Area *** "Hanya semalam, kan, Tuan?" "Iya, kau tidak akan kenapa-napa karena aku mandul, Kau butuh uang dan aku butuh dirimu semalam!" "Anda yakin, Tuan?" "Aku jamin semuanya aman!" Malam yang terjadi antara dirinya dan sang Pemilik tempat dimana ia bekerja langsung mengubah hidupnya. Hazel Isabella Sora, seorang gadis cantik berusia 24 tahun terpaksa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya pada Sang Big boss karena membutuhkan uang demi membayar hutang milik mending kedua orang tuanya, Rexton Lysander Silas, pria matang dengan segala pesona dan tatapan matanya yang tajam bak predator mematikan. Tersenyum menyeringai saat mendapatkan mangsa yang dirinya incar. Perjanjian itu hanya untuk semalam. Namun, apa jadinya jika itu menjadi kegilaan berbahaya dari sang Boss yang tak mampu dirinya tolak dari seorang Rexton. Bagaimana hubungan keduanya? Benarkah hanya ada Hutang dan sebuah kesalahan? ikuti kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ham_sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 GBSDM
Satu minggu kemudian.
Sejak kejadian satu minggu lalu, yang membuat dia menghabiskan waktu satu malam dengan Rexton pemilik club tempat dia bekerja, Hazel memutuskan untuk melupakan semuanya, sekarang dia akan menjalankan hidupnya seperti biasa.
Hari ini Hazel akan berangkat ke kedai pizza dan burger miliknya, toko yang dia rintis sejak orang tuanya meninggal, toko kecil yang ada di tempat yang tak jauh dari rumahnya. Kedai kecil dengan bangunan sederhana yang tampak mengesankan. Dulu bangunan itu adalah toko baju yang terbengkalai, dan oleh pemiliknya di sewakan. Lalu Hazel memiliki ide untuk membuat kedai kecil demi menyambung hidupnya. Semuanya harus ia lakukan demi bisa bertahan di tengah badai guncangan dan tekanan hidup di negara besar ini.
Untung saja Mamanya Hazel pintar memasak, dan keahlian itu menurun pada Hazel hingga dia bisa membuka kedai pizza dan burgers dengan resep milik mendiang sang Mama. Jadi dia hanya mengikuti resep sang Mama.
Kedai kecil itu cukup terkenal, dan terlihat ramai sebab berada di dekat University. Hanya saja jika Hazel mengandalkan kedai itu saja maka tak akan cukup, sebab biaya hidup yang tinggi membuat dia memilih kerja sampingan sebagai pelayan Club yang menjanjikan gaji tinggi. Hanya pelayan dan tak lebih, sebab setiap pekerja di club itu memiliki hak untuk menolak. Begitu juga Hazel, dia hanya bekerja sebagai pelayan dan bukan wanita malam. Banyak yang menggoda dengan di janjikan bayaran tinggi. Tapi Hazel menolak sebab ia hanya ingin bekerja sebagai pelayan. Namun, malam itu berbeda, sebab ia membutuhkan uang sebelum para Depkolektor itu menagih dan menghancurkan segala.
Tapi setelah mendengarkan penjelasan dari Ava, ia yakin semua hutang yang Bibinya bicarakan itu mungkin saja bukan milik mendiang kedua orang tuanya.
"Selamat pagi, Kak Hazel," satu karyawan yang bekerja di salah satu toko bunga dekat kedai Hazel terlihat menyapa.
Lamunan Hazel buyar saat seseorang menyapanya,"Pagi, masih pagi sudah datang?" Hazel balik menyapa ramah dan melontarkan pertanyaan sederhana.
"Iya, aku tiba lima menit yang lalu sebab sepertinya Kak Haura akan datang sedikit terlambat," jawab Neva.
"Baiklah, aku masuk dulu ya!" pamit Hazel, dia segera berjalan menuju kedai miliknya dan membuka kedai itu sebab hari semakin siang.
"Baik, nanti bisakah kita makan siang bersama, Kak?" Neva bertanya sambil merapikan bunga.
"Baiklah, nanti kabari saja, lagipula aku ingin makan di cafe sana jika bisa, bagaimana menurutmu?" usul Hazel dengan senyum tipis.
"Aku setuju, lagipula tak ada salahnya makan di sana karena kabarnya cafe itu menyiapkan menu enak dan murah," jelas Neva dengan wajah sumringah. Sebagai pekerja harian, walaupun gaji yang di terima cukup tinggi. Tapi itu tak bisa menutup biaya hidup di sana, dan mau tak mau mereka yang bekerja di toko kecil harus berhemat sebisa mungkin.
"Bagus sekali, kita akan pergi nanti. Sampai jumpa nanti, Neva!" kata Hazel, dia melambaikan tangannya sebelum benar-benar masuk kedalam kedainya.
Suara pintu toko terbuka. Karena Hazel memasang lonceng pada pintu. Wanita cantik itu berjalan masuk dan segera meletakkan tasnya sebelum membersihkan kedai.
"Apa kedainya sudah buka?" pertanyaan dari seseorang membuat Hazel sontak menoleh.
"Selamat datang di kedai kecil Sora Burgers," Hazel menyapa ramah.
Gadis cantik itu mengulas senyum tipis, dia dan satu temannya masuk lalu melihat-lihat menu untuk sarapan hari ini.
"Jadi menu apa yang enak untuk sarapan?" Lyra menoleh dan bertanya pada temannya.
"Semuanya enak, tapi burger cheese sepertinya enak, bagaimana menurutmu?" usul temannya itu.
Lyra setuju, dia dan temannya akhir memesan menu yang sama dengan coklat hangat sebagai pendamping sarapannya kali ini.
Tidak lama pesanan keduanya selesai, Lyra membayar sejumlah uang dan Hazel mengucapkan terima kasih atas pelanggan pertamanya hari ini. Sebab kedai memang belum sepenuhnya buka karena satu-satunya pekerja Hazel belum datang.
Keduanya berlalu. Namun, belum jauh melangkah, Lyra kembali menoleh dan berucap,"Aku beberapa kali makan burger dan pizza milikmu, dan aku cukup terkesan dengan rasanya. Aku harap bisa memakannya setiap hari jika aku kebetulan lewat sini, sampai jumpa lagi, Kak Sora!" Lyra melambaikan tangannya dan itu di balas manis juga hangat oleh Hazel.
Dia bahagia, sebab untuk kesekian kalinya ada yang memuji dan begitu bangga dengan burgernya, walaupun itu bukan yang pertama. Namun, itu tetap saja mengesankan untuk pedagang kecil seperti dirinya.
"Terima kasih, Nona Cantik!" gumam Hazel dengan senyum bahagia.
