Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Jadi, Apa Rencanamu?
Huan-Ran sangat terkejut mendengarnya.
Apa katanya?
Mengulang waktu?
Hidup kedua?
Huan-Ran percaya adanya reinkarnasi setelah kematian. Tapi, mengulang waktu? Artinya seseorang yang sudah mati bisa hidup kembali di kehidupan yang sama? Untuk apa? Memperbaiki nasib? atau mengubahnya?
atau diberi kesempatan untuk balas dendam??
"Aku tahu Kamu mungkin tidak percaya, Akupun begitu, saat pertama kali terbangun. Aku fikir Aku sudah berada di alam barzah. Tapi ternyata Aku menyadari bahwa Aku hidup kembali"
"Kenapa Kamu mati?"
"Aku dibunuh... Oleh Pamanku, Li Tuo-li. Dia membunuh semua anggota keluarga Li yang saat itu sedang hancur. Ayah di tangkap oleh kerajaan atas tuduhan kudeta"
"Pantas saja Kamu begitu mendendam kepada Pamanmu"
"Pada Adikmu juga"
"Huang Fu? Memangnya apa yang Dia lakukan?"
"Dia yang memerintahkan Pamanku untuk menghabisi Keluarga Li"
"Tidak mungkin. Meski dia kejam dan kasar. Adikku memiliki jiwa keadilan dan selalu berpihak pada kebenaran"
"Benarkah? Tapi hati manusia bisa berubah"
Ucap Bao Jia dingin. Huan-Ran langsung terdiam. Melihat ekspresi wajah Bao Jia, Huan bisa langsung tahu bahwa Wanita itu menyimpan kekecewaan yang besar terhadap Huang-Fu.
Bao Jia mulai menceritakan semuanya dari awal, meskipun kejadian di kehidupan ini sepertinya banyak berubah, ingatannya juga sudah banyak yang hilang, tapi Ia berusaha menceritakan semua hal yang dialaminya di kehidupan sebelumnya.
"Aku mengerti sekarang, kenapa Kamu ingin pergi dari sini. Tapi, Aku ingin mengatakan sesuatu. Adikku memang kaku dan kelihatan seperti tidak berperasaan. Tapi, Dia sebenarnya baik. Dia hanya tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan benar sehingga lebih sering membuat orang salah paham. Tapi..."
"Tidak, Aku minta maaf, tanpa mengurangi rasa hormatku padamu, tapi Huang Fu mungkin baik pada orang lain. Tapi, tidak padaku. Di kehidupan sebelumnya Aku di fitnah dan diasingkan selama berbulan-bulan. Tidak pernah sekalipun Dia muncul di hadapanku, bahkan saat Anaknya lahir. Aku mungkin melupakan banyak hal, tapi tidak rasa sakit hatiku padanya"
"Bao Jia..."
"Tolong jangan paksa Aku. Keinginanku hanya pergi dari sini bersama dengan Ayah dan Adikku, bahkan Aku berencana melepaskan Bibi Yi, bagaimanapun setelah meninggalkan kekaisaran ini, berarti Aku dan Ayahku bukan lagi siapa-siapa dan mungkin Kami tidak lagi membutuhkan pelayan"
Bao Jia menunduk, meskipun berat melepaskan seseorang yang selama ini begitu bisa diandalkan dan sangat melindunginya, tapi Bao Jia ingin Liang Yi memiliki kehidupannya sendiri seperti menikah, punya anak dan memiliki keluarga sendiri.
Huan Ran mengangguk, lalu bertanya...
"Apa Kamu juga akan membawanya?"
Huan menunjuk pada perut Bao Jia.
"Bayiku? Tentu saja Aku ingin membawanya, Apa Kamu bisa membantuku?"
"Aku belum tahu. Kita lihat saja nanti"
Bao Jia mengangguk. Jawaban Huan Ran sedikit membuatnya kecewa, tapi Ia bisa memahaminya. Bagaimanapun anak di dalam kandungannya adalah anak dari Adiknya. Huan pasti juga tidak ingin membuat adiknya kehilangan anak bukan?
"Terima kasih. Aku sudah menceritakan rahasiaku padamu juga. Tolong, jangan kecewakan Aku Huan..."
"Tentu saja. Aku... Akan berusaha sebaik mungkin untuk melindungimu. Dari siapapun yang ingin melukaimu"
Ucap Huan-Ran dengan tersenyum. Mata Bao Jia tiba-tiba berair. Ternyata di kehidupan sebelumnya, Ia ingin mendengar kata-kata seperti ini.
Bao Jia selalu merasa sendirian dan putus asa. Mendengar seseorang berkata akan melindunginya, ternyata membuat hatinya begitu nyaman dan lega.
Sambil terisak Bao Jia berkata,
"Te-terima kasih Huan"
"Hei, Kenapa menangis Adik ipar!"
"Karena akhirnya, Aku tidak sendirian"
"Kamu tidak pernah sendirian jika Kamu terbuka dan tidak menutup diri, pelayanmu setia padamu, keluargamu menunggumu. Aku... juga berada di belakangmu. Kamu tidak sendirian"
Bao Jia mengangguk dengan cepat beberapa kali.
"Baiklah, karena Kita sudah bertukar rahasia, mari kita buat rencana. Seperti yang Aku katakan ada 7 artefak kuno yang memiliki kekuatan magis. Di tanganku ada 2. Sesuai hasil penyelidikanku di gua tambang emas, Ayahmu mungkin menyimpan 3 artefak. Dua lainnya masih dalam pencarian ku"
"Sebenarnya apa fungsi artefak itu?"
"Tentu saja sangat berfungsi. Artefak-artefak itu menyimpan kekuatan yang sangat besar. Jika ketujuh artefak itu berhasil di satukan. Dia bisa menyegel kekuatan sihir hitam hingga terkunci di alam kegelapan bawah secara penuh. Itu yang dilakukan ketujuh Klan saat mendirikan Kekaisaran ini"
"Sekarang, Aku mengerti. Aku akan mencoba menanyakannya pada Ayah"
"Ayahmu tidak perlu memberikan artefak itu padaku jika beliau merasa mampu untuk menyimpannya, sampai Aku bisa menemukan 2 artefak terakhir"
Bao Jia mengangguk paham.
Huan-Ran kemudian bertanya,
"Lalu, Kamu sendiri bagaimana? Apa rencanamu kedepannya?"
Bao Jia menarik nafas, kemudian menjawab,
"Aku sudah pernah mengatakannya padamu, keinginanku satu-satunya hanyalah bisa selamat dan hidup bahagia serta panjang umur bersama adik dan Ayahku. Aku tidak menginginkan yang lain kecuali... Bayiku, Aku ingin pergi membawanya tapi... Aku rasa..."
"Huang pasti akan mengejarmu bahkan sampai ke lubang semut sekalipun. Percayalah, meskipun Aku adalah Kakaknya, tapi jujur saja, Aku paling menghindari untuk membuatnya marah. Dalam jiwanya ada api, ada iblis yang bersemayam. Saat Dia marah, Dia bahkan tidak akan mampu mengendalikan dirinya sendiri"
Ucap Huan Ran yang seketika membuat Bao Jia merinding. Ia sudah pernah merasakan kemarahan Pria itu. Tulang Wajahnya yang lemah itu hampir remuk. Huang bahkan tidak mengampuninya saat Mereka menghabiskan malam bersama waktu itu, meski Bao Jia sudah menangis, sampai akhirnya pingsan karena kelelahan. Iblis yang bersemayam dalam jiwa Huang Fu pasti adalah siluman gorila!
"Jadi, maksudmu, Aku harus meninggalkannya? Di istana ini? Tidak! Anakku pasti tidak berumur panjang, orang-orang di istana ini semuanya tidak punya hati nurani, Mereka semua hanya memikirkan kepentingan pribadi. Tidak peduli harus membunuh sekalipun, asal keinginan Mereka tercapai, Mereka pasti akan melakukannya"
"Tapi untuk saat ini Kamu tidak punya pilihan lain. Apalagi keahlianmu hanyalah melukis dan membaca buku"
"Kalau begitu Kamu ajari Aku, ya?"
"Omong kosong! Apa yang bisa ku ajari?"
"Apa saja! Ilmu pengobatan dan racun misalnya?"
"Apa Kamu gila? Lihatlah perutmu... Belajar pengobatan dan racun cukup beresiko, Kamu sedang hamil. Kamu bisa mencelakainya"
Ucap Huan Ran seraya menunjuk ke arah perut Bao Jia yang semakin menonjol.
Mendengar ucapan Huan Ran, Bao Jia langsung merasa kecewa. Jadi, apa yang harus Dia lakukan, Dia pun berkata dengan lemah.
"Di kehidupan lalu, saat orang-orang itu mengasingkan Aku, Aku hanya bisa menangis. Tidak mampu berbuat apa-apa, Aku sendirian. tidak ada satupun orang di istana ini yang memihakku. Saat terbangun Aku dengan percaya diri menulis semua yang Aku alami di kehidupan lalu. Ternyata... Di kehidupan ini, semuanya berubah. Banyak hal yang tidak terjadi sebelumnya, sekarang terjadi. Sekarang, Aku bahkan harus selalu waspada dengan apapun yang sedang atau akan aku jalani di kehidupan ini. Karena Aku tidak tahu, rencana apa yang sedang musuhku siapkan untukku, musibah apa yang akan menimpaku. Saat ini, Aku merasa bahwa takdir langit memang senang mempermainkan manusia"
"Hmmm, Ya sudah kalau Kamu benar-benar mau belajar. Aku akan mengajarimu. Besok Aku akan membawa buku prinsip-prinsip ramuan pengobatan. Sementara Kamu harus fokus mempelajarinya dulu, setelah itu baru belajar tekniknya. Yang terpenting Kamu harus menguasai prinsip dasar pengobatan terlebih dahulu"
"Benarkah??? Kamu bersedia mengajariku??"
"Mmm..." Gumam Huan-Ran dengan wajah masam.
Tapi Bao Jia tahu bahwa Pria itu tidak marah, memang cetakan wajahnya yang mungkin sudah menyebalkan sejak lahir.
"Tapi jangan lupa tentang Ayahmu"
"Hmn! Jangan khawatir, Aku akan segera mengaturnya"
"Baiklah, sampai jumpa besok, murid baruku! Aku pergi dulu. Beristirahatlah dengan cukup, Karena Aku bukanlah guru yang penyayang"
Ucapnya, Tapi Bao Jia sama sekali tidak terpengaruh. Ia dengan kesadaran penuh berkata,
"Baik, Guru!!"
Huan Ran tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Bao Jia. Mereka pun menghabiskan sisa sore itu bersama dengan membahas banyak hal. Tanpa disadari seseorang telah melaporkan keakraban keduanya, pada seseorang....
Bersambung...
sedappp kannn rasanya/Facepalm/
semangat Thor update nya ditunggu 💪
sedih kalau gantung ceritanya soalnya ceritanya GG
alur ceritanya enak tuk dibaca
kita terbawa emosi,keren semangat Thor
semangat/Determined//Determined//Determined//Determined/