Pendekar Pedang Dewa Iblis
Udara di bulan ini terasa lembab dan siang hari tidak lagi begitu panas seperti sebelumnya. Dedaunan yang sebelumnya menghijau, kini tampak berubah warna kekuningan, sementara di tanah daun yang berwarna kecoklatan berserakan di tiup angin.
Tidak jauh dari pepohonan yang bergoyang di terpa angin, sebuah halaman luas dengan tanaman anggur yang siap dipanen tampak tidak terpengaruh dengan terpaan angin. Diantara buah anggur yang sudah ranum, seekor Musang Bulan melompat dengan riang sambil memegangi buah anggur.
Seolah tidak terpengaruh dengan aktivitas seorang pemuda yang menyapu, Musang Bulan itu justru sesekali bersikap usil melemparkan buah anggur yang baru saja dipetiknya.
"Hai, jangan menggangguku" Ucap pemuda tersebut sambil menyapu halaman.
Musang Bulan yang berlindung diantara rimbunan pepohonan itu tetap cuek, ia benar-benar tampak akrab dengan sosok pemuda yang bernama Long Guan itu.
Di Sekte Pedang Langit, Long Guan sudah sejak lama diabaikan. Kabar tentang kepergian ayahnya yang bergabung dengan Sekte Iblis seolah menyandera dirinya yang berada di Sekte Pedang Langit.
Dahulu sejak ia kecil, ia sudah tinggal di Sekte dan hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras seperti sekarang. Ayahnya bernama Long Aiguo, seorang pendekar berpedang yang sangat terkenal di Sekte. Long Aiguo memiliki banyak jasa besar dalam menyelesaikan misi yang diberikan oleh Sekte, bahkan Sekte mengangkat dirinya sebagai seorang Tetua muda yang sangat berbakat.
Namun kejadian tiga tahun lalu, saat Long Guan berusia 14 tahun ayahnya melakukan tindakan yang melanggar etika. Entah bagaimana ceritanya, Long Aiguo dikabarkan telah menyelamatkan seorang wanita putri dari Sekte Awan Hitam, bahkan Long Aiguo juga tidak kembali ke Sekte Pedang Langit seolah dirinya terjebak oleh pesona wanita iblis yang menyesatkan, itu adalah Xu Yan'er gadis rubah ekor sembilan yang terkenal memiliki sejuta pesona.
Hanya Ketua Sekte Pedang Langit saja yang mengetahui kejadian sebenarnya, namun karena alasan tertentu ia tidak mengungkapkannya ke permukaan.
Selama berada di Sekte Pedang Langit, tahun-tahun berikutnya menjadi masa yang sulit bagi Long Guan. Bahkan karena fitnah keji yang ditujukan pada ayahnya, ia dikucilkan dan tidak mendapatkan pengajaran dari seluruh cabang ilmu beladiri yang diajarkan oleh Sekte Pedang Langit.
Long Guan dihina oleh seluruh murid, diasingkan dan dijadikan sebagai murid pekerja dengan pengawasan yang ketat. Ia hanya diperbolehkan keluar untuk mencari tanaman herbal ke hutan mati. Tempat berbahaya yang jarang dimasuki oleh murid karena banyak hewan iblis yang berkeliaran.
Long Guan tidak patah semangat atau bersedih, dengan kondisinya ia percaya jika ayahnya tidak melakukan pengkhianatan seperti yang dituduhkan. Ia yakin jika ayahnya tidak melakukan kesalahan, oleh karenanya ia akan bertekad untuk membuktikan sekaligus membersihkan nama baik ayahnya di Sekte Pedang Langit.
"Cit.. Cit.." Suara musang bulan memanggil Long Guan.
"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Long Guan sambil meletakkan gagang sapu.
"Cit.. Cit.. Cit"
Musang bulan itu melompat ke pelukan hangat Long Guan sambil menciumi pakaian Long Guan.
"Ah, geli She Mao" Ujar Long Guan menyebut hewan tersebut.
Di Sekte, She Mao bisa dikatakan satu-satunya teman yang bisa diajak berbicara. Musang Bulan itu ia temukan dari hutan mati saat ia mencari tanaman obat, saat itu She Mao masih kecil dan terluka akibat diburu oleh seekor serigala putih.
Beruntung saat itu Long Guan datang tidak terlambat, meski ia juga mempertaruhkan nyawa namun pada akhirnya serigala putih itu pergi menjauh memasuki pedalaman hutan mati.
Sejak saat itu, hewan yang biasa muncul di malam hari itu menjadi akrab dengan Long Guan. Bahkan She Mao memiliki kebiasaan aneh yang tidak takut menghadapi sinar matahari, ia juga suka buah-buahan seperti layaknya manusia makan.
Tidak berasa mereka bercanda dengan riang, hingga kedatangan seorang murid dari Paviliun obat datang dengan tergesa-gesa.
"Long Guan, cepatlah ke hutan mati. Seorang murid tengah terluka berat dan membutuhkan rumput Spiritual Emas" Ucap seorang pemuda yang memakai baju Sekte.
"Baik.." Ucap Long Guan seperti biasa.
"Cepat lah, kali ini Tetua Mu Chen sendiri yang akan menangani pengobatan" Kata pemuda tersebut dengan nada memperingatkan.
"Ya, aku mengerti" Jawab Long Guan tanpa bisa menolak.
Setelah menyampaikan pesan, pemuda tersebut pergi dengan langkah cepat. Sepertinya memang telah terjadi sesuatu hingga seorang Tetua Paviliun harus tangan sendiri untuk menyembuhkan murid Sekte.
"Apa yang terjadi?" Gumam Long Guan dengan sedikit bingung.
Namun mengabaikan pertanyaannya sendiri, ia segera bergegas pergi untuk menuju hutan mati.
"She Mao, kamu tunggu di sini ya" Ucap Long Guan pada sahabatnya itu.
"Cit.. Cit"
She Mao tidak beranjak, justru ia menggigit lengan baju Long Guan seolah tidak mau berpisah.
"Apakah kamu ingin ikut dan merindukan hutan mati?" Tanya Long Guan sambil tersenyum.
"Cit.. Cit.." Musang Bulan itu mengangguk dengan antusias.
"Baiklah, kamu boleh ikut" Kata Long Guan.
"Cit.. Cit.. Cit.. Cit"
Musang Bulan itu melompat kegirangan, seperti anak kecil yang diberi permen ia tidak mau melepaskan diri dari Long Guan.
Menyaksikan hal tersebut, Long Guan tersenyum bahagia memperlihatkan deretan gigi putihnya yang berbaris dengan rapi.
Tidak lama kemudian, dengan membawa keranjang obat serta beberapa bekal makanan, Long Guan menyertakan She Mao dalam perjalanannya menuju hutan mati.
Sudah hampir satu bulan lebih ia tidak menginjakkan kaki ke tempat tersebut, musim panas sebelumnya menyebabkan cadangan obat melimpah dan tidak ada kejadian khusus. Sehingga Long Guan hanya mendapatkan tugas membersihkan halaman pekarangan Sekte bersama dengan murid pekerja lainnya.
"Musim gugur membuat angin terasa lebih dingin, apakah musim dingin akan datang lebih awal?" Batin Long Guan yang merasakan perubahan iklim secara tiba-tiba.
Meski Sekte Pedang Langit berada di wilayah pegunungan, namun situasi seperti perubahan iklim sangat jarang terjadi. Bahkan dalam catatan sejarah, anomali cuaca seringkali dihubungkan dengan kekuatan gaib yang mampu menentang kehendak langit.
Namun dengan pemahaman Long Guan yang terbatas, ia mengabaikannya dan justru mempercepat langkahnya untuk menuju hutan mati. Beda halnya dengan She Mao, hewan jenis Musang Bulan itu tampak terdiam sambil memandangi langit yang sepertinya menandakan badai angin musim dingin.
She Mao terdiam seolah menyimpan rahasia yang tidak ingin ia ungkapkan, ia kemudian menatap ke punggung Long Guan dari keranjang obat tempat ia berada.
Waktu perlahan berlalu, hingga menjelang senja Long Guan belum menemukan rumput emas. Karena terlalu serius mencarinya ia tidak menyadari jika langkahnya sudah menyimpang dari jalur biasa, kini di tengah ancaman suhu yang berubah ekstrim Long Guan mulai merasakan kepanikan.
Meski berusaha tenang, Long Guan tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya akibat kabut yang sudah turun menyelimuti hutan mati. Area pegunungan yang jarang dikunjungi oleh orang, membuat Long Guan merasakan sedikit ketidaknyamanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Musang Bulan
2025-04-03
2
Ibad Moulay
Awal Kisah
2025-04-03
2