Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7.
Jalu kembali pulang pada malam hari setelah seharian sibuk dengan proses tanda tangan kontrak agen - pemain/pelatih bersama Victor dan kedua pemain yang Jalu dapatkan sebelumnya dari informasi pemain muda.
Proses tanda tangan kontrak agen - pemain dengan Noah berjalan sangat lancar setelah Ayah Noah banyak mengobrol dengan Jalu mengenai karir Noah kedepannya. Hal ini tentu membuat keputusan Ayah Noah menjadi condong pada persetujuan sehingga Noah pun akhirnya mau tidak mau setuju mengingat bahwa Jalu bisa sangat membantu nya.
Mengenai kenapa pulang bisa menjadi sangat terlambat sampai malam hari karena di jalan, Jalu sedikit terjebak dengan sebuah kecelakaan lalu lintas.
Apalagi Jalu juga sedikit tersasar saat akan menuju rumah Milo karena adanya beberapa perubahan situasi pada jalan yang sebelumnya Jalu sangat ketahui mengenai situasi wilayah rumah Milo.
Adanya perubahan pada situasi jalan itu akhirnya membuat Jalu harus banyak bertanya mengenai jalan ke alamat rumah Milo.
Untungnya proses tanda tangan kontrak agen - pemain dengan Milo sangat mudah, sangat cepat dan lancar sekali karena Milo tidak banyak bertanya apa apa lagi setelah Jalu menjelaskan semuanya.
Apalagi situasi keluarga Milo sedikit kurang baik di bandingkan Noah sebelumnya karena ternyata Milo hanya memiliki Ayah dan Kakeknya yang sedang sakit sehingga dengan situasi seperti itu, Milo segera setuju saat Jalu bisa membantunya.
Setelah menyelesaikan mandi dan makan malam, Jalu kembali ke kamarnya dan segera mengoperasikan sistemnya untuk menerima hadiah dari misi yang sudah di selesaikan karena sudah menandatangani kontrak agen - pemain dengan dua pemain.
[Dapatkan hadiah dari tanda tangan kontrak agen - pemain (Noah), hadiah di berikan :
ⓐ. 50 poin potensial
ⓑ. 500 koin
ⓒ. +5 pada nilai kualitas pemain]
[Dapatkan hadiah dari tanda tangan kontrak agen - pemain (Milo), hadiah di berikan :
ⓐ. 50 poin potensial
ⓑ. 500 koin
ⓒ. +5 pada nilai kualitas pemain]
Jalu segera menekan tombol terima hadiah di dua kolom misi yang terselesaikan ini. Setelah misi kembali ke tampilan semula, Jalu segera mengalokasikan hadiah hadiah yang memang seharusnya di kembalikan kepada kedua pemain tersebut.
50 poin potensial dari hadiah penyelesaian misi Noah segera di gunakan untuk meningkatkan nilai potensi Noah sebanyak 5 poin sehingga potensi Noah menjadi 83 - 88 dari yang asalnya 78 - 83.
Kemudian +5 pada nilai kualitas pemain segera di alokasikan ke kualitas Noah yang membuat kualitas Noah menjadi 57 dari yang asalnya dari 52.
50 poin potensial dari hadiah penyelesaian misi Milo segera di gunakan untuk meningkatkan nilai potensi Milo sebanyak 5 poin sehingga potensi Milo menjadi 83 - 88 dari yang asalnya 78 - 83.
Kemudian +5 pada nilai kualitas pemain segera di alokasikan ke kualitas Milo yang membuat kualitas Noah menjadi 58 dari yang asalnya 53.
Melihat perubahan pada kualitas dan potensi dari kedua pemainnya, Jalu mengangguk puas dan tahu bahwa tugas selanjutnya adalah mendapatkan klub untuk keduanya.
Sebelum menutup sistemnya, tatapan Jalu tertuju pada jumlah koin yang di milikinya saat ini.
"Ada 1500 koin, haruskah aku menggunakannya lagi atau menunggu dulu sampai kedua pemain sebelumnya mendapatkan klub?"
Sambil rebahan di atas ranjang kasurnya, Jalu menatap koin yang di milikinya saat ini.
"Haruskah aku gunakan dan dapatkan 3 pemain dulu lalu berhenti sejenak untuk memfokuskan pada ketiganya?"
Jalu segera berpikir dengan tenang sambil memperhitungkan semuanya.
Jika koin yang ada saat ini di gunakan, maka akan tersisa 500 koin dengan 1 pemain muda yang akan menghasilkan 500 koin lagi setelah penandatanganan selesai.
Itu berarti sisa koin akan tersisa 1000 dan jika semuanya menandatangani kontrak dengan klub termasuk pelatih juga, maka koin bisa bertambah menjadi 1000 lagi.
Total dengan perhitungan seperti ini akan membuat Jalu mempunyai simpanan koin sebanyak 2000 koin dan itu bisa di gunakan kapan saja.
"Baiklah, mari gunakan saja!"
Jalu segera mengoperasikan sistemnya pada fitur toko untuk membeli item informasi pemain muda/pelatih dengan potensi★★★★☆.
Dengan pertanyaan sistem mengenai pilihannya, Jalu tentu memilih informasi pemain muda dan tampilan layar menampilkan penampakan yang sangat familiar.
Jalu menarik tali yang menggulung gulungan kertas dan secara perlahan gulungan kertas terbuka dengan berakhir menampilkan sebuah informasi pemain muda dengan sangat detail seperti sebelumnya.
[Nama : Prabu Eswara
Kebangsaan : Indonesia
Lahir : 1 Januari 2003 (17)
Tinggi : 1,79 meter
Posisi : Gelandang Bertahan (CDM)
Kaki : Kanan (2) Kiri (2)
Kualitas : 55
Potensi : 78 - 83
Gaya bermain/karakteristik : ...
Klub : -
Nilai pasar : -
Kesetiaan : -
Catatan : ...]
"Hahaha!"
Jalu tiba tiba tertawa sangat puas setelah melihat informasi pemain yang di tampilkan oleh layar sistem. Jalu tertawa setelah melihat pada kolom kelahiran dan juga kolom catatan.
Hal yang paling tidak Jalu duga adalah para pemain muda ini benar benar memiliki tahun kelahiran yang sama. Hal ini tentu membuat Jalu memiliki sebuah gambaran dan pemikiran yang berani juga gila.
Pemikiran seperti itu membuat Jalu juga bergetar hatinya karena tidak tahu akan jadi seperti apa, jika apa yang di pikirkan nya benar benar terwujud.
Mengenai bagian atau kolom mana yang membuat Jalu tertawa ada pada kolom catatan karena catatan ini berisi alamat pemain yang juga berasal dari Bandung. Hal ini tentu membuat Jalu sangat bahagia karena tidak perlu jauh jauh bepergian.
Selain itu, Jalu semakin yakin bahwa dirinya benar benar di berkahi oleh sebuah keberuntungan yang amat besar semenjak kepulangannya ke Bandung.
"Baiklah, besok segera datangi pemain bernama Prabu ini dan jadikan pemain ketiga dengan status klien keempat."
Umm?
Sebelum bisa keluar dari sistem, Jalu mendengar dering ponselnya yang menandakan tanda adanya panggilan masuk.
Jalu segera beranjak lalu berjalan menuju jaketnya untuk mengeluarkan ponsel yang sebelumnya di simpan dan belum di keluarkan sama sekali.
Melihat nama pemanggilnya, Jalu tertegun dan segera menepuk dahinya. Panggilan ini berasal dari Ramon dan Jalu tentu melupakan janji nya untuk mengobrol karena Jalu benar benar di kejar waktu untuk menyelesaikan semuanya secepatnya.
Menerima panggilan masuk dari Ramon dengan sentuhan jarinya, panggilan segera terhubung.
"Jalu, kamu benar benar bajingan ya! Kamu bilang akan kembali setelah menyelesaikan urusanmu untuk mengobrol denganku tapi aku menunggu sampai malam begini dan kamu tidak muncul juga. Dimana kamu sekarang hah?"
"Aku di rumah Mon, hahaha."
"Maafkan aku, mari bertemu besok! Datanglah ke rumahku pagi pagi sekali dan temani aku menyelesaikan urusan lainnya lalu kita mengobrol."
"Oke! Kali ini kamu harus menepati apa yang kamu katakan!"
"Itu pasti dan sekali lagi maafkan aku karena aku lupa hahaha."
Jalu mengobrol dengan Ramon di panggilan selama beberapa waktu dan akhirnya mengetahui situasi Ramon saat ini yang merupakan seorang pengangguran.
'Haruskah aku mengajak Ramon bekerja? Jadikan dia sebagai asistenku yang mengurus segala urusan dengan pergi kesana kemari? Lebih baik obrolkan dulu saja dengannya besok dan jika dia setuju maka tak masalah memberikannya pekerjaan sebagai asistenku.'
