Akibat menentang restu, Kamila harus menanggung derita yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Hendro yang merupakan Ayah dari Bayu kekasihnya.
Tidak main-main dengan ancamannya, Hendro tega menyuruh sejumlah orang menoda! gadis yang baru berusia 18th itu. Dan sialnya lagi, karena peristiwa itu, Kamila hamil dan tidak tau benih siapa yang ada dirahimnya.
Lalu bagaimana nasib Kamila selanjutnya dan bagaimana sikap Bayu saat mengetahui Kamila hamil anak orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH
Tidak menunggu sampai Kamila melahirkan, hari ini Defandra dan Kamila telah menyelesaikan prosesi pernikahan secara sah. Resepi yang diadakan langsung pada malam harinya pun telah terselenggaranya lancar tanpa ada satu masalah sedikitpun.
Kini setelah para tamu undangan pulang, Ningsih dan Kalila beristirahat di kamar tamu, Defandra menyusul ke Kamila yang sudah terlebih dahulu masuk ke kamarnya.
Ckleekkk...
Suara pintu terbuka spontan membuat Kamila menoleh kearahnya. Seketika jantungnya semakin berdebar kencang saat melihat Defandra berada di kamarnya setelah mereka sah menjadi suami istri.
"Kenapa kembali ke kamarmu?" tanya Defandra, melangkah mendekati Kamila.
"Tadi kamu masih sibuk dengan teman-temanmu jadi aku ke kamarku."
"Itulah yang ku tanyakan, kenapa kembali ke kamarmu, bukankah kita sudah menikah, apa yang akan ibu dan kakakmu katakan jika kita tinggal di kamar terpisah?"
Mendengar itu Kamila terdiam, berpikir jika yang dikatakan Defandra ada benarnya juga, tapi Kamila masih merasa begitu tegang jika harus berada satu kamar dengan Defandra.
"Kamila..." lirih Defandra yang melihat Kamila hanya diam mematung.
"E-ya, baiklah, kita ke kamarmu," ucap Kamila yang kemudian bangkit meraih tangan Defandra yang sejak tadi menunggu uluran tangannya.
Sementara dikamar tamu, Ningsih dan Kalila masih tidak dapat tidur, merasakan kebahagiaan yang luar biasa atas pernikahan Kamila dan Defandra. Mereka masih tidak menyangka jika setelah apa yang sudah menimpa Kamila dimasa lalunya, ada seorang pria yang mau menerima apa adanya.
"Ibu masih merasa tak percaya," ucap Ningsih menatap langit-langit kamarnya.
"Ibu pikir setelah peristiwa itu, hidup Kamila tidak akan memiliki masa depan yang indah, tapi ternyata Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih indah dari yang ibu harapkan selama ini."
"Ya, aku juga tidak menyangka jika Kamila akan seberuntung ini, jika boleh jujur aku juga merasa iri padanya."
"Husttt! gak boleh begitu. Jika adikmu bahagia, kamu juga harus bahagia." saut Ningsih memberi peringatan atas apa yang Kalila ucapkan.
"Manusiawi gak sih, yang penting kan aku gak jahat sama Kamila." saut Kalila yang kemudian berbalik badan, membelakangi ibunya lalu memejamkan matanya.
Kamila menghentikan langkahnya ketika sampai diambang pintu kamar Defandra. Hatinya benar-benar semakin berdebar kencang, hati dan pikirannya bercampur aduk memikirkan apa yang akan terjadi nanti.
Melihat keresahan itu, Defandra menggenggam tangan Kamila untuk segera masuk ke kamarnya.
"Aku ke kamar mandi dulu," ucap Defandra setelah Kamila masuk dan berdiri di sisi ranjang.
"E-ya." saut Kamila merasa sedikit lega.
Karena baru pertama kali masuk ke kamar Defandra, Kamila yang masih mengenakkan gaun pengantin mewah berwana putih mulai melihat-lihat setiap isi kamar Defandra.
Pertama-tama Kamila melangkah ke rak buku yang tersusun rapi. Berbagai macam koleksi bacaan dari buku pengetahuan, bisnis, motivasi hingga novel baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Setelah bosan melihat-lihat Kamila melangkah ke berbagai koleksi dan pajangan lainnya, hingga langkahnya terhenti saat tangannya tanpa sengaja menjatuhkan jaket yang ada diatas kursi.
Kamila membungkuk mengambil jaket itu dan meletakkan kembali diatas kursi. Namun beberapa menit kemudian Kamila yang sudah beralih dari kursi kembali berbalik badan dan menatap jaket yang ia letakkan diatas kursi tadi.
Karena merasa tidak asing dengan jaket itu, untuk memastikan Kamila bergegas mengambil jaket itu lalu membentangkan lebar-lebar untuk mengamati setiap detail dari jaket itu. Semakin lama Kamila memperhatikan, jantungnya semakin berdebar kencang.
"Kamu mengenali jaket itu?" tanya Defandra yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Kamila.
Bersambung...
biarkan saja,, suka suka Lo deh Defandra mau ngapain. Yg penting Kamila dan anaknya aman untuk saat ini.
lanjut mbak Noor
Harus nya DEFA lebih obyektif mengembangkan penyelidikan jangan hanya Kamila saja yang dia salah kan
supaya bisa mengarah ke bapak walikota zalim itu
ada kacang dibalik peyek 😊