NovelToon NovelToon
Golden Hands Arm

Golden Hands Arm

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Sarunai

Pemuda 18 tahun yang hidup sebatang kara kedua orangtuanya dan adeknya meninggal dunia akibat kecelakaan, hanya dia yang berhasil selamat tapi pemuda itu harus merelakan lengan kanannya yang telah tiada
Di suatu kejadian tiba-tiba dia mempunyai tangan ajaib dari langit, para dewa menyebutnya golden Hands arm sehingga dia mempunyai dua tangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarunai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Maaf, pengemis dilarang masuk ke sini!" kata satpam itu sambil menghalangi langkah Han yang hendak masuk.

Han mengangkat sebelah alisnya.

Pengemis? Apakah wajah tampannya benar-benar terlihat seperti pengemis?

Meski ia sadar bahwa pakaiannya memang sangat berbeda dengan gaya masyarakat kota ini yang cukup gaul dan kebarat-baratan, sedangkan dirinya hanya menggunakan kaos bergambar yang sabolonan yang sudah terkikis oleh waktu.

"maaf, tapi saya ingin menjual sesuatu di dalam" kata Han yang masih bersikap ramah.

"kamu salah tempat, jika ingin menjual barang rongsokan bukan di sini tempatnya." kata satpam itu dengan ketus.

Han menghela napas kasar. Ia membuka tas di pundaknya, mengeluarkan sesuatu, lalu menunjukkannya pada satpam.

"apakah ini termasuk barang rongsokan?" kata Han melempar-lemparkan bongkahan emas itu di telapak tangannya.

Satpam yang melihat itu melotot kaget, bahkan mulutnya terbuka lebar karena melihat bongkahan emas yang sebesar dua kepalan tangan orang dewasa.

"ka-kalau begitu maaf anak muda, si-silahkan masuk." kata satpam itu tergagap sambil membukakan pintu. dia baru pertama kali melihat emas sebesar itu, sungguh tidak di sangka jika anak muda berpakaian biasa-biasa saja memiliki emas sebesar itu.

Han melangkah masuk ke dalam. Ia memperhatikan sekeliling, melihat hampir semua orang di dalam berpakaian mewah dan dilayani dengan sangat baik.

Di salah satu sudut ruangan, ia melihat seorang reseller wanita yang sedang melamun dan tidak melayani pelanggan. Han pun memutuskan untuk mendekatinya.

"Maaf, Nona. Apa saya boleh menjual emas di sini?" tanya Han sopan.

Wanita itu mengangkat wajahnya dan sempat terpana melihat ketampanan anak muda di depannya. Namun, begitu matanya menangkap pakaian Han yang lusuh seperti gembel, ekspresinya berubah. Ia mengabaikannya dan kembali memandangi perhiasan di lemari kaca di depannya.

Han yang mengira wanita itu sedang sibuk, jadi ia memilih tetap berdiri dan menunggu. Di sana memang tersedia sofa, tapi karena tidak dipersilakan duduk, ia lebih memilih menjaga sopan santunnya dengan tetap berdiri.

Tak! Tak! Tak!

Terdengar suara sepatu hak tinggi menuruni tangga dari lantai atas.

Seorang wanita anggun muncul, mengenakan pakaian formal. Wajahnya dingin dan tegas, tidak sedikit pun menghiraukan tatapan kekaguman dari sekeliling, terutama dari para pria yang terpukau akan kecantikannya.

Hanya Han yang tak menoleh ke arahnya. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri sambil menatap sekeliling ruangan.

Wanita anggun itu awalnya berniat pergi, namun saat matanya menangkap sosok Han yang berdiri diam dengan penampilan mencolok, ia menghentikan langkahnya dan mendekat.

"Lis, ada apa ini?" tanyanya kepada wanita di balik meja, yang sejak tadi tidak melayani Han.

Reseller yang dipanggil Lis itu hanya mengangkat kedua bahunya, memberi isyarat bahwa ia juga tidak tahu.

Han, yang menyadari dirinya diabaikan sejak awal, hanya bisa tersenyum kecut.

Wanita anggun itu menatap Han degan pandangan menyelidik dari ujung kepala hingga kaki. Sama seperti resellernya, ia sempat terpesona oleh wajah Han, tapi dengan cepat menyembunyikan keterkejutannya dan kembali menunjukkan ekspresi datar.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada ramah, meskipun sorot matanya tetap dingin.

"Oh.. ini Nona saya ingin menjual emas" kata Han memperlihatkan bongkahan emas di tangan nya

Seketika wanita anggun itu terkejut melihat bongkahan emas yang berada di genggaman Han, apa lagi reseller yang sempat menghiraukan Han wajahnya langsung berubah pucat pasi.

"Boleh saya lihat? saya ingin mencek emasnya terlebih dahulu." kata wanita anggun itu.

Han pun menyerahkannya...

wanita itu memperhatikan bongkahan emas itu sebentar dan menimbang-nimbangnya sebelum menyerahkan kepada resellernya yang bernama Lisa itu.

"Kamu periksa!" perintah wanita anggun itu dengan mata melotot, kecewa dengan buruknya pelayanan karyawannya.

"Ba-baik," jawab Lisa gugup, lalu mengambil bongkahan emas itu sambil menunduk ketakutan.

Wanita itu lalu menoleh ke arah Han, kali ini dengan tatapan yang lebih tenang dan penuh permintaan maaf.

"kalau begitu mari Tuan, kita duduk terlebih dahulu. sebelum emas yang Anda bawa selesai di periksa baru kita membicarakan maharnya." kata wanita itu mengajak Han untuk duduk di sofa yang telah di sediakan.

Han menerima ajakan wanita itu. mereka duduk di sofa saling berhadapan, hanya terpisah oleh meja kaca kecil.

Tidak ada pembicaraan di antara mereka. mereka berdua sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Namun. sesekali wanita itu melirik kearah Han yang menurutnya cukup menarik.

Jika bisanya laki-laki yang duduk bersamanya akan mengeluarkan pembicaraan omong kosong agar bisa berbicara banyak dengannya. Namun, berbeda dengan anak muda yang duduk di hadapannya ini seolah dirinya tidak ada. Padahal, usia mereka tidak terpaut jauh.

Sikap acuh itu justru membuatnya semakin tertarik.

Tidak lama kemudian. Lisa datang membawa bongkahan emas itu, ia menyerahkannya kepada Bosnya dengan sebuah kertas hasil pemeriksaan yang tertulis secara detail.

"Tuan.. emas yang Anda bawa memiliki kemurnian 100% dengan berat 1.000 gram" kata wanita itu terkejut sekaligus senang, karena menurutnya di jaman sekarang sangat sulit untuk mendapatkan emas semurni itu tanpa campuran.

"apa Anda ingin menjual utuh bongkahan ini Tuan?" katanya setelah melihat Han yang hanya diam.

"berapa harga yang Anda tawarkan?" kata Han yang ingin mengetahui harganya terlebih dahulu.

"untuk emas semurni ini saya berani membelinya dengan harga 2 juta per gramnya" jawab Wanita itu.

Han mengangguk puas dan mengulurkan tangan kanannya kedepan. "Deal"

wanita itu menerima uluran tangan Han dan mereka saling berjabatan tangan, tanda setujunya kesepakatan mereka.

"jika begitu. saya meminta nomor rekening Tuan, agar transaksi kita lebih mudah dan cepat," kata wanita itu.

"panggil saya Han saja, rasanya panggilan Tuan sangat tidak cocok dengan penampilan saya seperti ini." kata Han, "masalah rekening saya mohon maaf karena tidak memilikinya, dan saya meminta secara cash saja." lanjutnya.

Wanita itu merasa tersindir atas sikap yang di tunjukkan oleh resellernya sebelumnya, dan ia melirik salah satu resellernya itu dengan marah.

Lisa yang menyadari lirikan itu kembali menunduk, ia sudah memiliki firasat buruk setelah ini.

"Baiklah, Han. saya akan menyiapkan uangnya, mohon tunggu sebentar dan izinkan saya untuk menjamu Anda dengan baik."

Wanita itu menyuruh Lisa membuatkan minuman untuk Han, sebelumnya dirinya menelpon sang asisten untuk menyiapkan uang 2 miliar secara cash.

"perkenalkan saya Klara Subyo pemilik toko ini dan maaf jika perkenalkan ini sedikit terlambat, dan saya juga ingin meminta maaf atas sikap yang ditunjukkan oleh salah satu pekerja saya sebelumnya" kata wanita itu yang ternyata bernama Klara, dirinya ingin mencairkan suasana. karena melihat Han yang pendiam.

"tidak apa-apa nona, setidaknya saya tidak di usir dari sini" Balas Han yang menunjukkan sedikit senyumannya.

untuk pertama kalinya bagi Klara melihat sebuah senyuman yang bisa membuatnya salah tingkah sehingga membuat rona merah di kedua pipinya yang putih mulus seperti kulit bayi itu.

Tidak sedikit dari pria tampan yang mencoba mendekatinya dari keluarga kelas dua maupun kelas satu, tapi ia selalu menolak mereka, karena merasa tidak cocok.

tapi berbeda dengan pemuda di depannya ini, entah mengapa ada sesuatu yang membuatnya tertarik. meski ia sendiri tidak bisa menjelaskannya, walaupun mereka baru pertama kali bertemu.

1
Iwan Brando
kenapa sdh selesai outhor ceitanya
Sarunai: lanjutannya nanti malam ya☺
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
thor tawaran terakhir kan 2T kok turun jadi 1T sih lupa ya thor apa dah ngantuk ya, kopi mana kopi
Sarunai: wah.. baru sadar😅
total 1 replies
Kama
Nggak cuma ceritanya saja yang menghibur, karakternya juga sangat asik. Aku jadi terbawa-bawa suasana. Ciyeee haha
Gato MianMian
Kayaknya harus kasih bintang lima deh buat cerita ini!
Sarunai: terimakasih ☺
tunggu kelanjutannya 😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!