NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:113.9k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. ISTRI KEDUA

"Agnes, tolong pertimbangkan lagi keputusan kamu ini. Lebih baik wanita itu kita penjarakan dan kamu bisa mengadopsi anak nantinya," bujuk sang mama. Ia langsung mendatangi putrinya ke rumah sakit saat tahu rencana pernikahan Teddy dan Fiona yang akan digelar hari ini.

"Berapapun anak yang kami adopsi, tetap tidak akan sama, Ma. Aku takut Mas Teddy tidak bisa menyayangi anak itu dan akan menikah lagi untuk mendapatkan anak sendiri. Maka dengan cara ini, Mas Teddy tidak akan pernah berpaling dariku."

Wanita paruh baya itu menghela nafas panjang.

"Mama gak usah khawatir. Calon suami Fiona sudah membuat surat perjanjian. Mas Teddy akan langsung menceraikannya jika kami sudah mendapatkan apa yang kami mau," terang Agnes sembari menyodorkan selembar kertas yang berisi surat perjanjian dan sudah ditandatangani oleh suaminya.

"Tapi, apa kamu yakin ini gak akan menimbulkan masalah dikemudian hari?" tanya sang mama tanpa membaca isi surat perjanjian itu. "Mama cuma gak mau kamu menyesal nantinya."

Agnes terdiam sejenak, jujur saja ia memiliki kekhawatiran. Tapi ia yakin Fiona bisa professional, lagipula wanita itu juga sudah mempunyai calon suami yang tetap bersedia menunggunya.

"Semoga saja semuanya berjalan seperti apa yang kamu harapkan." Wanita itu beranjak dari tempat duduknya seraya mengembalikan surat perjanjian itu. "Mama mau ke kantin sebentar, kamu mau titip apa?"

Agnes menggeleng. "Aku lagi gak kepengen apa-apa, Ma," jawabnya. Mendadak selera makannya hilang karena terpikirkan suaminya yang akan menikah wanita lain hari ini. Meski ini atas permintaannya sendiri, tapi tetap saja ada rasa tak rela. Membayangkan ia harus membagi raga suaminya dengan wanita lain, menciptakan rasa sesak di dada.

*******

"Kak...."

Panggilan sang adik yang disusul usapan di pundak membuat Fiona segera menoleh dan tersenyum pada adiknya itu.

Aidan duduk di hadapan sang kakak dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Kakaknya yang dulu selalu tampil glamor itu kini terlihat begitu anggun dengan balutan gaun pengantin berwarna putih lengkap dengan hijabnya.

"Hari ini kakakku akan menikah dan seharusnya aku bahagia. Tapi, sebaliknya aku justru merasa...." Aidan tak sanggup meneruskan kalimatnya. Ia mengatupkan bibirnya rapat menahan untuk tidak menangis.

Fiona tersenyum tipis dengan mata berkaca-kaca sembari mengusap pipi adiknya. "Hari ini hanya kamu yang mendampingi kakak. Terima kasih," ujarnya. Ada perasaan sedih sebab kedua orang tuanya menolak untuk mendampinginya. Beruntung ada adik lelakinya yang bersedia menjadi walinya hari ini meski ia tahu Aidan pun merasa berat. Dan pernikahannya hari ini pun dilangsungkan di rumah adiknya itu.

Tak dapat menahan diri, Aidan menarik sang kakak kedalam pelukannya. Tangisnya pun pecah. Ia memang selalu berharap agar kakaknya segera menemukan pendamping hidup. Tapi, bukan seperti ini caranya. Walaupun pernikahan kakaknya dengan Teddy hanya sebuah kesepakatan yang bersifat sementara, tapi tetap saja ia tidak rela.

"Kak, sebaiknya batalkan saja pernikahan ini. Biarkan mereka menuntut kakak. Aku akan mencarikan pengacara terbaik untuk membebaskan kakak."

Fiona mengusap punggung adiknya yang berguncang karena menangis. "Ini sudah menjadi pilihan kakak. Dan kakak akan menjalaninya dengan ikhlas. Kalaupun kakak harus dipenjara seumur hidup, itu tidak akan sebanding karena kakak sudah membuat seorang wanita tidak akan pernah bisa lagi menjadi seorang Ibu."

"Tapi kakak bukan sengaja melakukannya. Ini gak adil buat kakak. Mereka egois, tidak memikirkan masa depan kakak!"

"Gak apa-apa. Sungguh, kakak ikhlas, Ai."

"Tapi aku tidak ikhlas kakak dijadikan istri kedua hanya untuk memberikan mereka keturunan." Aidan menatap kakaknya dengan dalam, berharap sang kakak mau luluh dengan perkataannya. "Aku mohon, kak. Batalkan pernikahan ini. Apa kakak tidak memikirkan bagaimana perasaan Mas Damar. Kalian sudah akan menikah."

Fiona terdiam dalam pelukan adiknya.

"Tidak usah membujuk kakakmu, Ai, karena aku sudah mendukungnya," ucap Damar yang berdiri di ambang pintu.

Tak ada sahutan dari kakak adik itu. Keduanya larut dalam dekapan. Hingga ketika Jihan datang memberitahukan bahwa Teddy telah datang bersama orang tuanya, barulah mereka mengurai pelukan.

Fiona mengusap air mata adiknya, lalu mengajaknya untuk keluar. Aidan pun beranjak, mengulurkan tangan pada sang kakak. Keduanya saling bergandengan keluar kamar.

Damar berjalan dibelakang kakak adik itu, dan ketika mencapai ruang tamu yang akan menjadi tempat dilaksanakan ijab kabul, ia langsung ikut mengandeng lengan Fiona seperti yang dilakukan Aidan. Ingin memperlihatkan kepada Teddy bahwa ia tidak bermain-main untuk menunggu Fiona, sebab ia bisa merasakan Teddy meragukannya saat ia mengantarkan surat perjanjian itu.

Meski terkejut, namun Fiona tak berusaha melepaskan. Ia menundukkan pandangannya, hingga Aidan dan Damar menuntunnya duduk disisi Teddy, ia sama sekali tak menoleh menatap lelaki yang akan menikahinya hari ini.

Tanpa membuang waktu, ijab kabul pun segera dimulai. Teddy melafalkan kalimat sakral itu hanya dengan satu kali tarikan nafas.

Tak ada ekspresi bahagia pada wajah-wajah yang hadir di ruangan itu. Namun, mereka tetap mendoakan yang terbaik.

Setelah berbincang-bincang sebentar, Teddy dan orang tuanya pun segera berpamitan dan membawa Fiona bersama mereka.

Meski berat, namun Aidan terpaksa merelakan kakaknya. Lelaki yang telah memiliki dua orang anak itu mengayun langkahnya dengan cepat masuk ke rumah begitu mobil yang membawa kakaknya tak terlihat lagi. Jihan pun segera menyusul suaminya.

Sementara Damar masih berdiri di tempatnya. Menunduk dengan perasaan yang sulit dijabarkan.

Hampir satu jam berkendara. Mobil Teddy pun terparkir di depan sebuah rumah besar bergaya klasik modern, rumah yang ditempati lelaki itu bersama Agnes beberapa hari setelah pernikahan mereka. Dan kini harus bertambah penghuni dengan kehadiran Fiona.

"Sekarang kamu masuk dan istirahat, kami akan langsung pulang," ujar bu Diah sembari mengusap pundak menantu barunya.

"Pulang?" tanya Fiona. Ia pikir ini adalah rumah orang tua Teddy.

"Iya, Nak. Ini rumah yang ditempati Teddy dan Agnes, dan sekarang kamu juga akan tinggal di sini. Tapi, kalau kamu merasa jenuh bisa minta antar Teddy berkunjung ke rumah Mama. Pintu rumah kami akan selalu terbuka untuk kamu."

Ada desiran di hati Fiona mendengar ucapan ibu mertuanya itu, ia seperti dianggap selayaknya menantu yang akan membersamai putra mereka selamanya, bukan menantu yang hanya sekedar untuk memberikan keturunan dan akan pergi setelah itu.

"Papa bawa mobil kamu dulu, nanti akan diantar supir Papa kesini." Pak Hilman menepuk pundak putranya, melirik Fiona sebentar lalu masuk ke mobil. Saat akan ke rumah Aidan, mereka memang dijemput oleh Teddy.

"Ayo masuk," ajak Teddy setelah mobil yang dikendarai orang tuanya telah meninggalkan pelataran.

Fiona mengangguk lalu menarik kopernya. Mengikuti Teddy memasuki rumah itu tanpa ada niat untuk membantunya membawa koper yang cukup besar miliknya.

"Bi, tolong antar Fiona ke kamarnya," ucap Teddy pada asisten rumah tangganya.

Wanita setengah baya itu mengangguk, lalu mengambil alih koper Fiona dan mengajaknya menuju kamar yang sudah ia bersihkan sesuai perintah majikannya. Kamar yang terletak di lantai atas dan tak jauh dari kamar Agnes dan Teddy.

Lelaki itu memilih duduk di ruang tengah, sesekali melirik Fiona yang menaiki tangga dengan tampak sedikit kesusahan mengangkat ujung gaun yang dikenakannya. Namun, ia menahan diri untuk tidak membantu. Setelah istri keduanya itu tak terlihat lagi, ia pun segera menaiki tangga dan menuju kamarnya sendiri.

Teddy menjatuhkan bobot tubuhnya di tepi ranjang. Menghela nafas panjang sembari mengusap wajah. Tak menyangka, wanita yang dulu selalu ia damba namun cintanya tak pernah bersambut, kini justru harus menjadi istri keduanya.

"Aku tahu, Fio, kamu hanya terpaksa melakukan ini semata-mata hanya karena merasa bersalah terhadap Agnes. Sejak dulu kamu tidak pernah memiliki perasaan apapun padaku," gumamnya.

1
Dwi Rustiana
mak mau sampe kapan main petak umpet kayak gini 🥱🥱🥱
ddeanash
apa mungkin fiora dibawa ke tempat Vanessa yg diluar negeri yg nikah sama Victor atau siapa itu
Nurlinda: 🤔🤔🤔🤔🤔
ddeanash: nah itu thorr😌kayaknya author ungsikan kesana sekalian menenangkan diri
total 3 replies
Surtia Ningsih
,makin penasaran lanjut
Juni Hutabalian
pasti Aidan tau apa yg terjadi
Retno Harningsih
lanjut
moureza
fiona msh hidup ya thor,tebakanku?
Aditya hp/ bunda Lia
hebat kamu Thor mainin perasaan reader .... ntar Fio bakalan datang lagi kan entah dalam keadaan sadar atau amnesia pokoknya nanti bakalan boommmm yah ... ?
Aditya hp/ bunda Lia
di bawa keluar negri kaaaaan ... Fiona dirawat disana
Cindy
lanjut
Sugiharti Rusli
kira" kenapa Aidan merasa kaget yah dengan ucapan Teddy tentang hari itu yang bertepatan dengan hari kematian kakaknya
Sugiharti Rusli
yah walo bagaimanapun kondisinya, Teddy memang omnya Meisya yah
Sugiharti Rusli
ternyata sudah setahun aja putrinya Fiona dan Teddy
Sugiharti Rusli
bukannya ayah Fiona berprofesi dokter juga yah dulu,,,
Nora toyibah: Kiara yang dokter .
Nora toyibah: Kiara yang dokter .
total 2 replies
Sugiharti Rusli
kira" kemana perginya kedua ortu Fiona yah
Pisces97
dari judulnya aja istri kedua sebenarnya gk suka sama istri kedua tapi hanya ingin mengikuti novel si author ,,
tetap pendukung istri pertama
hehehe 🙏✌️🤭
Nurlinda: hehehe iya dong, tim istri pertama 😁
total 1 replies
Adelia Rahma
bagaimana gak berubah orang yang di do'akan masih hidup..
pasti berat bagi ai karena berpura pura dengan kematian kakanya..
tapi ini cuma pradugaku saja cuma Othor nur lah yang tau pasti hehe
Daulat Pasaribu
ntahla rasanya gk rela aja mereka berdua hidup bahagia
Ma Em
mungkinkah Viona msh hidup lalu dibawa pergi sama orang tuanya keluar negeri, othor buat penasaran saja 😄😅
Kurnia Sumekar
Fiona masih hidup 😂 makanya teddy pas pemakaman di larang hadir
Erna Wati
kaya'y Fiona msh hidup
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!