Delaney Edrea, gadis usia 24 tahun yang tiba tiba di bawa untuk menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal, apalagi pria itu usianya jauh di atasnya selain itu pria tersebut ternyata memiliki gangguan kejiwaan atau stress karena masa lalunya. Membuat Edrea gadis miskin dan sederhana itu menjadi sulit untuk menolak perintah itu.
Bagaimana nasib Edrea selanjutnya saat pria yang dia nikahi setahun lalu sudah sembuh dari stressnya dan tiba tiba wanita masa lalu sang suami juga muncul? Apakah Edrea bisa memaafkan suami dan mertuanya? Atau dia pergi saat dia merasa habis manis sepah dibuang?
yuk yang suka genre nikah paksa dan rumah tangga ikuti terus kisah ini ya baca baca yuk... semoga suka. jangan lupa dukungannya , like komen subscribe vote dan beri ulasan bintang limanya, thank you so much... Semoga suka. Happy reading...lope lope sejagat...muah muah💝👍🙏😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seuntai Doa Untukmu
Semua hari hari yang dilalui oleh Edrea bukan hari hari yang mudah dan menyenangkan. Tapi banyak sekali liku dan gelombang.
Siang itu tanpa di disangka sangka sang mertua datang dan langsung masuk begitu saja.
" Hei kau ternyata menantu pemalas Ya??? Jam segini kau belum masak dan belum bersih bersih rumah. Lihat lantai rumah masih kotor dan penuh debu. lemari lemari disini juga banyak debu. Kau jangan enak enakan di sini ya!!! Makan gratis minum gratis tidur gratis tapi malas sekali. Kau kira ini rumah nenek moyang kamu hah!!! Dasar pemalas!!!"
" Maaf ma. Saya baru saja selesai mencuci pakaian di belakang. Jadi memang belum sempat menyapu dan bersih bersih ma."
" Halah kau itu alasan saja. Kalo ada saya saja kau katakan banyak kerjaan. Kalo saya tidak datang pasti kau malas malasan ya kan!!!"
" Tidak ma. Saya selalu membersihkan rumah setiap hari kok ma."
" Sudah sudah!!! Sana masak dulu suami kamu dan mama juga lapar ini lama sekali kau ini!!!"
Rea akhirnya segera memasak untuk mertua dan suaminya.
Buana seharian ini tidak teriak teriak lagi, tidak menangis lagi tapi selalu menatap pintu masuk dari jendela kamar yang menghadap taman kecil dan pintu masuk rumah itu.
" Mas... ayo makan dulu sudah matang ini masakannya."
" Apaaaa kau itu siapa panggil apa sama saya??? Kau kurang ajar sekali sama saya. Kau bukan Betrice kagak usah sok lembut dan manggil dengan kata itu. pelayan tak tahu diri! kau mau nglunjak iya hah!!! Kau jangan buat hubungan saya dengan istri saya berantakan kau itu pembantu disini!III kau mau merayu saya iya ha??? " bentak Buana tiba tiba pada Rea.
Rea langsung terkejut saat mendengar hal itu. Tiba tiba saja sebuah tamparan dan cekikan keras dia terima dari Buana.
Rea sampai kehabisan napas. Buana seakan tak sadarkan diri lagi, Dia merasa dirinya sudah menikah dengan Betrice.
" Maaf maaf Tuan... Hmmmppptt hah dada saya sesak saya tidak bisa napas"
Buana kemudian melonggarkan cekikan dia pada Rea.
" Sana pergi. Jangan buat Betrice menduga yang tidak tidak saat dia datang. Sana keluar!!!" bentak Buana pada Rea sambil melempar bantal sofa yang ada di dalam ruangan kamarnya itu.
Rea segera keluar dan langsung di tampar oleh mertuanya juga.
" Hah sudah hampir enam bulan kau menikah dengan Buana tapi kau masih saja belum bisa sembuhkan kejiwaan putra saya. Apa kau tidak punya cara untuk membuat suami kamu itu sembuh hah!"
" Apa tidak mama bawa saja ke dokter atau ke psikiater saja ma. Saya bukan psikiater yang mengerti ilmu kejiwaan ma."
" Heh kau jangan kurang ajar jadi menantu di keluarga Bimantara ya!!! Jangan kau besar kepala karena kau bisa tinggal di sini gratis. "
" Maaf ma. Bukan itu maksudnya Rea. Maksud Rea biar lebih efektif saja. Untuk mempercepat kesembuhan Mas Buana Ma!!!"
Plak plak plak... Tamparan berkali kali di Terima oleh Rea.
" Kau kurang ajar pada saya hah!!! berani kau atur dan menggurui saya!!! Dasar kurang ajar! menyesal saya sudah menikahkan kau dengan putra saya. Kau kira saya tidak tahu kondisi putra saya hah! Saya lebih tahu akan hal itu!!!"
Rea hanya bisa diam saja. Dia juga bingung bagaimana menghadapi suami dan mertuanya.
Tak terasa memang dia sudah hampir setengah tahun di sana dan seperti yang dikatakan oleh sang mertua dia harus bisa memulihkan kondisi jiwa sang putra yang sudah menjadi suaminya itu.
Rea hanya bisa mendoakan suaminya setiap malam dan membacakan doa doa yang bisa membuat tenang sang suami.
Beberapa saat ini Buana tidak terlalu menunjukkan gejala gejala seperti dulu.
Buana sekarang lebih tenang dan diam. Tidak teriak teriak lagi dan tidak menangis kemudian tertawa tawa sendiri lagi. Tapi menjadi lebih tenang dan pendiam.
Terkadang sadar juga dan bisa bicara baik baik pada Rea. Tapi terkadang masih juga marah marah tanpa sebab.
Tapi Rea mencoba untuk tetap sabar. Walaupun kadang dia ingin sekali mengatakan jika dia bukan pelayan di sana tapi istri dari Buana yang selama ini di kira dan dianggap sebagai Betrice.
Rea memang masih hidup dalam bayang bayang wanita masa lalu sang suami. Betrice Sutedjo.
Hanya dengan doa itu saja Rea merasa di kuatkan walaupun tidak mudah dalam hidupnya.
" Bunda bagaimana kabar bunda selama ini? Apakah bunda baik baik saja? Maafkan Rea bunda , Rea tidak bisa menjenguk bunda ke sana. Rea hanya bisa mendoakan Bunda dari jauh. "
...****************...
Di tempat lain. Di kota kelahiran Rea.
" Rea maafkan bunda. Bunda belum sempat menemui Aiden seperti yang kau katakan dulu pada bunda. Bunda selama ini tidak diperbolehkan keluar sama kakakmu. Bunda harus menyelesaikan tugas rumah dan harus menyelesaikan laundry yang setiap hari menumpuk. Jadi maafkan bunda Rea. Hingga saat ini Aiden tidak pernah datang mencari dan menanyakan kau juga. Sepertinya ada orang yang sudah memberitahu jika kamu sudah menikah. Di tanggal kau menikah, malah bunda dengar Aiden sedang pergi ke luar kota. " gunam lirih bunda Rea di kamarnya.
Bunda Rea tidak pernah tahu jika selama ini Gladys sudah menyebar fitnah untuk adiknya sendiri. Sehingga banyak dari tetangga yang juga membenci Rea sekarang.
" Beberapa hari ini dada aku selalu sakit. Sepertinya penyakit jantung aku kambuh. Tapi aku tidak bisa memberitahu Gladys. Gladys pasti sibuk. Atau aku diam diam keluar saja ke rumah Aiden ya? Aku minta tolong dia antar aku ke rumah sakit sekalian memberikan surat ini padanya dan meminta maafnya. Mumpung Gladys di luar kota."
Bunda Rea pun akhirnya keluar dan menuju ke rumah Aiden yang hanya beberapa blok dari rumah mereka.
Siang itu agak sepi. Rumah Aiden juga agak sepi.
" Kok sepi ya? Apa nak Aiden ada ya di rumah atau lagi sibuk di luar rumah?"
Tok tok tok... Tok tok tok... Menunggu agak lama tiba-tiba pintu di buka.
Aiden terkejut melihat Bu Andella datang ke rumah dia. Tapi luka yang dia terima masih terasa menyakitkan. Jadi sikap Aiden menjadi sedikit dingin pada wanita itu.
"Bu Andella... tumben siang siang anda kemari?"
Bunda Rea sedikit canggung melihat sikap dingin calon menantunya itu. Tapi dia ingin sekali menyampaikan kabar tentang Rea putri bungsu yang dia sayangi itu.
" Maaf nak. Sebenarnya saya harusnya datang setengah tahun yang lalu. Tapi Gladys putri ibu tidak ijinkan ibu keluar rumah. Maafkan ibu nak. Maafkan ibu. Dan maafkan kakaknya Rea. Gladys waktu itu sangat marah pada Rea karena sebuah kesalahpahaman antara Rea dan Gladys kakak tertuanya. Sehingga Gladys menikahkan Rea dengan pria paruh baya anak dari kenalan dan juga sponsor dari bisnis Gladys. Jadi tanpa Rea tahu tiba-tiba dia sudah di bawa dan dinikahkan langsung sama laki laki itu. "
" Apaaa? Jadi rea pergi karena Gladys yang membawa Rea untuk di nikahkan dengan anak kenalan dia?" tanya Aiden melengking karena jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya. Aiden betul betul terkejut dan syok. Dia telah salah menilai Rea selama ini.
" Benar nak Aiden. Rea juga tidak tahu. Kami semua tidak tahu jika saat itu ibu dan Rea di ajak ke luar kota itu untuk menikahkan Rea dengan pria asing yang tidak sama sekali dia kenal. Rea menolak tapi Gladys memaksa dna mengancam Rea dengan ancaman saya akan di siksa oleh Gladys jika Rea tidak mau menikah dengan anak kenalannya itu. "
" Jadi Rea sudah menikah dengan laki laki pilihan kakaknya? tanpa pemberitahuan pada saya? " keluh Aiden pilu.
" Maaf nak maaf sebenarnya Rea menitipkan surat ini pada saya untuk diberikan pada nak Aiden. Tapi Gladys tidak ijinkan saya keluar rumah sama sekali. Dan saya kuatir surat ini akan di rampas Gladys , sehingga ibu tetap simpan surat ini dan tidak sempat ibu berikan. Hari ini Gladys keluar kota untuk beberapa hari jadi ibu bisa menyelinap keluar diam diam ke sini. Nak jangan marah dan sakit hati pada Rea. kasian dia nak. semua ini kesalahan saya yang tidak bisa melindungi Rea dan kegagalan saya mendidik Gladys sehingga dia sangat kejam pada adik adiknya. Marah saja sama ibu nak. Maafkan ibu... Maafkan ibu. Mungkin kesalahan ibu ini tidak termaafkan oleh nak Aiden tapi ibu meminta maaf tulus pada nak Aiden."
" Sekarang Rea ada di kota mana Bu? Dan bagaimana keadaan Rea dengan suaminya itu?"
" Dia ada di kota dekat sini nak. Mungkin empat lima jam perjalanan. Dan ibu Tidak tahu kabar Rea sekarang. Ibu juga kuatir bagaimana kehidupan Rea jauh dari ibu dan keluarganya di sini. Dia tidak pernah tinggal dengan orang lain. "
" Ibu apakah laki laki ini suami Rea?"
" Astaga rekaman video ini siapa yang kirim nak Aiden? Kok bisa ada video syur Rea dengan suaminya?" Bu Andella langsung merasa dadanya sangat sakit dan napasnya tersengal sengal.
Aiden langsung mengatasi situasi itu dengan menggendong tubuh Bu Andella yang sudah pingsan ke lantai. Karena sangat terkejut melihat video syur sang putri bungsunya dengan suaminya yang dikirim ke Aiden.
Aiden langsung membawa Bu Andella ke rumah sakit.
Para tim dokter langsung memeriksa Bu Andella.
Aiden jadi gelisah dan panik. Saat itu pikiran dia sangat kacau dan kalut... Aiden masih syok mendengar semua itu.
Sang dokter pun keluar. Aiden langsung menghampiri sang dokter.
" Maaf apakah anda putra dari ibu itu?"
" Hmmm saya tetangga ibu itu dok. memang bagaimana kondisi kesehatan ibu Andella dokter?"
" Maaf mas. Pasien mengalami serangan jantung dan kami tidak bisa menolong lagi. Mungkin hanya menunggu waktu saja. Kami sudah berusaha tapi lain kenyataan yang terjadi mas."
Aiden jadi merasa bersalah ,gara gara dia bertanya tentang video itu Bu Andella jadi terkena serangan jantung.
" Dok pasien sudah siuman."
" Baik saya akan periksa lagi. "
Aiden pun ikut ke kamar inap tempat Bu Andella di rawat.
" Syukurlah ibu sudah sadar tapi ibu harus banyak istirahat ya Bu?"
" Terima kasih dokter." dokter pun meninggalkan ruangan itu dan memberikan kesempatan Aiden masuk dan berbincang.
" Bu... maafkan saya. Saya terlalu ceroboh. Maafkan saya. Gara gara saya emosi saya sudah buat ibu seperti ini."
" Nak kamu tidak salah. Tadi sebelum ibu ke rumah kamu, ibu memang sudah merasa tidak enak badan. Nak Aiden jangan merasa bersalah seperti itu. semua ini salah ibu. "
" Bu . Istirahat ya. Jangan banyak berpikir dulu."
" Nak bisakah ibu minta tolong sama nak Aiden? "
" Apa itu Bu?"
" Tolong jangan katakan kejadian hari ini sama Gladys kakak Rea. Jika ada yang bertanya katakan saja, ada orang yang tahu dan mengantar ibu kemari. Dan jangan beritahu Gladys jika nak Aiden sudah bertemu ibu. Ibu tidak ingin ada apa apa sama Rea. Gladys sangat membenci Rea nak Aiden. Jadi tolong lindungi Rea dari Gladys. "
" Baiklah Bu. Aiden tidak akan katakan sama Gladys. "
" Sekarang kamu pulanglah nak. Jangan sampai ada orang yang tahu kamu yang antar ibu ke mari. Ya. "
" Baik Bu. Saya pulang. Tapi ibu bagaimana?"
" Ibu mau istirahat saja nak. "
" Baiklah jika begitu. "
" Terima kasih banyak nak Aiden. Sekali lagi maafkan ibu. Jangan salahkan Sedikit pun Rea hanya korban di sini. Korban kakak sulungnya sendiri yang kejam pada dia. "
" Baiklah Bu. Saya janji saya tidak akan menyalahkan Rea lagi. Terima kasih karena ibu datang dan memberitahu saya. Maafkan saya yang selama ini juga salah sangka pada keluarga ibu. Dan Rea. "
" Iya nak. Hati hati di jalan jangan sampai ada yang tahu. "
Aiden berbalik badan dan melangkah menuju keluar kamar inap itu.
Tapi baru saja dia mau menutup pintu, alat rekam jantung Bu Andella telah berhenti . Detak jantung itu berhenti.
Aiden langsung memanggil dokter. Para dokter langsung memeriksa keadaan Bu Andella. Tapi... Bu Andella sudah menghembuskan napas terakhirnya.
Aiden menjadi sangat syok. Dan dia menangis sejadi jadinya. Tak dia sangka calon mertuanya meninggal di tangannya. Di hadapannya.
Aiden langsung mengurus semuanya lewat seseorang yang dia kenal tapi tidak dikenal Gladys. Sesuai permintaan Bu Andella dia menyuruh orang lain yang mengatakan dia yang menolong Bu Andella dan membawa ke rumah sakit. Jadi bukan Aiden.
Apakah Rea akan bisa mengetahui kabar duka itu? Apakah Rea diijinkan untuk pulang oleh mertuanya?
Bersambung. ..
trimakasih 👍 Thor...
Salam sehat selalu sukses berkarya🙏
penuh misteri..