dari sahabatnya, Wijaya. Karena ia tau sahabatnya itu adalah keluarga yang baik, meskipun bergelimang harta Wijaya bukanlah orang yang sombong, tetap rendah hati dan tidak memandang rendah kalangan bawah.

Suatu ketika, eyang mendapat telpon dari sahabatnya itu. Meminta eyang untuk berjanji menjaga cucunya karna cucunya dalam bahaya. Wijaya tidak menceritakan keseluruhan mengapa cucunya bisa dalam bahaya. Wijaya hanya memberikan foto menantu pertamanya dan cucunya yang kala itu masih berusia 10 tahun. Namun sampai sekarang mereka tidak dapat ditemukan.

2 tahun kemudian, Wijaya masuk rumah sakit. Eyang langsung datang dan Wijaya memberi tau bahwa penyebab ia celaka adalah istri kedua dari anaknya yaitu Adnan Wijaya. Belum sempat Wijaya menceritakan semua namun Wijaya sudah meninggal. Eyang tidak mau menuduh sampai bukti akan ia dapatkan. Eyang harus bersabar sampai menemukan cucu sahabatnya itu.

Semenjak Wijaya menceritakan bahwa ia celaka karena menantu keduanya maka sampai sekarang eyang tidak menyukai Adnan Wijaya, anak dari sahabatnya itu.

Walaupun Eyang tau bahwa Adnan tidak tau menahu jika istri keduanya itu melakukan kejahatan, tetap saja eyang tidak akan pernah mau menikahkan cucunya dengan anak dari istri keduanya Adnan.

Eyang yang meminta Arka memberikan syarat kepada Cathy, karna eyang begitu yakin anak perempuan itu tidak akan bisa memenuni syarat yang Arka ajukan.

Beberapa hari yang lalu setelah Hanung menceritakan kepada eyang bahwa ada perjodohan dengan keluarga Wijaya, eyang langsung menghubungi Arka dan meminta Arka datang ke ruang kerja eyang. Makanya pada saat itu Arka datang terlambat ketika Adnan Wijaya sudah datang.

Tok

Tok

Tok

"Eyang, ini Arka"

"Masuk saja nak" Arka membuka pintu.

"Kenapa eyang memanggil Arka, apakah ada sesuatu yang penting?"

"Kamu sudah tau kan bahwa papa kamu ingin menjodohkan kamu dengan anak dari Adnan Wijaya?" Tanya eyang.

"Sudah eyang. Mama tadi yang memberi tau kepadaku"

"Apa kamu mau?"

"Jelas tidak eyang! Aku sudah punya wanita idaman lain dan aku sedang berusaha mendapatkan hatinya". Jawab Arka dengan tegas

"Bagus! Eyang akan setuju dengan pilihan kamu karna eyang tau itu yang terbaik. Dan eyang minta sama kamu untuk memberikan syarat yang sulit kepada gadis itu agar ia tidak dapat mengelak lagi jika syarat yang kamu ajukan itu sulit baginya".

Arka mengerutkan keningnya, "kenapa eyang terlihat tidak suka? Bukankah Pak Adnan itu anak dari sahabat eyang?"

"Sudah, kamu tidak perlu tau alasannya, suatu saat eyang akan ceritakan tapi tidak sekarang", Ucap eyang seraya menepuk pundak cucunya itu.

"Baiklah eyang, Arka akan lakukan, Arka juga tidak suka dengan gadis itu. Harusnya sebagai perempuan itu punya rasa malu, ini hampir setiap hari Arka di dekatin terus huft"

"Sudah-sudah. Sekarang kamu turun ke bawah, pasti keluarga Adnan sudah datang".

"Baik eyang, Arka permisi".

****

Hanna sedang menemani Raka belajar dan hafalan diruang tamu. Raka yang sekarang begitu semangat jika disuruh belajar apapun itu. Hanna semakin kagum dengan kepintarannya. Perubahan Raka dari pertama kali Hanna ketemu sampai sekarang sungguh meningkat, dulu ia sulit fokus sekarang begitu ajaibnya ia fokus dan cepat tanggap. 

Semua itu diakui juga oleh guru-guru Raka. Raka yanh dulu sering melamun tapi sekarang begitu aktif dan ceria. Anak- anak memang sulit dan tidak pandai dalam mengungkapkan perasaannya makanya perlu kita sebagai orang dewasa mengerti dan melakukan pendekatan terhadap anak-anak.

Tiba-tiba terdengar suara bel, segera Hanna membuka pintu.

"Permisi Arkaaa, tante Ratna"

"Iya sebentar"

Ceklek!

Betapa terkejutnya Hanna melihat siapa yang datang.

"Silahkan masuk non"

"Makasih!" rupanya Cathy belum sadar bahwa itu saudara tirinya. Karna mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu.

"Tante Ratna dan Arka ada?" Tanya Cathy.

"Oh ada, nanti saya panggilkan".

Ketika Hanna beranjak pergi, namun Cathy merasa pernah mengenal Hanna.

"Tunggu tunggu! Saya seperti mengenal kamu tapi dimana ya. Bentar! Kamu jangan pergi dulu", Cathy memperhatikan wajah Hanna dan melihat Hanna dari atas sampai bawah, "kamu! Kamu Clarisha kan? Iya kan?" sambung Cathy sambil menunjuk Hanna.

"Bbu-bukan non". Jawab Hanna gugup

"Gue tau lu Clarisha kan! Anak dari perempuan gatal itu kan haha"

"Tolong jangan bicara yang macam-macam tentang mama saya!" Hanna merasa marah atas ucapan Cathy terhadap mamanya.

"Hahaha jadi bener kan lo itu Clarisha! Ngapain lo disini? Ternyata jadi pembokat" Ucap Cathy sambil mengibaskan rambutnya.

"Sudah lebih baik kamu diam saja, saya tidak mau orang lain tau kalau saya saudara tiri kamu begitu pula kamu juga kan, tidak ingin semua orang tau bahwa kita satu bapak"

"Hem benar juga apa kata dia, jangan sampai mereka tau kalau dia anak dari tante Hanin, yang ada bukan aku yanh dijodohkan tapi malah Clarisha!" Batin Cathy.

"Oke, tapi awas ya lo Clarisha kalau macem-macem, gue bisa lakuin apapun yang gue mau!" Ancam Cathy.

Keluarga Adnan memang memanggil Hanna dengan nama Clarisha, makanya orang akan tau anak dari Adnan itu Clarisha bukan Hanna karna sejak kecil keluarga mereka memanggilnya Clarisha.

Hanna yang ingin memulai hidup baru waktu itu tidak mau lagi dipanggil Clarisha, ia mengambil nama tengahnya saja yaitu Hanna.

Arka yang baru saja ingin turun mendengar ada suara keributan dibawah lalu dia tidak sengaja mendengar bahwa Cathy memanggil Hanna dengan nama Clarisha.

"Kenapa Cathy memanggil Hanna dengan Clarisha? Hem supir Cathy juga waktu itu juga memanggil dengan nama yang sama kan? Aku harus cari tau masa lalu Hanna dan apa hubungannya dengan Cathy?" Gumam Arka.

Arka langsung turun ke bawah menghampiri mereka.

"Ada apa ini ribut-ribut?"

"Tidak ada Pak, ini ada non Cathy, silahkan duduk non. Saya akan ambilkan minum".