NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Teen School/College / Persahabatan / Anak Yang Berpenyakit / Light Novel
Popularitas:709
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH KENNETH II

Kenneth mengajak Revina pergi ke dalam kamarnya sedangkan yang lain sibuk menikmati hidangan yang telah disajikan Revina di atas meja makan.

"Kamu sakit?" Tanya Revina heran karena Kenneth mengajaknya masuk ke kamar.

Kenneth menggeleng cepat.

"Mamah kenal Bulan dari mana?"

"Mamah pernah cerita kan mamah ketemu teman baru di rumah sakit waktu nungguin kamu cuci darah" Kenneth mengangguk ingat dengan ucapan Revina, "Mamah ketemu Bulan di sana, awalnya mamah ngobrol sama Bulan terus Bulan kenalin mamah sama tante Tari ibunya" Jelas Revina, "Mamah juga kaget tau Bulan temennya kamu, padahal Mamah sering bilang sama Bulan mau kenalin anak Mamah sama dia" Revina tersenyum penuh arti yang tidak mengundang senyum di wajah Kenneth yang terlihat serius.

"Bulan nggak tau kan Mah?" Tanya Kenneth memastikan kalau Revina tidak membicarakan soal penyakitnya pada Bulan.

Revina menggeleng, "Waktu itu mamah cuma bilang lagi temenin kamu medical check up"

Akhirnya Kenneth bisa bernafas lega.

"Kamu nggak mau Bulan tau?"

"Kenneth nggak mau ada yang tau soal penyakit Kenneth mah"

Revina menatap Kenneth merasa kasihan dengan anaknya itu, "Kamu benaran gakpapa kan?gak ada yang sakit?" Revina memperhatikan wajah Kenneth yang terlihat sedikit pucat dan menempelkan punggung tangannya di dahi dan pipi Kenneth memeriksa suhu tubuhnya.

"Gakpapa Mah" Kenneth menyingkirkan tangan Revina dari wajahnya tidak ingin Revina menyentuh wajahnya lebih lama.

"Ya udah ayo keluar teman-teman kamu pasti pada nungguin"

"Mamah duluan aja, Kenneth mau ke kamar mandi dulu"

Revina memperhatikan wajah anaknya itu sekali lagi lalu meninggalkan Kenneth duluan keluar dari kamar.

Kenneth duduk di tempat tidurnya sambil memejamkan matanya dan menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan, diulangnya beberapa kali sampai rasa sakit yang dirasakannya hilang. Kenneth menahannya sedari tadi, dia tidak ingin membuat Revina khawatir kalau tau Kenneth merasa sedang tidak enak badan. Kenneth tidak boleh sakit sekarang karena, besok dia masih harus bertanding dengan yang lainnya. Kenneth berdiam diri selama beberapa menit di dalam kamarnya sampai dia rasa tubuhnya sudah terasa lebih baik kemudian Kenneth keluar dari kamarnya.

"Lama banget lo di kamar mandi?semedi atau gimana?" Gino melihat Kenneth yang baru bergabung dengan mereka di meja makan.

"Sakit perut" Kenneth memegang perutnya. Kemudian mengambil piring dan mulai menyendok nasi dan lauk pauk.

"Jadi Niko sama Sari pacaran?" Revina kembali melanjutkan obrolan mereka yang terjeda karena kedatangan Kenneth. Niko dan Sari tersenyum dan mengangguk malu. "Iya Tante" Kata Sari mewakili.

"Masih hangat-hangatnya tante kayak kue baru dikeluarin dari oven" Sahut Jono yang berhasil membuat Revina tertawa kecil. Kenneth yang baru mulai makan memperhatikan Revina dan teman-temannya yang sedang mengobrol.

"Cuma kita udah antisipasi tante, mereka boleh pacaran, tapi gak boleh putus!" Yuda yang lebih banyak diam juga ikut bersuara. Entah apa saja yang sudah dibicarakan oleh Mamahnya dengan yang lain selama Kenneth di dalam kamarnya sampai mereka tidak terlihat canggung mengobrol dengan Revina seperti awal mereka datang tadi.

"Iya jangan putus ih kalian tante lihat-lihat cocok soalnya, couple goals gitu" Revina menggoda Niko dan Sari. Yang digoda senyum-senyum kesenangan. Bulan yang sedang memakan buah apel menatap Sari dan Niko jengah yang ada di hadapannya.

"Tenang nanti tante kita undang ke nikahan kita" Kata Niko dengan percaya diri kalau dia dan Sari akan menikah suatu saat nanti, "Tamu VIP tante" Revina kembali tertawa. Sari yang mendengarnya menatap Niko malu-malu tapi senang.

"Sekolah yang benar lo berdua baru nikah!" Sewot Bulan yang sudah tidak tahan dengan kebucinan dua sejoli itu.

"Belum punya duit gaya-gayaan mikirin nikah lo!" Gino ikut sewot menatap temannya yang sedang dimabuk cinta.

"Nilai lo dulu dibenarin!" Fahri juga ikut menimpali.

"Kalau masalah nilai gampang, gue tinggal belajar" Niko menatap Fahri dengan wajah tengilnya, "Duit?tenang mertua gue miliader woii" Katanya sambil menatap Sari sambil memainkan alisnya, "Ya kan sayang" Sari mengangguk mengiyakan, "Kamu nggak kerja juga aku terima"

"Anj-" Gino tidak jadi melanjutkan ucapannya melihat Revina sambil menyengir, "Maaf tante" Katanya, "Gampang banget hidup lo memang Nik!" Katanya pada Niko

Revina tidak bisa berhenti tertawa melihat mereka semua. Revina mengerti kenapa Kenneth bilang kalau teman-temannya berisik. Berisik dalam arti yang menyenangkan. Revina memperhatikan Kenneth yang tidak bisa menyembunyikan senyumnya sambil mengunyah makanan yang ada dimulutnya. Revina merasa bersyukur anaknya itu bisa memiliki teman-teman seperti mereka yang mampu membuatnya tersenyum. Revina berharap Kenneth tidak akan terlalu memikirkan soal penyakitnya dan bisa segera sembuh dan menghabiskan waktu yang lama dengan teman-temannya.

***

Langit di luar sudah berubah gelap dan perut mereka juga sudah terisi penuh dengan masakan Revina yang terlalu enak untuk disisakan sedikitpun sampai-sampai mereka melahap semuanya sampai bersih. Ditambah sekarang mereka disuguhi makanan ringan dan minuman dingin oleh Revina untuk menemani mereka bermain.

Kenneth, Bulan, Sari, Fahri, Yuda, Jono, Niko dan juga Gino sudah berpindah tempat ke dalam kamar Kenneth, menghabiskan waktu di sana sambil bermain playstation dan mengobrol kecil. Sedangkan Revina sudah pergi ke rumah Tari memberikan waktu untuk mereka semua.

Bulan yakin pasti sekarang Revina dan Ibunya sedang bergosip tentang dia dan Kenneth yang ternyata saling kenal. Bulan juga bisa membayangkan wajah Ibunya yang sedang senyum-senyum karena, tau kalau Kenneth yang menjemputnya adalah anak tante Revina.

Bulan dan Sari berbaring di atas tempat tidur Kenneth sambil menonton Fahri dan Yuda yang sedang memainkan game sepak bola di playstation milik Kenneth. Gino, Kenneth, Jono dan Niko juga menonton mereka bermain sambil menyemili snack yang disediakan oleh Revina.

"Bisa main gak sih lo?" Lelah Gino yang sedari tadi melihat Fahri yang tidak mencetak point sama sekali, "Awas gantian gue main!" Gino merebut stick PS dari tangan Fahri menggantikannya bermain. Fahri yang memang tidak bisa memainkan game sepak bola pasrah saja sticknya direbut oleh Gino.

Fahri yang pindah duduk bersandar ke tempat tidur, menyeruput minumannya dan menyemil snack rasa keju yang ada di situ.

"Lo udah jawab ajakan balikan Bastian waktu itu?" Fahri melihat Bulan teringat dengan Bastian yang mengajaknya balikan waktu itu.

"Belum" Kata Bulan dengan santai yang lain ikut mendengarkan.

"Terus dia gak ada kontak lo lagi apa?" Sari ikut bertanya

"Ada"

"Apa katanya?"

"Ya sama, soal balikan juga"

"Terus?"

"Ya gak gue balas"

Sari reflek menoyor kepala Bulan, Bulan melayangkan mata tajamnya yang tidak mempengaruhi Sari sama sekali, "Parah baget lo anak orang itu!"

"Ya emang anak orang yang bilang anak setan siapa?" Bulan turun dari tempat tidur dan duduk di bawah. Mengambil snack coklat yang belum disentuh sama sekali oleh yang lain. Sari juga ikut duduk di bawah.

"Lo kan bisa nolak biasanya, kenapa gak lo tolak aja langsung si Bastian daripada lo gantung gitu, kasian" Fahri menatap Bulan yang duduk disampingnya, "Males." Kata Bulan yang membuat mereka menggelengkan kepala tidak habis pikir.

***

Bulan dan Kenneth berjalan kaki di bawah sinar Bulan melewati jalan komplek yang sepi. Teman-teman mereka sudah pulang beberapa menit yang lalu. Awalnya Kenneth ingin mengantar Bulan pulang naik motornya tapi, karena ingat Revina yang belum pulang, Kenneth menawarkan Bulan untuk jalan kaki saja dan dia nanti pulang bersama Revina dan untung saja Bulan tidak keberatan.

"Tante Revina pernah cerita kalau dia punya anak seumuran gue, tapi gue gak kepikiran kalau ternyata lo anaknya tante Revina" Bulan melihat Kenneth yang berjalan disampingnya, "Padahal gue tau lo juga tinggal di blok B"

"Gue juga gak kepikiran lo anaknya teman mamah waktu mamah cerita punya teman di blok A" Kenneth dan Bulan menertawakan ketidakpekaan mereka.

Mereka berdua kembali hening selama beberapa detik sambil memperhatikan jalan di depan mereka.

"Mamah senang banget waktu dia kenal sama Ibu lo" Kenneth kembali melihat Bulan, "Ibu juga" Bulan melihat Kenneth dan kembali melihat ke depan, "Jadi ada teman buat main masak-masakan" Bulan tertawa. Kenneth juga ikut tertawa.

Obrolan mereka terus berlanjut sampai akhirnya mereka sudah sampai di rumah Bulan.

"Ayo masuk!" Bulan mengajak Kenneth masuk ke dalam rumahnya. Kenneth mengikuti di belakang Bulan.

"Holaaa..." Bulan menyapa Ibunya dan Revina yang sedang mengobrol di sofa begitu masuk. Menyalim tangan Ibunya dan Revina bergantian, Kenneth mengikuti setelahnya.

"Lagi gosipin Bulan sama Kenneth pastikan?" Bulan ikut duduk di sofa. Kenneth juga.

"Ih tau aja kamu" Tari melihat anaknya itu dengan senyum lebarnya. Revina dan Kenneth tersenyum saja.

"Udah hafal Bulan sama Ibu"

"Pantesan tante kok ngerasa kamu mirip siapa gitu, ternyata mirip sama temannya tante" Tari menatap Kenneth yang duduk di samping Bulan. Bulan yang mendengarnya menatap malas Ibunya.

"Ya udah kita pulang dulu kalau gitu Tar nanti kita lanjutin rencana kita lagi"

Bulan dan Kenneth bertukar pandang merasakan ada hal yang mencurigakan di antara Ibu-Ibu di depan mereka.

"Lo jemput gue besok kan?" Tanya Bulan saat mengantar Revina dan Kenneth keluar bersama Tari.

Kenneth mengangguk, "Kayak tadi ya" Bulan mengangguk mengiyakan. Revina dan Tari yang mendengar obrolan anak mereka saling bertukar pandang tersenyum penuh arti. Beberapa menit kemudian mobil Revina dan Kenneth sudah pergi meninggalkan perkarangan rumah mereka.

Tari menyenggol bahu Bulan yang berdiri disampingnya, tersenyum menggodanya. Bulan menatap Tari malas dan pergi ke kamarnya.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!