NovelToon NovelToon
When Love Comes Back

When Love Comes Back

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Pelakor jahat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Irish kembali, membawa dua anak kembar dan luka lama yang telah berubah menjadi kekuatan. Ethan, pria yang dulu mengabaikannya tanpa rasa, kini tak bisa mengalihkan pandangan. Ada yang berbeda dari Irish, keteguhan hatinya, tatapannya, dan terutama... anak-anak itu. Nalurinya berkata mereka adalah anaknya. Tapi setelah semua yang ia lakukan, pantaskah Ethan berharap diberi kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 2

“Tingkat akurasinya?”

“Hampir 100% kalau negatif. Kalau positif, bisa sampai 99,99%.”

Ethan mengangguk pelan, tampak serius menyimak.

“Tapi,” lanjut Leo, “kalau kamu berniat membawa anak kecil untuk pengujian resmi, secara hukum kamu harus membawa dokumen identitas yang menyatakan kamu punya hak atas anak itu, dan menandatangani formulir persetujuan.”

“Irish jelas tidak akan mengizinkanku melakukan itu,” Ethan mendesah. “Makanya aku memanggilmu ke sini, Leo. Aku butuh bantuanmu.”

Ia tahu, sekalipun secara teknis tes bisa dilakukan tanpa dokumen, hasil dan kerahasiaan tes itu akan lebih terjamin jika Leo sendiri yang menanganinya langsung. Dan hanya Leo yang bisa dipercaya untuk merahasiakan semuanya.

Leo tersenyum tipis. “Tentu saja aku bisa bantu. Jujur, aku juga penasaran... apakah anak itu benar-benar darah dagingmu?”

“Kalau aku bisa ambil air liurnya atau rambutnya, itu sudah cukup, kan?” Ethan berdiri, tak sabar. Di benaknya, bayangan wajah kecil anak itu terus terbayang. Ia tidak pernah menyangka perasaan menjadi seorang ayah bisa begitu mendebarkan... meski sudah terlambat empat tahun.

Leo mengangguk dan menjelaskan, “Aku sarankan kamu pakai metode swab mulut. Kita sebut itu tes smear oral. DNA ada di setiap sel tubuh, dan akurasinya sama dengan sampel darah. Prosesnya simpel, tinggal usap bagian dalam pipi anak pakai cotton bud, dan DNA bisa dikumpulkan dari situ. Tidak sakit, dan paling cocok untuk anak kecil. Biasanya aku sendiri yang kumpulkan sampelnya di klinik, biar hasilnya terjaga.”

Leo menatap sahabatnya sejenak, lalu menyipitkan mata. “Tapi jangan bilang kamu mau bawa anak itu langsung ke rumah sakit buat diseka pipinya?”

Ethan cepat-cepat menggeleng. “Tentu saja tidak. Aku punya rencana lain.”

Sebelum Ethan sempat menjelaskan lebih jauh, terdengar ketukan di pintu ruangannya.

Ethan berbalik dan tersenyum kecil pada Leo. “Masuk.”

Pintu terbuka. Zayn sebagai manajer pemasaran masuk dengan map dokumen di tangannya.

“Pak, ini dokumen kerja sama kita dengan taman kanak-kanak. Semua berkas sudah siap, tinggal tanda tanganmu, dan proyek bisa dimulai.”

“Bagus,” ucap Ethan sambil membuka map itu dan membaca cepat. “Aku akan pergi ke lokasi hari ini untuk melihat langsung. Setelah itu, akan aku atur tugas selanjutnya untukmu.”

Zayn menatapnya sejenak. “Perlu saya temani ke sana?”

Zayn mengingat baik pesan Carisa. Saat Ethan keluar kantor, ia harus selalu menawarkan diri untuk mendampingi. Biasanya Ethan tak masalah ditemani, atau bahkan meminta asistennya untuk menemaninya. Tapi hari ini, berbeda.

Ethan melirik Zayn, lalu tersenyum ramah. “Tidak perlu. Kamu sudah bekerja keras menyiapkan ini semalam. Anggap saja ini libur setengah harimu. Pulanglah, jaga Carisa di vila.”

Zayn sempat ragu, ingin menolak. Tapi ketika mendengar perintah itu menyangkut Carisa, dia langsung mengangguk. “Baik, Pak.”

Ethan menepuk bahunya. “Istirahatlah. Terima kasih.”

Setelah Zayn keluar, Leo melipat tangan dan bersandar ke sofa. “Sepupu istrimu itu, setia sekali. Sangat perhatian pada Carisa.”

Ethan tersenyum samar. “Kami bertiga dulu teman di universitas. Zayn orang yang berdedikasi. Aku menghormatinya, dan dia melakukan banyak hal untuk perusahaan.”

Leo menyipitkan mata. “Tapi aneh juga ya. Carisa dan Zayn sepupuan?”

Ethan terkekeh kecil. “Ayah Carisa adalah saudara dari ibu Zayn."

Leo hanya mengangguk.

Ethan berdiri, memungut jasnya. “Ayo. Kita ke taman kanak-kanak.”

 

Di taman kanak-kanak...

Vivi dan Nathan sedang bermain balok kayu bersama teman-temannya. Tawanya renyah, polos seperti anak seusianya. Di sisi lain kelas, para guru sedang berbincang saat pintu mendadak terbuka dan sekelompok pria berjas masuk bersama kepala taman kanak-kanak.

Para guru segera berdiri, terkejut melihat siapa yang datang. Bahkan kepala sekolah terlihat gugup.

Beberapa bulan lalu, Irish datang ke sekolah ini dan memohon agar anaknya bisa diterima di sini. Ia bahkan membayar biaya tambahan yang cukup besar. Saat itu, kepala sekolah hanya menganggapnya sebagai seorang ibu biasa yang nekat.

Tapi hari ini, segalanya berubah. Ethan, pria paling berpengaruh di kota ini, menyumbangkan satu gedung baru untuk taman kanak-kanak mereka. Gratis. Dan dia akan datang sendiri ke lokasi.

Kini, kepala sekolah menyadari betapa beruntungnya mereka.

Kepala sekolah segera meminta guru untuk memanggil Vivi dan Nathan.

Guru TK mereka berjongkok, tersenyum selembut mungkin. “Vivi, Nathan, ada seorang paman yang ingin bertemu kalian. Boleh ya, kalian ikut guru ke ruang depan?”

Nathan sedikit mengernyit. “Kenapa kami?”

Vivi menambahkan, “Kenapa bukan anak lain?”

Guru mereka tampak sedikit bingung, lalu menjawab, “Karena kalian anak-anak yang paling sopan dan pintar. Kalian bisa mewakili teman-teman untuk menyapa paman yang sangat baik ini.”

Si kembar saling memandang lagi. Mereka tahu, itu bukan jawaban sebenarnya, tapi mereka tidak membantah.

“Baiklah,” gumam Nathan sambil menggenggam tangan adiknya.

Guru mereka tersenyum lega, lalu menggandeng mereka keluar kelas. Mereka dibawa ke depan sebuah pintu kantor yang dijaga beberapa staf dan orang dewasa berpakaian rapi.

Kepala taman kanak-kanak keluar dari ruangan itu dan berjongkok di depan mereka. “Nanti saat kalian masuk, bersikap baik ya. Paman ini adalah orang yang sangat baik, dia menyumbangkan gedung untuk taman bermain kalian.”

Vivi tidak menjawab. Nathan menunduk.

Kepala sekolah canggung sejenak, lalu berdiri dan membuka pintu. “Silakan masuk.”

Vivi dan Nathan melangkah masuk.

Di dalam ruangan itu, Ethan dan Leo sudah duduk menunggu.

Saat melihat si kembar masuk, Leo langsung terdiam. Wajahnya menegang. Ia melirik Ethan dengan pandangan tak percaya.

“Ethan…” bisiknya pelan. “Itu… itu kembar. Tapi... wajah mereka…”

Ethan hanya menatap Vivi dan Nathan dengan mata yang dalam. Ia sudah menduga sebelumnya. Tapi melihat langsung, melihat mata mereka, bentuk dagu, sorot tatapan mereka yang sama persis seperti dirinya, itu membuatnya terdiam.

Ia berjongkok, dan berusaha tersenyum ramah. “Hai. Kalian Vivi dan Nathan, ya?”

Vivi mengangguk. Nathan tetap diam, matanya mengamati Ethan dengan hati-hati.

“Kemarin, aku datang ke taman kanak-kanak kalian. Hari ini, aku ingin menyumbangkan sebuah gedung untuk kalian bermain. Kalian senang?”

“Guru-guru pasti senang,” jawab Vivi. “Tapi kami khawatir... biaya sekolah kami akan naik.”

Leo hampir tertawa, menahan napasnya agar tidak meledak. Ia menepuk lengan Ethan. “Kalau aku jadi kamu, aku langsung ambil sampel DNA sekarang. Anak-anak ini, benar-benar cetakanmu.”

Ethan tak membalas candaan itu. Tatapannya tetap tertuju pada si kembar. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, sesuatu yang menyesakkan.

“Aku bisa kasih kalian masing-masing gedung kalau kalian mau,” kata Ethan pelan.

Nathan menatapnya, lalu menjawab datar, “Mama bilang, kita tidak boleh menerima barang dari orang asing begitu saja.”

Ethan menelan ludah. Ia tahu, pembicaraan ini akan sulit.

“Ayah kalian…,” ia mulai dengan suara pelan, “kalian tahu di mana dia?”

Si kembar terdiam. Lalu, Vivi membuka suara dengan hati-hati.

“Mama bilang... ayah kami pergi sangat jauh dan belum kembali. Tapi suatu hari nanti, kalau kami ingin mencarinya, mama akan memberitahu di mana dia.”

Jawaban itu membuat Ethan hampir kehilangan kendali emosinya. Ia menarik napas dalam-dalam. “Kalau... kalau ayah kalian kembali, kalian mau bertemu dengannya?”

“Tidak,” jawab Nathan cepat.

Ethan terdiam, terpukul.

“Mama sudah cukup untuk kami,” lanjut Vivi. “Kami tidak butuh siapa pun lagi.”

Leo yang berada di belakang Ethan menatap si kembar dengan ekspresi kagum dan sedih bersamaan.

“Apakah karena mama kalian membenci ayah kalian, jadi kalian juga membencinya?” tanya Ethan dengan suara nyaris bergetar.

Vivi menggeleng pelan. “Mama tidak pernah mengajarkan kami untuk membenci siapa pun. Katanya, jangan menghukum diri sendiri hanya karena kesalahan orang lain.”

Jawaban itu menghantam hati Ethan seperti palu. Matanya memanas, tapi ia menahan semuanya dalam diam.

Leo menoleh dan berbisik pelan, “Violet, dia luar biasa. Mendidik anak-anak ini dengan kasih, bukan dendam.”

Ethan hanya mengangguk kecil. Dalam hati, ia tahu, ia telah kehilangan empat tahun berharga, dan tidak bisa menebusnya hanya dengan menyumbangkan sebuah gedung.

Setelah beberapa saat hening, Nathan melangkah maju. Ia menatap Ethan dengan tajam dan berkata, “Paman, tolong... jangan datang menemui kami lagi, ya?”

Ethan membeku. “Kamu... kamu membenciku?”

Nathan menggeleng. “Aku takut pada paman... Kemarin saat melihat paman dia jadi sedih.”

Kata-kata itu membuat Ethan tak bisa berkata-kata.

Padahal, ia tahu… dari dalam hati, anak-anak ini mungkin ingin mengenalnya lebih dekat. Tapi cinta mereka pada ibunya lebih besar dari rasa penasaran itu.

Ethan menunduk dalam-dalam. Setelah beberapa saat, ia berkata pelan, “Baik. Aku janji.”

Vivi mengulurkan tinjunya ke arah Ethan. “Pria sejati harus tepati janji.”

Ethan terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil dan menyambut tinju kecil itu dengan lembut. “Aku akan tepati ucapanku.”

1
Nanda
The best thorku😊
Nanda
The best thorku😉
Delisa
Bagus thor.. bintang lima pokoknya
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Ddek Aish
siap2 kau bakal tersingkir jalang
Desi Trikorina
semangat lanjut ceritanya thor
Waryu Rahman
Thor update tambah lagi donx
Ddek Aish
itu belum seberapa dari penderitaan yang dialami oleh Irish.
Adinda
Lanjut thor
Adinda
kapan si carissa ketahuan thor, lanjut Thor
Desi Trikorina
asik bacanya tidak terlalu menekan pembaca
Ddek Aish
Ethan pasti galau dengan perasaanny sekarang
Adinda
Lanjut thor
Nurul Boed
lepasin jessy dari jeremy kak,, abis tu semoga kelakuan bejat Carisa dan zyan juga segera ke bongkar

gemessaa lihatnya
Desi Trikorina
thor hajar wanita dan laki2 jalang yang ngak tau terimakasih itu..biar mereka sadar
Waryu Rahman
judulnya di ganti ya thor
Lela Alela: Iya kak, judulnya saya ganti
total 1 replies
Ety Murtiningsih
hadehhtt ada lagi manusia macem jeremy
Desi Trikorina
hajar jeremy dan ibunya dong dokter
Nurul Boed
jgn sampek uang Irish buat pacarnya jeremy kak,, bener² ngak relaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!