Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.
Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.
Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.
Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.
Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.
Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bandit Serigala Hitam
Lu Han melompat dengan kecepatan tinggi, pedangnya menyambar ke arah leher salah satu bandit.
Bos Serigala Hitam langsung mengalirkan Qi ke Kapak besarnya. Dia berniat mengakhiri hidup Lu Han dan Wan Yunsheng dalam sekali tebasan.
Namun, tiba-tiba sumpit bambu melesat ke arahnya.
“Serangan lemah ini lagi?” cibirnya.
Tanaman merambat tiba-tiba menjalar dari ujung sumpit bambu itu dan dalam satu kedipan mata sudah bercabang-cabang banyak yang langsung melilit bos Serigala Hitam.
“Apaaaaa?”
Bos Serigala Hitam terkejut tubuhnya sudah terlilit tanaman merambat. Dia segera menggunakan ledakan Qi untuk menghancurkan tanaman merambat tersebut. Namun, usahanya itu hanya mematahkan beberapa tangkai tanaman merambat saja.
“Ini?” Tiba-tiba ia menyadari Qi dalam tanaman merambat itu ternyata setara Ranah Jin Dan Tingkat Tujuh, Ranah Kultivasi yang jauh di atasnya—sebab basis Kultivasinya hanya Ranah Jin Dan Tingkat Satu.
Darah menyembur setelah leher anak buah Bos bandit Serigala Hitam ditebas oleh Lu Han.
Wan Yunsheng tak mau ketinggalan, ia mengayunkan dua tebasan api, membuat meja-meja hancur dan dua bandit langsung tewas seketika.
Bandit-bandit lain langsung bangkit dan menarik senjata.
Suara dentingan logam, benturan Qi, dan teriakan memenuhi restoran. Para tamu menyingkir ke sudut ruangan, sementara pemilik restoran hanya bisa menutup wajahnya pasrah.
Pendekar Pengembara dari meja lain saling berpandangan.
“Aku salah menilai,” kata seorang pria bertopi bambu. “Pemuda tampan itu sepertinya memiliki tehnik Kultivasi hebat.”
Wanita berpenutup wajah mengangguk pelan. “Ya, dialah pemimpin mereka. Walaupun kelihatan santai, sebenarnya ia mewaspadai sekitarnya.”
Hanya butuh waktu sebentar saja bagi Lu Han dan Wan Yunsheng untuk mengalahkan sisa anak buah Bos bandit Serigala Hitam.
“Hanya karena memiliki sedikit beladiri kalian berani mengusik kedamaian di Chang An ini? Cih, keringatku saja tidak keluar untuk mengalahkan kalian!” Lu Han mencibir anak buah Bos bandit Serigala Hitam yang terkapar di lantai.
Bos Serigala Hitam yang tubuhnya masih dililit tanaman merambat terus mengerahkan kekuatan untuk melepaskan diri, tapi percuma saja. Tanaman merambat itu seperti makhluk hidup dengan kehendak sendiri. Semakin ia berontak, semakin kuat cengkramannya.
“Apa-apaan ini? Tanaman apa ini!?” teriaknya panik.
Zhang Jian melangkah maju dengan perlahan. “Kau merasa bisa mempermalukan orang seenaknya di kota ini hanya karena kau seorang Jin Dan Tingkat Satu?” cibirnya dengan raut wajah datar.
Semua pengunjung restoran terpana. Dalam sekejap, bandit-bandit paling ditakuti di kota Chang An sudah ditaklukkan oleh murid-murid Sekte Kunlun. Para pendekar pengembara yang tadinya merasa lebih tahu dunia daripada anak-anak muda itu, kini mulai merasa malu sendiri.
Zhang Jian mendekati bos Serigala Hitam yang tubuhnya kini separuh tertutup sulur tanaman, wajahnya pucat.
“A-apa kau … benar-benar Jin Dan Tingkat Tujuh tujuh?” gumamnya, napas tercekat.
Zhang Jian tersenyum tipis. “Apakah itu penting?”
Dia mengangkat tangannya, tanaman merambat di tubuh bandit itu menegang dan melilit lebih kuat, membuat bandit itu terjatuh berlutut ke lantai dengan wajah penuh ketakutan, sesaat kemudian bos bandit Serigala Hitam itu berhenti bernafas.
Semua pengunjung restoran terkejut melihatnya. Mereka tidak menyangka murid-murid Sekte Kunlun akan membunuh bos bandit tanpa ragu, padahal biasanya murid-murid Sekte hanya melukai lawannya dan kemudian menyerahkan mereka ke petugas keamanan untuk diadili.
Seorang Pendekar Pengembara bergumam Zhang Jian dan rekan-rekannya lebih cocok menjadi murid Sekte Demon dari pada murid Sekte Kunlun. Hanya murid Sekte Demon yang akan menghabisi nyawa lawannya tanpa ragu ataupun bahkan tanpa ada konflik sama sekali.
Zhang Jian memandang ke arah pemilik restoran yang masih berdiri dengan wajah cemas. “Pak tua, maafkan kami jika membuat kekacauan di tempat Anda. Tapi aku yakin Anda tidak ingin tempat seperti ini dikuasai oleh sampah seperti mereka, bukan?”
Pemilik restoran menunduk dalam-dalam, menahan rasa haru. “Terima kasih … terima kasih banyak, tuan abadi. Sudah terlalu lama mereka membuat resah di kota ini. Tapi tak ada yang berani menentang karena kekuatan mereka.”
Salah satu pendekar pengembara berdiri dari kursinya, berjalan ke arah Zhang Jian dan menangkupkan tangan dengan hormat. “Aku telah menilai kalian secara keliru. Kalian benar-benar pendekar sejati. Sekte Kunlun masih layak dihormati.”
Zhang Jian membalas dengan anggukan kecil. “Bukan soal Sekte. Tapi saat kita melihat kejahatan di depan mata, jika kita diam, maka kita tidak lebih baik dari mereka.”
Beberapa orang yang sebelumnya hanya menonton mulai berdiri dan bertepuk tangan. Bahkan pelayan-pelayan restoran menahan air mata. Pelayan wanita yang tadi dipaksa duduk di pangkuan bandit itu langsung berlutut di depan Zhang Jian. “Terima kasih, tuan abadi … terima kasih!”
Zhang Jian segera membantunya berdiri. “Nyonya … tolong berdiri. Aku tidak layak mendapatkan penghormatan seperti ini.”
Pelayan wanita itu tersenyum hangat dan tidak menyangka seorang murid Sekte yang baik hati dan menolong tanpa meminta imbalan akan muncul di hadapannya. Andai saja banyak Pendekar seperti Zhang Jian, maka dunia ini akan damai selamanya.
Tak lama kemudian, prajurit kota datang setelah mendengar keributan. Mereka kaget melihat kondisi para bandit yang biasanya mereka takuti terkapar tak berdaya di lantai restoran, bahkan bosnya sudah tidak bernyawa lagi.
Pemilik restoran segera menjelaskan kejadian sebenarnya.
Para prajurit langsung berubah sikap. Salah satu dari mereka berlutut dan berkata, “Kami mohon maaf atas kelambatan kami, Tuan abadi.”
Zhang Jian hanya melambaikan tangan. “Bawa mereka ke penjara kota. Cari di mana mereka menyembunyikan harta jarahannya, kemudian bagikan ke keluarga miskin!”
“Baik, tuan abadi!”
Para bandit ditangkap dan digiring keluar restoran. Beberapa orang yang lewat di depan restoran menyaksikan pemandangan itu dengan wajah terkejut. Bos Serigala Hitam telah mati dan anak buahnya tertangkap.
Setelah semuanya tenang, makanan yang dipesan Zhang Jian akhirnya datang. Meja baru disiapkan. Aroma daging panggang, sup jamur pegunungan, dan nasi harum memenuhi ruangan. Xiao Mei berseru girang dan segera duduk.
“Semuanya, mari makan sebelum dingin!” kata Zhang Jian.
“Makan! Makan!” seru Xiao Mei. “Hmm, susu kambing ini enak sekali!”
Beberapa pengunjung restoran tersenyum melihat rombongan Zhang Jian makan dengan lahap, bahkan masih sempat bercanda padahal baru beberapa saat yang lalu mereka bertarung melawan bandit Serigala Hitam.
Pemilik restoran datang ke meja rombongan Zhang Jian membawa sup kepala monster kerbau. Itu adalah menu termahal di restorannya, harganya mencapai 10 Koin Emas. “Sebagai ucapan terimakasihku, sup kepala monster kerbau ini adalah bonus untuk kalian!”
“Waw, kayaknya enak sekali!” Mata bulat Xiao Mei langsung berbinar-binar menatap kepala monster kerbau tersebut.
Zhang Jian menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat pada pemilik restoran. “Terimakasih!”