NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Mencintainya

Ternyata Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Kelvin muncul dari dapur sambil mengelap tangan dengan handuk kecil. Ia berdiri tegak di depan Wilona.

“Semua piring sudah bersih dan mengkilat!” ujarnya penuh percaya diri.
“Sekarang waktunya penyerahan hadiah!”

Wilona melirik geli ke arahnya.
“Iya, iya … sini sini”

Kelvin langsung duduk di samping Wilona, wajahnya mendekat dengan ekspresi penuh harap. Wilona tertawa kecil dan memberikan ciuman ringan di pipinya.

Ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yuk✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Ternyata Aku Mencintainya

Sore hari di kantor

Masih di hari yang sama. Pukul 17.30 Kelvin baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Namun, saat ia hendak meninggalkan ruangannya, pintu tiba-tiba terbuka. Viona melangkah masuk dengan dress hitam yang sangat pendek, senyum menggoda tersungging di bibirnya.

"Hai…" ucap Viona manja sambil berjalan mendekat.

Kelvin langsung memalingkan wajah, ekspresinya jelas menunjukkan rasa muak. Ia menarik napas pendek sebelum bertanya dingin,

"Mau apa kamu ke sini?"

Mata Viona berbinar, senyumnya seolah dibuat-buat.

"Vin, aku ke sini karena—"

Belum sempat kalimat itu selesai, Kelvin sudah melangkah mendekat dengan tatapan dingin menusuk.

"Keluar!" ucapnya tegas.

Viona masih berani memeluk lengannya, tapi Kelvin dengan cepat menepisnya.

"Jangan pernah berani, ganggu aku lagi," ujarnya, lalu membuka pintu dengan wajah marah.

"Vin… aku menyesal," ucap Viona, mencoba merayu dengan ekspresi sedih. "Ternyata aku nggak cukup bahagia sama Gifa."

Kelvin mendengus sinis.

"Kamu pikir aku peduli? Itu pilihanmu kan? Sekarang, kamu pilih keluar sendiri, atau aku panggil security?"

Tatapan Kelvin tak main-main. Menyadari usahanya sia-sia, Viona akhirnya melangkah keluar. Namun di kepalanya, ia sudah merencanakan cara lain untuk merebut Kelvin kembali.

****

Sesampainya di rumah sakit.

Kelvin melangkah cepat menuju kamar Wilona. Raut wajahnya masih menyisakan kekesalan dan amarah karena ulah Viona tadi di kantornya. Namun, sebelum membuka pintu kamar, ia berhenti sejenak.

Menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam emosinya, lalu memaksakan senyum agar Wilona tidak melihat sisi buruk harinya.

Ketika pintu kamar terbuka, pemandangan yang ia lihat membuat keningnya berkerut. Penjaga Wilona sedang membereskan beberapa barang di meja dan lemari kecil di sudut ruangan.

Wilona sendiri duduk tenang di atas ranjang, mengenakan pakaian santai rumah sakit. Begitu matanya menangkap sosok Kelvin di ambang pintu, senyum lembut langsung merekah di wajahnya, seolah segala yang mengganggu pikirannya sirna hanya dengan melihat Kelvin.

Kelvin melangkah masuk, kebingungan.

"Mbak? Kok barang-barangnya diberesin? Mau pindah kamar lagi, ya?" tanyanya pada sang penjaga.

Penjaga itu menoleh sambil tersenyum tipis.

"Anu, Pak… kata dokter, Ibu Wilona sudah boleh pulang hari ini."

Mata Kelvin langsung membesar. Senyumnya terbit perlahan, namun tulus, seperti tak percaya dengan kabar yang baru saja ia dengar. Jantungnya berdegup kencang, tapi kali ini karena bahagia.

Ia segera menghampiri Wilona, langkahnya cepat.

"Sayang? Ini beneran?" ucapnya, suaranya mengandung campuran harap dan kagum.

Wilona mengangguk sambil tersenyum, lalu meraih tangan Kelvin.

"Iya, sayang… kata dokter kondisiku sudah sangat baik. Aku sudah boleh pulang."

Tanpa banyak bicara, Kelvin menariknya ke dalam pelukan hangat. Ia memeluk Wilona erat-erat, seolah takut kehilangan lagi. Matanya berkaca-kaca, bukan karena sedih, melainkan rasa syukur dan haru yang meluap.

"Aku bener-bener lega…" bisiknya, menahan getaran di suaranya.

Wilona tersenyum di dalam pelukannya, merasakan detak jantung Kelvin yang cepat. Bagi keduanya, momen itu bukan sekadar kabar pulang, tapi awal baru setelah melewati masa-masa sulit bersama.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Seorang dokter masuk dengan langkah tenang, diiringi dua perawat di belakangnya. Salah satunya membawa beberapa lembar kertas yang tersusun rapi di map, sementara yang lain mendorong sebuah kursi roda berwarna biru tua untuk Wilona.

"Selamat malam, Pak Kelvin, Bu Wilona," sapa sang dokter dengan nada ramah.

Kelvin menoleh, sementara Wilona perlahan melepaskan pelukannya dari Kelvin.

"Selamat malam, Dok," jawab Kelvin sopan, mencoba membalas senyuman sang dokter.

Dokter itu mendekat, ekspresinya hangat dan penuh keyakinan.

"Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, kondisi Ibu Wilona sudah stabil dan dinyatakan boleh pulang hari ini," ujarnya sambil menatap Wilona dengan tatapan menenangkan.

Wilona tersenyum lega, sementara Kelvin hanya mengangguk, masih merasakan kebahagiaan yang membuncah di dadanya.

Dokter melanjutkan,

"Ini surat rujukan untuk rawat jalan, Bu. Nanti setiap minggu sekali, Ibu bisa datang untuk pemeriksaan rutin. Di dalamnya sudah tercantum jadwal kontrol dan daftar obat yang perlu dikonsumsi di rumah."

Beliau memberikan map itu kepada Kelvin, yang langsung menerimanya dengan hati-hati.

Salah satu perawat maju sedikit sambil memegang gagang kursi roda,

"Kami juga menyediakan kursi roda jika Ibu Wilona ingin menggunakannya saat keluar dari rumah sakit, agar tidak terlalu lelah," ujar sang dokter, memberi isyarat kepada perawat

Wilona melirik kursi roda itu, lalu tersenyum tipis,

"Kalau untuk keluar dari sini… sepertinya aku mau, deh. Biar Kelvin nggak repot," ujarnya sambil melirik manja ke arah Kelvin.

Perawat lainnya kemudian menyerahkan selembar kertas tambahan kepada Kelvin,

"Pak, ini untuk dibawa ke resepsionis, agar bisa diproses administrasinya sebelum pulang," jelasnya singkat.

Kelvin mengangguk paham, menyelipkan kertas itu di antara map yang sudah ia pegang.

Setelah itu, dokter dan kedua perawat itu berpamitan keluar, meninggalkan Kelvin dan Wilona berdua di dalam kamar, membiarkan mereka menikmati momen bahagia tanpa gangguan.

...----------------...

1
Kutipan Halu
mampus lo vio😒😤
Adifa N
semangat thorr 😊✨ 🌹
sjulerjn29
tapi aku penasaran apa yg mau diomongin sama gifa,apa ada rahasia kah?🤔
Adifa N
cantik banget wilona /Drool//Drool/
Nurul An-nisa
Kelvin aja si Wil menurut aku. soft spoken banget😍😍😍
bluemoon
si biawak Aer mau cari mangsa baru kah🫣🤣
drpiupou
heboh banget si Mira. masalahnya dia itu berisik bu/Sob/
Iqueena: Berisik buangettt🤣
total 1 replies
Xlyzy
jalan jalan dulu lah kenapa langsung pulang
TokoFebri
Setelah melihat penilaian dari pembaca, aku sadar bahwa karya ini memang layak untuk dijuluki terbaik. Alurnya mengalir.. yang penting ceritanya tidak membosankan. semangat terus thoorr sayang.
IG : @dadan_kusuma89
Manusia kan tempatnya salah dan lupa Mir, waktu itu kan kondisi dini hari. Semua tanpa kesengajaan. Namun, begitu Kelvin tau Wilona dilarikan ke rumah sakit, dia langsung OTW tanpa nunggu matahari terbit.
Iqueena: Mira nya terlalu sayang dengan Wilona 🥹🥹
total 1 replies
Dasyah🤍
astaga ngak dia dia ambil Wilona,kalo berani tinggal hajar aja
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Bagus Vin, km hrs jagain wilo jgn sampai si bajul iku ngrecoki
Drezzlle
Jadi baper /Facepalm/
Drezzlle
Kelvin aku juga mau di kecup /Facepalm/
Na_dhyra
kelvin tipe CEO yang baik hati,ramah dan tidak sombong yaa thor...hehehe
Septi Utami
overthinking yang sering terjadi dikisah percintaan🫢
Ceyra Heelshire
wiiih manis bngt
Iqueena: Iya kannn🥹
total 1 replies
Bulanbintang
Sukuriin/Joyful/
Bulanbintang
Ada dalangnya, Wil. Tahu kan siapa?
Iqueena: Mak lampir😆
total 1 replies
TokoFebri
Viona, Kelvin udah mulai ilfeel tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!