Terpaksa Menikah Lagi

Selama dalam perjalanan, Mayang terus memperhatikan pemandangan di sekitar pinggir jalan kota Jakarta, selain gedung pencakar langit, Mayang melihat para pedagang kaki lima yang mulai menjajakan dagangannya di sepanjang pinggir jalan, sehingga membuat Mayang ingin mencicipi salah satu makanan yang di jual di pinggir jalan, kebetulan kondisi jalan padat merayap.

"Rama, aku menginginkan sesuatu!" pintanya sambil menarik ujung lengan kemejanya.

Rama sempat menoleh sejenak."Apa yang kamu inginkan, Nona Mayang?" tanyanya sampai mengerutkan dahi.

"Tuh...aku ingin makanan itu, tapi aku tidak tahu apa namanya?" tunjuk mayang ke arah pedagang yang menjual kacang rebus.

"Itu namanya kacang rebus, memangnya Non Mayang tidak pernah memakannya?" tanyanya menatap heran.

Mayang menggeleng cepat."Belum pernah, dulu mana boleh aku memang makanan dipinggir jalan, Papah pasti bakalan ngomel, katanya takut nanti aku terkena virus dan bakteri jahat!"

Seketika Mayang langsung terlihat murung.

"Pak Danu, tolong kepinggir sebentar, ada yang ingin aku beli untuk Istriku!" perintahnya yang segera di angguki oleh Danu.

"Baik Tuan!"

Sedangkan Mayang saat Rama menyebutnya dengan sebutan istriku, entah kenapa ia merasakan ada sesuatu yang aneh di hatinya.

Kemudian Rama segera turun dari dalam mobil dan bergegas menuju penjual kacang rebus.

Sekitar hampir lima belas menit kemudian, akhirnya Rama datang sambil membawa tentengan kresek berwarna putih di tangannya.

"Ini buatmu, aku yakin pasti kamu suka!" ujarnya sambil mengasongkan kacang rebus yang ada di dalam kantong kresek.

Akhirnya mobil melaju kembali, sedangkan Mayang tampak kesusahan mengupas kulit kacang rebus yang menurutnya agak licin, sampai akhirnya Rama membantunya mengupas kulit kacang rebus tersebut.

Mayang yang memperhatikan Rama, terlihat sangat mudah mengupas kulit kacang tersebut, Mayang sampai bertepuk tangan atas keberhasilan Rama mengupas kulit kacang, meskipun hal yang sangat sepele dimata Rama, namun cukup berarti bagi Mayang

Perlahan Mayang mulai memakan kacang rebus yang sudah berada di atas telapak tangannya, saat kacang rebus mendarat di mulutnya, Mayang buru-buru mengunyahnya.

"Waw...enak! Boleh aku minta kamu mengupasnya lagi untukku?" pintanya dengan memohon.

"Tentu saja istriku!" jawabnya sampai membuat Mayang tersipu malu di buatnya.

Sambil mengupas kulit kacang, Rama meminum sesuatu dalam gelas plastik ukuran sedang, Mayang pun tampak penasaran.

"Kau sedang meminum apa?" tanyanya dengan kedua bola matanya fokus ke arah gelas plastik.

"Ini namanya bajigur, dulu aku pernah buka usaha minuman seperti ini!"

"Boleh aku coba?" pintanya sampai menatap dalam Rama.

"Maaf Non Mayang, tapi aku hanya membeli satu gelas saja, aku takut Non Mayang tidak suka!" jawabnya mencoba menjelaskan.

Mayang malah merampas gelas minuman dari tangan Rama, kemudian ia meminumnya, Mayang tidak peduli jika minuman tersebut bekas suaminya, karena semua ini atas keinginannya yang menurutnya sangat aneh.

Rama sampai dibuat tercengang atas peristiwa ini.

'Non Mayang, apa kau tidak jijik meminum minuman bekas diriku? ck...dasar wanita aneh!' batinnya heran.

Kenyang memakan kacang rebus dan juga minuman bajigur, Mayang kembali mengantuk dan ia malah tertidur di dalam mobil sambil bersandar di bahu suaminya.

Rama sendiri membiarkan istrinya melakukan apa yang ia mau selama masih di batas normal.

Mayang sendiri sudah mulai merasa nyaman berada di dekat Rama.

Sekitar pukul tujuh malam, akhirnya mereka tiba di kediaman Lesmana. Seperti biasa, Mayang kembali tertidur seperti bangkai, lagi-lagi Rama menggendong tubuhnya dari dalam mobil untuk segera menuju kamar tidurnya.

Kakek dan Oma sampai di buat tersenyum melihat pasangan pengantin baru tersebut.

Kemudian Oma dan Kakek sempat menyapa Rama sejenak.

"Mayang kenapa Rama?"

"Tidur, Oma...sepertinya istriku kelelahan!"

"Mangkanya kau jangan terlalu sering memintanya untuk berhubungan, kau kan tahu kalau istrimu sedang hamil muda, nanti kalau sudah menjelang empat bulan, terserah deh kalian bebas melakukannya!" perkataan dari Oma sontak membuat Rama mengerutkan dahi.

"Aih...sudahlah Sayang, kau jangan terlalu ikut campur soal urusan seperti itu, Rama pasti sangat malu!" ujar Kakek Lesmana.

Akhirnya Rama baru tersadar jika perkataan dari Oma menjurus ke arah hubungan suami istri, seketika Rama langsung tersenyum hambar

"Tenang saja Oma, saya akan menjalani saran dari Oma, baiklah kalau begitu saya permisi dulu, mau memindahkan Istriku ke tempat tidurnya, soalnya lumayan berat!" ucapnya pelan.

"ya..ya! Ayo cepat kau bawa cucuku ke kamarnya!" ujar Kakek Lesmana sambil tersenyum lebar

Akhirnya Rama bergegas menuju lantai dua sambil menggendong tubuh Mayang yang cukup berat.

Setibanya di dalam kamar, Rama menempatkan Mayang di atas ranjang tempat tidurnya, namun saat tubuh sang istri sudah berada di atas kasur, kedua tangannya masih melingkar kuat disekitar lehernya.

"Kumohon jangan pergi, tetaplah disini temani aku!" ucapnya masih memejamkan kedua matanya.

Rama pun berusaha melepaskan kedua tangannya Mayang.

tak lama Mayang membuka kedua bola matanya, dan menatap dalam Rama yang saat ini begitu dekat dengannya.

Kini keduanya saling menatap dalam diam, sedangkan Mayang, ia berusaha mengangkat kepalanya dengan posisi kedua tangannya masih melingkar kuat.

Rama hampir saja terbawa suasana dan seketika ia memalingkan wajah saat bibir sang istri hampir saja menyentuh bibirnya.

"Ini sudah malam, beristirahatlah Nona!" ucap Rama masih dengan posisi memalingkan wajah dan enggan menatap wajah istrinya.

Merasa di abaikan, Mayang pun kesal sampai akhirnya ia menunjukan wajahnya yang masam.

"Sudah pergi sana, aku tidak butuh kau disini!" usirnya secara kasar.

Rama pun mengangguk patuh dan ia bergegas pergi ke kamar sebelah.

"Mayang bodoh, apa yang sudah kau lakukan barusan! ingat...dia hanyalah suami bayaran, bukanlah suami sungguhan!" sungutnya sampai mendengus kesal.

Sedangkan Rama, ia buru-buru pergi ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan diri, saat di dalam kamar mandi, ia kembali mengingat kejadian barusan.

"Kau itu kenapa Nona? Bukankah kau sangat membenciku? Tapi mengapa tadi kau berusaha ingin menciumku? oh aku tahu...kau berniat ingin menggodaku dan semua ini kau anggap sebagai sebuah lelucon, kau salah besar Nona! Sedikitpun aku tidak akan pernah tergoda olehmu, cintaku hanya untuk Jihan, istri pertamaku!" monolognya sambil menyalakan keran shower.

Keesokan harinya

Mayang mulai menyiapkan sarapan untuk Suaminya sesuai atas perintah dari Omanya, namun kali ini ia samasekali tidak merasa keberatan.

tak lama Rama datang dengan penampilan yang sudah rapih dan tentunya begitu menawan dimata sang istri, sampai Mayang menatapnya tanpa berkedip.

Lalu Rama berdehem, membuat Mayang tersadar dengan apa yang telah ia lakukan.

'ck, ada apa dengan diriku? Sangat memalukan!' batinnya jengkel

"Nah gitu dong, ini baru namanya seorang istri! Kau harus bisa melayani suamimu, Mayang!" ucap Oma Diana yang tiba-tiba saja muncul.

"Iya Oma, aku akan mendengarkan semua saran dari Oma!" jawabnya sampai tertunduk karena malu

Kali ini sikap Mayang jauh lebih berbeda, tidak seperti kemarin-kemarin yang begitu keras kepala.

Kemudian Rama mendekati istrinya lalu mengusap kepalanya.

"Terimakasih istriku, aku senang kau mau melayani suamimu ini!" ucapnya sambil melempar senyum.

Sikap Rama yang begitu baik kepada Mayang, malah disalah artikan olehnya, bagaimana tidak, selama ia mengenal seorang pria, baru kali ini ia diperlakukan manis seperti ini, dulu saat dirinya berhubungan dengan Willy, justru dia yang selalu memberikan perhatian yang lebih sedangkan Willy terlihat cuek.

"Aku hanya ingin menjadi sosok istri yang baik untukmu!" jawabnya dengan wajah yang sudah merona.

Rama yang melihat hal itu, sampai tertegun.

'Sebenarnya ada apa dengan dirimu? Mengapa sikapmu semakin kesini semakin aneh saja?' tanyanya dalam hati.

Bersambung...

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼