Sebelum membaca perhatikan umur, ya!
21+
Mantan Tapi Menikah??
Kok bisa?
Meskipun hubungan asmara Marvel dan Celine sudah berakhir, tapi mereka memutuskan tetap menikah. Marvel terpaksa menikahi Celine hanya karena mewujudkan permintaan nenek. Tidak ada yang tahu kalau Marvel dan Celine menikah di atas perjanjian yang tidak tertulis. Hanya satu tahun, sebab Marvel masih menunggu wanita lain yaitu Jeny.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Setelah 4 Tahun
MTM7- 4 Tahun Kemudian.
Tidak terasa sudah 4 tahun lamanya Celine menetap di luar negri. Bukan Paris yang menjadi tempat ia tinggal selama ini. Dulu demi menghindari Marvel Celine sengaja mengubah tempat tujuannya, meskipun ia tahu Marvel tidak akan pernah mencarinya, tapi Celine tetap meminta agar keluarga merahasiakan keberadaannya dari Marvel dan nenek. Selama itu juga ia berusaha melupakan cintanya kepada Marvel, tetapi kenyataannya sampai sekarang Marvel masih menjadi satu-satunya pria yang menetap di hatinya. Celine selalu mengingat ucapan Marvel yang menyakitkan itu, tetapi itu tidak bisa mengalahkan cintanya pada pria tersebut.
Diusia yang sudah menginjak angka 25 tahun, Celine tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa. Sudah banyak pria yang mendekati dirinya, namun Celine menolak dengan alasan masih ingin fokus berkarir, Celine juga selalu menolak menggantikan posisi ayah di perusahaan, ia selalu mengatakan ingin hidup mandiri padahal ia tidak siap jika harus bertemu dengan Marvel pria yang sudah mematahkan hatinya.
Bicara tentang Marvel, Celine tidak tahu apapun lagi tentang pria itu, ia sengaja menutup komunikasi dan informasi mengenai Marvel. Tapi sepertinya mulai hari ini ia akan lebih sering mendengar nama Marvel lagi.
"Selamat ulang tahun, Ayah...." Celine memeluk ayah yang hari ini berulang tahun ke 50. Tuan Petra berkaca-kaca melihat Celine yang sengaja pulang diam-diam hanya untuk memberikan kejutan ulang tahun untuk ayahnya itu.
"Celine anakku ... benarkah ini dirimu, Nak?" Tuan Petra mengelus rambut Celine memastikan bahwa yang ia peluk memang anaknya yang selama 4 tahun ini tidak pernah pulang ke rumah. Tidak terhitung berapa kali Tuan Petra membujuk Celine agar mau pulang dan menggantikan posisinya di perusahaan, tapi putrinya itu tidak pernah mengindahkan permintaannya.
"Kakak! Kenapa pulang tidak memberi kabar terlebih dulu?" teriak Daisy dari lantai dua, ia terkejut melihat Celine memeluk ayahnya di ruang keluarga.
Celine melepaskan pelukannya, ia mengangkat kepala melihat adik tirinya itu. "Kau pasti menyukai kejutanku ini 'kan?" tanya Celine, wajah Daisy terlihat seperti kebingungan melihatnya.
"I-iya... tentu aku suka." Daisy menuruni anak tangga untuk menyambut kakaknya. "Aku merindukanmu, Kak," ucap Daisy sembari merengkuh bahu Celine, kepulangan Celine membuat Daisy dilanda khawatir, sebab ia tidak mau Celine bertemu dengan Marvel lagi. Kepergian Celine beberapa tahun yang lalu membuka kesempatan untuk Daisy mendekati Marvel, itu sebabnya Daisy tidak mau Celine dan Marvel melanjutkan pertunangan mereka lagi.
"Sampai kapan kalian terus berpelukan seperti ini? Daisy... kakakmu pasti lapar. Ajak dia makan malam ibu sudah masak makanan enak untuk merayakan pertambahan usia ayahmu ini," ucap Nyonya Marry sambil mengelus punggung Celine yang tampak lebih berisi dari sebelumnya. "Kau semakin cantik saja, Celine," pujinya dengan senyuman manis.
"Ibu pun semakin awet muda. Kenapa tidak mengadakan pesta?" tanya Celine memerhatikan ruangan di setiap sudut rumah tidak ada hiasan apapun.
"Setau ayah kau tidak akan pulang, jadi ayah tidak bersemangat berpesta tanpa dirimu lagi, Nak," ucap Tuan petra diselingi tawa.
"Karena aku sudah ada di rumah ini, bagaimana kalau besok kita adakan pesta untuk ayah?"
"Ayah sudah tua malu merayakan ulang tahun ke 50!"
"Ayolah ayah... waktuku tidak banyak di sini. Pokoknya besok kita adakan pesta untuk ayah!"
Akhirnya Tuan Petra mengalah. "Baiklah, ayah nurut saja," tuturnya.
Sementara Daisy dilanda khawatir karena ayah pasti akan mengundang Marvel dan neneknya. "Bagaimana ini?" batinnya.
Malam ini merupakan makan malam pertama Celine di rumah setelah empat tahun ia meninggalkan rumah ini. Tidak ada yang berubah mereka makan malam diselingi obrolan hangat seputar pengalaman Celine bekerja di negara dan perusahaan orang lain.
Setelah makan malam Celine masuk ke kamar. Meskipun kamar ini sudah lama tidak ditempati tapi masih bersih dan tertata rapi seperti dulu. Celine yakin setiap hari ada pelayan yang membersihkan kamarnya.
***
Di tempat lain.
"Apa kau masih belum bisa membujuk Celine pulang, Marvel? Mau sampai kapan kalian menunda pernikahan?" Pertanyaan nenek membuat perhatian semua orang yang ada di ruang makan tertuju padanya terutama Marvel yang paling tidak suka nama wanita itu disebut di rumah ini.
"Aku sudah bilang jangan harapkan apapun lagi, Nek. Kalau nenek masih mau berbesan dengan keluarga tuan Petra aku bisa menikahi Daisy." Marvel tentu tidak serius mengatakannya, ia hanya tidak ingin nenek mengharapkan sesuatu yang tidak bisa ia berikan, sebab kenyataannya empat tahun yang lalu hubungannya dengan Celine sudah berakhir.
"Jangan mengecewakan Nenek, Marvel. Bukankah dulu kau bilang hanya menunda pernikahan kalian?"
Suara sendok yang bersentuhan dengan piring menggema di ruangan itu. Ya, Marvel telah menghempaskan sendok dengan kasar. Perkataan nenek menghilangkan selera makanya.
"Jangan paksa aku untuk menuruti semua keinginan nenek lagi! Aku punya kehidupan sendiri, Nek!" bentakkan Marvel membuat kedua mata nenek membola melihatnya. "Sudah cukup aku mengorbankan masa mudaku dengan menggantikan posisi mendiang kakek memimpin perusahaan, jadi jangan pusingkan aku dengan pernikahan yang nenek maksud!" Setelah kematian kakek giga tahun yang lalu, ia menggantikan posisi kakek di perusahaan. Semua peraturan dan keputusan di rumah ini pun ada di tangan Marvel.
"Jangan bicara seperti itu Marvel!" Bibi Cloe yang duduk tidak jauh darinya ikut bicara. "Kalau kau keberatan memimpin perusahaan kau bisa meminta paman Zack untuk menggantikanmu!"
Rahang Marvel mengeras pertanda ia berusaha meredam emosinya. Marvel paling tidak suka didebat. "Apa Bibi lupa kalau suami bibi ini tidak bisa diandalkan?"
"Marvel kau--
"Kenapa?"hardik Marvel memungkas ucapan Paman Zack. Suaranya mengisi ruangan itu. "Bukankah yang aku katakan benar, Paman? Ketika kakek masih ada saja Paman sudah membuat perusahaan bangkrut. Berkat kerja keraskulah perusahaan bisa diselamatkan. Lalu apa sekarang Paman mau mengulangi kesalahan yang sama? Apa Paman pikir aku akan membiarkan orang-orang yang tidak berguna ada di perusahaanku?" Marvel memukul meja cukup keras. Matanya sedikitpun tidak berpaling dari paman.
"Anak kurang ajar ini benar-benar sudah membuatku malu dengan mengungkit kesalahan di masa lalu." Zack hanya bisa mengumpat dalam hati, sebab ia tidak mau membuat Marvel marah dan mengusirnya dari rumah.
Bibi Cloe tidak berani bicara lagi, sebab yang dikatakan Marvel adalah kebenaran yang tidak bisa dibantahkan. Zack suaminya memang pernah membuat kesalahan sampai membuat parusahaan hampir mengalami pailit.
Elma yang ada di sana pun seolah tidak mendengar perdebatan yang sudah menjadi makanan sehari-hari di rumah. Ia tidak mau melihat Marvel lebih marah jika ia ikut bicara.
Sementara nenek hanya mendesahkan nafas kecewa, ia tidak tahu kenapa Marvel bisa semakin keras kepala dan tidak penurut seperti dulu.
🍀🍀🍀
Jangan lupa ritual tabur menaburnya, ya🚴♀