Zahwa adalah seorang gadis soleha yang cantik dan juga baik hati, rela menerima perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya kepada anak temannya pak Gunawan Wijaya demi membalas budi kepada temannya itu, karna dulu disaat mereka kesusahan ekonomi pak Gunawan lah yang telah bembatu memberikan modal kepada ayahnya.
Anton Wijaya adalah pria yang memiliki wajah tampan dengan tubuh yang perfek, ditambah lagi dengan kekayaan keluarganya yang sudah pasti jatuh kepadanya sebagai anak laki laki membuat setiap wanita terpesona dan ingin menjadi kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Zamartha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Tidak seperti yang diharap kan orang tua mereka, setelah 1 bulan menikah sikap Anton masih begitu dingin, dia selalu marah marah dan mencari cari kesalahan Zahwa, itu semua dia lakukan agar memiliki alasan untuk menceraikan Zahwa tapi tindakannya tidak pernah berhasil, orang tuanya selalu membela Zahwa karna memang sebenarnya Zahwa tidak pernah melakukan kesalahan.
Zahwa pun tidak pernah menceritakan semua perlakuan suaminya kepada orang tuanya karna takut membuat mereka khawatir, dia yakin bahwa suatu saat suaminya akan segera berubah dan menerimanya. Untuk mengusir kesedihanya Zahwa selalu menyibukan diri dengan pergi ke toko kuenya, dia berangkat setelah Anton kekantor dan pulang sebelum suaminya kembali, karna dia tidak mau suaminya marah jika dia tidak ada dirumah. Zahwa juga sering diam diam membantu tugas pekerjaan Anton yang sering dibawa pulang kerumah, karna dia juga dulu kuliah jurusan bisnis jadi tidak sulit baginya memahami pekerjaan suaminya, dan tentu saja Anton menyadari semua hal yang dilakukan Zahwa, namun dia cuek saja dan tidak pernah bertanya kepada istrinya apa lagi untuk berterima kasih atas bantuan istrinya itu.
untung saja yang kamu kerjakan semuanya benar, kalau tidak sudah ku habisi kau karna membuat pekerjaanku berantakan. Pikir Anton.
Suatu pagi Anton hendak pergi kekantor terburu buru karna akan melakukan miting pagi pagi, dia hanya meminta dibuatkan teh kepada Zahwa dan ingin sarapan dikantor saja karna takut akan terkena macet dan telat.
"Ini tehnya mas, hati hati masih panas." Zahwa memperingati suaminya.
Anton mengambil teh yang diletakan Zahwa di meja makan dan menyeruputnya, namun Anton kaget karna kepanasan dia memuntahkan tehnya dan berteria memarahi Zahwa.
"Kamu mau membuat mulutku terbakar" bentak Anton
"Kan tadi sudah saya beri tau mas tehnya masih panas." Zahwa menjawab dan menjelaskan.
"Dasar istri tidak becus." Bentak Anton sambil menyiramkan teh di tangannya ke tangan Zahwa.
"Aaaa.. Astagfirullah panas, panas." Zahwa mengibas ngibaskan dan meniup tangannya yang nampak memerah matanya sudah tidak bisa menahan air mata yang ingin keluar.
Orang tua Anton yang kaget mendengar teriakan Zahwa segera berlari dan menghampiri mereka di meja makan, papa dan mamanya sangat marah melihat tindakan yang dilakuka anak mereka kepada istrinya.
"Apa apaan ini kamu sudah tidak waras ya." bentak papanya ke pada Anton.
"Keterlaluan kamu An." timpal mamanya kesal yang melihat tangan menantunya memerah.
Selalu saja dibela, apa sih keistimewaan prempuan ini, hingga selalu saja mama dan papa menyerangku setiap kali ada pertengkaran. pikir Anton menggerutu.
Anton tidak menghiraukan orang tuanya, dia buru buru pergi kekantor mengendarai mobilnya. Ibu Melinda segera mengambil kotak obat dan mengolesi sales ketangan Zahwa yang terkena teh panas.
"Za, maafkan Anton ya." ucap ibu Melinda sambil membelai kepala menantunya yang ditutupi jilbab.
"Enggak apa apa ma, ini memang Zahwa yang salah tadi menyediakan mas Anton teh yang panas." jawab Zahwa lirih.
"Kamu yang sabar ya mudah mudahan Anton segera berubah dan bisa bersikap lembut dengan mu."
"Aamiin.. Iya ma." ucap Zahwa sambil tersenyum.
Sebelum berangkat ke tokonya Zahwa berpamitan kepada mama Melinda, dan meminta izin untuk menemui seseorang ditaman pada saat makan siang. Orang yang akan bertemu dengannya adalah seorang laki laki, Zahwa sebenarnya merasa takut untuk menemuinya karna dia seorang laki laki dan bukan mahromnya, namun karena didesak dan temannya itu akan segera berangkat keluar negri lagi maka Zahwa memberanikan diri untuk meminta izin kepada mertuanya, dia takut dan tidak berani untuk meminta izin kepada suaminya yang masih marah kepadanya.
"Ma, apa boleh nanti saat makan siang Zahwa ingin bertemu dengan teman di taman?" tanya zahwa dengan ragu ragu.
"Tentu saja boleh nak, kenapa?" Bu Melinda balik bertanya karna heran dengan menantunya yang meminta izin hanya untuk menemui temannya.
"Tapi dia seorang laki laki ma?" ucap Zahwa yang menjawab sambil menunduk dan ragu.
"Apa dia spesial." ibu Melinda kembali bertanya.
"Tidak ma dia cuma teman waktu kuliah, karna dia melanjutkan S2 di luar negri jadi tidak bisa hadir di acra pernikahan ku dulu, dia cuma ingin memberi selamat dan berpamitan karna akan berangkat lagi ke liar negri ma." Zahwa menjelaskan pada mertuanya.
"Baiklah, mama percaya padamu nak, pergilah." ucap bu melinda tersenyum memberikan izin kepada menantunya.