 
                            Kenzo Tanaka — penguasa bisnis raksasa, pria yang menganggap dunia hanyalah papan catur untuk egonya.
Namun pada puncak kejayaannya, langit menjatuhkan vonis: sebuah kecelakaan misterius menghancurkan segalanya.
Ketika membuka mata, Kenzo tak lagi berada di penthouse mewah Tokyo…
melainkan di tubuh seorang anak kecil bernama Kazuki, di sebuah desa miskin yang penuh lumpur dan kesederhanaan.
Dari CEO yang dipuja menjadi bocah tak berdaya — Kenzo harus menghadapi dunia yang sama sekali tak mengenalnya, dunia yang memaksanya belajar arti rendah hati, kehilangan, dan… penebusan.
Apakah ini hukuman Tuhan, atau kesempatan kedua?
Dan bisakah seorang pria yang terbiasa menjadi dewa, belajar menjadi manusia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eagle Ofgod, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Visi Sang Raja Mini
...Matahari baru saja menampakkan diri di ufuk timur, mewarnai langit dengan gradasi oranye dan ungu. Di desa yang masih diselimuti embun pagi, sebagian besar penduduk masih terlelap. Namun, di gubuk keluarga Haru, Kenzo sudah terjaga. Tidak ada *alarm clock* mewah yang membangunkannya, melainkan tekad yang menggebu-gebu untuk segera mengimplementasikan rencananya....
...Ia menyelinap keluar dari tumpukan selimut, menggeliat sebentar. Dingin. Tapi kali ini, dinginnya tidak lagi menusuk. Ada adrenalin yang mengalir, seperti saat dia dulu hendak menutup kesepakatan besar bernilai miliaran....
..."Kazuki, kenapa kau sudah bangun?" suara Midori terdengar parau dari ranjangnya. "Hari ini hari libur. Kau bisa tidur lebih lama."...
...Kenzo berbalik. "Aku tidak punya waktu untuk libur, Ibu. Waktu adalah uang."...
...Midori hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Kau ini. Sejak demam, kata-katamu jadi aneh-aneh."...
...Kenzo tidak peduli. Ia sudah berpakaian, mengambil sebatang arang dari tungku api, dan selembar kain kasar bekas dari sudut. Ia mulai duduk di tanah, meratakan permukaannya dengan tangan, lalu mulai menggambar....
..."Apa yang kau lakukan, Nak?" tanya Haru yang baru saja bangun, menguap lebar....
..."Membuat peta," jawab Kenzo tanpa mengalihkan pandangan dari "kanvas"-nya. "Peta wilayah desa dan hutan sekitar. Untuk operasional 'unit keamanan dan pengadaan sumber daya'."...
...Haru dan Midori saling pandang, lalu tertawa pelan. "Kau ini. Jangan terlalu serius, Kazuki. Bermainlah."...
...Kenzo mendengus. "Ini bukan main-main. Ini adalah infrastruktur data pertama kita. Fondasi dari kerajaan yang akan kita bangun."...
...Tak lama kemudian, sebuah bayangan tinggi menghalangi cahaya pintu. Ichiro. Ia tampak sedikit terkejut melihat Kenzo sudah sibuk....
..."Kau serius dengan 'inventarisasi' itu, manajer kecil?" tanya Ichiro, masih dengan nada geli....
..."Sangat serius, Ichiro-san," Kenzo membalas, menunjuk ke gambar di tanah. "Mari kita mulai. Di sini, di tengah, adalah desa kita." Ia menggambar lingkaran kasar. "Di sebelah utara, ada hutan. Seberapa lebat? Apakah ada sungai yang mengalir dari sana? Di mana lokasi sarang serigala yang sering kau temukan?"...
...Ichiro berlutut, mengamati gambar Kenzo. Ia mulai menunjuk. "Di sini, hutan sangat lebat. Ada sungai kecil di sini, mengalir ke timur. Dan sarang serigala yang paling sering kulihat ada di sekitar tebing ini, agak jauh di barat laut."...
...Kenzo dengan sigap menggambar detail-detail yang disebutkan Ichiro. Sungai, tebing, tanda silang untuk sarang serigala. Ia bertanya tentang jenis pohon, potensi gua, daerah bebatuan. Ichiro menjawab dengan detail yang mengejutkan, semua informasi tersimpan rapi di kepalanya....
..."Luar biasa, Ichiro-san," puji Kenzo tulus. "Data ini sangat berharga. Sekarang, kita harus memvisualisasikannya."...
...Kenzo menambahkan garis-garis tipis, menandai jalur-jalur yang sering dilalui Ichiro, jalur berburu, jalur aman, dan jalur yang harus dihindari. Ia bahkan mencoba menggambarkan kontur tanah berdasarkan deskripsi Ichiro....
..."Kau... kau bisa melihat ini semua di kepalamu?" tanya Ichiro, terkesima. "Aku hanya bisa mengingatnya."...
..."Mengingat adalah satu hal, memvisualisasikan adalah hal lain," kata Kenzo. "Peta ini akan menjadi alat utama kita. Alat untuk merencanakan, mengorganisir, dan mendistribusikan sumber daya."...
...Haru dan Midori, yang tadinya hanya menonton dengan geli, kini mulai mendekat. Mereka melihat gurat-gurat di tanah yang, entah bagaimana, mulai menyerupai peta sungguhan. Dengan sungai, hutan, dan lokasi-lokasi penting yang ditandai....
..."Ini... seperti sihir," bisik Midori....
...Kenzo tersenyum puas. Sihir? Bukan. Ini adalah manajemen informasi dasar. Dan ini hanyalah permulaan....
...Setelah peta kasar di tanah selesai, Kenzo menyeka keringat dari dahinya. Ini lebih melelahkan daripada rapat maraton dua belas jam. Tapi hasilnya, meskipun sementara, jauh lebih memuaskan....
..."Baiklah, Ichiro-san," Kenzo memulai, menunjuk beberapa titik di peta. "Berdasarkan informasi ini, kita bisa mengidentifikasi beberapa area prioritas. Area sarang serigala jelas nomor satu. Kita butuh rencana untuk menetralisir ancaman ini."...
..."Menetralisir?" Ichiro mengulang, geli. "Kau bicara seperti panglima perang. Kita hanya perlu mengusir mereka atau membunuh beberapa kalau mereka terlalu dekat."...
..."Itu adalah solusi jangka pendek," Kenzo mengoreksi. "Kita butuh solusi jangka panjang. Jika kita membasmi mereka dari sarang ini, populasi serigala di daerah lain mungkin akan berkurang. Ini akan menciptakan rasa aman permanen bagi desa. Itu adalah nilai jual utama kita."...
..."Nilai jual?" Haru tiba-tiba menyela, yang dari tadi hanya menguping sambil mempersiapkan peralatannya. "Apa yang kau bicarakan, Kazuki?"...
...Kenzo menoleh ke arah orang tua angkatnya itu. "Ayah, Ibu, dengarkan baik-baik. Jika desa ini aman, jika hasil panen tidak lagi dimangsa, jika anak-anak bisa bermain tanpa rasa takut... itu adalah kenyamanan. Dan orang bersedia membayar untuk kenyamanan."...
...Midori mengernyit. "Membayar apa? Kita sudah saling membantu sejak dulu."...
..."Tradisi itu bagus," kata Kenzo diplomatis. "Tapi tidak efisien. Kita perlu sistem. Aku, sebagai manajer, akan memastikan Ichiro dan timnya (yang akan kita rekrut) fokus pada keamanan dan pengadaan sumber daya. Sebagai imbalannya, mereka akan mendapatkan 'gaji' yang lebih baik dari sekadar barter."...
...Haru tertawa terbahak-bahak. "Gaji? Dari mana kita dapat uang untuk gaji? Kita ini petani, Nak."...
..."Dari hasil pengadaan sumber daya yang bernilai tinggi," jawab Kenzo cepat. "Kulit, tanduk, ramuan langka, kayu keras. Ichiro-san, kamu bilang kadang menukar daging dengan gandum. Bagaimana jika kamu menukar kulit serigala dengan perhiasan dari desa sebelah? Atau ramuan langka dengan kain dari pedagang keliling?"...
...Ichiro berpikir. "Memang, kulit serigala bisa laku. Tapi sulit untuk membawa semua itu sendirian. Dan tidak semua pedagang mau menukar dengan harga yang sepadan."...
..."Di situlah peranku," kata Kenzo, matanya berbinar. "Aku akan menjadi 'pembuat pasar'. Aku akan mencari pembeli terbaik, menegosiasikan harga tertinggi, dan memastikan setiap hasil jerih payahmu dihargai. Kita akan membangun 'merek' produk kita. 'Kulit Serigala dari Desa Matahari Terbit' atau semacamnya."...
...Haru dan Midori saling pandang dengan ekspresi bingung. Kata-kata seperti 'pembuat pasar' dan 'merek' adalah bahasa asing bagi mereka....
..."Kau bicara terlalu rumit, Nak," kata Haru. "Yang penting kita punya cukup makan."...
..."Memiliki cukup makan adalah batas bawah," Kenzo membantah. "Aku berbicara tentang surplus. Tentang kesejahteraan. Tentang peningkatan kualitas hidup." Ia lalu menatap Ichiro. "Bayangkan, Ichiro-san, jika kamu tidak perlu lagi khawatir tentang makanan untuk keluargamu. Kamu bisa mendapatkan pakaian yang lebih baik, alat berburu yang lebih canggih, bahkan rumah yang lebih baik. Semua itu mungkin, jika kita bekerja secara strategis."...
...Ichiro diam, matanya menatap hutan. Sebuah kehidupan yang lebih baik, lebih dari sekadar bertahan hidup. Itu adalah konsep yang menarik....
..."Jadi, apa langkah pertama untuk 'menetralisir' serigala itu, manajer kecil?" tanya Ichiro, kini dengan nada yang lebih serius....
...Kenzo tersenyum puas. Dia punya perhatian Ichiro. "Pertama, kita butuh 'intelijen'. Kita butuh informasi lebih lanjut tentang pola pergerakan mereka. Di mana mereka mencari makan? Kapan? Seberapa banyak mereka? Dan apakah ada cara yang lebih efisien untuk memancing mereka keluar atau menyergap mereka."...
..."Intelijen?" Haru lagi-lagi menyela. "Apa itu, Kazuki?"...
..."Informasi, Ayah," jawab Kenzo. "Informasi yang akurat adalah kekuatan. Dan Ichiro-san adalah sumber informasi terbaik kita saat ini."...
...Ichiro mengangguk perlahan. Ini adalah bahasa yang dia pahami. Mengetahui musuh....
......
 
                     
                    