Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbayang Kejadian Siang
Erina membuka pintu kamar rumahnya dan masuk dengan langkah tergesa. Kemudian wanita itu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan keadaan terlentang. Napasnya terdengar memburu. Pakaian nya tampak berantakan dan sedikit kusut.
Erina masih tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Darren terhadapnya tadi di kantor. Pria itu benar-benar tidak waras. Ia mengusap wajahnya seraya menepis ingatan tadi siang.
Namun, semakin berusaha di lupakan, semakin berputar di kepalanya. Ia memejamkan kedua mata, berharap bayangan itu akan hilang. Tapi justru malah semakin jelas terlihat.
"Aaarrghh... Kenapa sulit sekali untuk di lupakan, sih?" desis wanita itu seraya memukuli keningnya.
"Kenapa juga tuan Darren melakukan itu padaku? Apa itu sudah menjadi kebiasaan nya pada wanita yang menjadi sekretaris nya?"
Sesuatu menarik perhatian Erina. Ia sontak bangun dan mencerna baik-baik kalimat yang baru saja ia ucapkan secara tidak sadar.
"Apa tuan Darren selalu melakukan hal itu pada wanita yang menjadi sekretaris nya?" ulang Erina.
"Oleh karena itu baginya melakukan hal itu sudah menjadi hal lumrah?"
Erina tampak sedang berpikir keras.
"Tessa membenciku karena aku membuat dia kehilangan jabatan nya sebagai sekretaris. Apa ada hal lain di balik kebenciannya itu?" pikir Erina tiba-tiba mengarah ke arah sana.
"Tuan Darren juga mendadak memecatnya. Hanya karena Tessa memiliki rencana untuk menyingkirkan aku. Apa sebelumnya memang terjadi sesuatu di antara mereka? Karena Tessa pernah menjadi sekretaris meski sementara."
Entah kenapa Erina jadi penasaran akan hal itu, meskipun itu bukanlah urusannya.
Tiba-tiba ia memukul kedua sisi kepala nya.
"Argh .. Kenapa aku harus memikirkan urusan orang lain? Ayolah, Erina. Pikirkan saja dirimu sendiri. Apa besok kau tetap akan masuk kerja setelah apa yang bosmu lakukan tadi terhadapmu?"
Erina merutuki dirinya sendiri. Ia sedang berada di ambang dilema. Satu sisi ia masih butuh pekerjaan, butuh uang. Tapi di sisi lain ia takut jika bos nya mengulang hal yang sama. Akan tetapi ia tidak bisa menyangkal, ia tidak membenci bos nya meski sudah melakukan hal kurang ajar.
Erina menundukan wajahnya. Menatap pakaian berwarna putihnya yang biasanya tampak rapi kini kusut. Pandangan nya terhenti pada bagian dada miliknya, ia refleks menyentuh bagian tersebut yang tadi di jadikan mainan oleh Darren.
Ia mencoba melakukan hal sama dengan kedua mata terpejam. Namun rasa nya tentu berbeda. Ia tidak merasakan apapun. Tapi ketika tangan pria itu yang menyentuhnya, ia merasakan geli yang menjalar di sekujur tubuhnya. Perasaan geli yang mengumpul di bagian bawah perut dan memberi nya setitik kenikmatan yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan.
Wanita itu refleks membuka mata begitu ia sadar jika apa yang di lakukannya adalah suatu keboddohhan. Ia segera menjauhkan tangannya dari area gundukan kenyal buah kembarnya dan kembali merutuki diri sendiri.
"Ah ya ampun, Erina. Kau bahkan ikutan tidak waras."
Erina kembali memukuli keningnya berulang kali, berharap otak nya yang mulai terpengaruh hal seperti itu kembali normal.
Sepertinya itu tidak cukup, ia butuh air dingin untuk menyiram seluruh badannya. Ia bergegas pergi menuju kamar mandi agar tubuh dan otaknya kembali fresh. Menyalakan shower dan berdiri di bawahnya. Membiarkan air dingin jatuh membasahi seluruh permukaan tubuhnya.
_Bersambung_