NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Melati, mantan atlet bola pingpong, menjadi tersangka pembunuhan sepupunya sendiri yang adalah lawan terakhirnya dalam turnamen piala walikota. Setelah keluar dari tahanan, ia dibantu teman baiknya, Aryo, berusaha menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Namun ternyata Melati bukan hanya menghadapi licik dan bengisnya manusia, namun juga harus berurusan dengan hal-hal gaib diluar nalarnya.

"Dia, arwah penuh dendam itu selalu bersamamu, mengikuti dan menjagamu, mungkin. Tapi jika dendamnya tak segera diselesaikan, dibatas waktu yang ditentukan alam, dendam akan berubah menjadi kekuatan hitam, dia bisa menelanmu, dan mengambil kehidupanmu!" seru nenek itu.

"Di-dia mengikutiku?!" pekik Melati terkejut.

Benarkah Aryo membantu Melati dengan niat yang tulus?
Lalu, siapa pelaku yang telah tega menjejalkan bola pingpong ke dalam tenggorokan sepupunya hingga membuatnya sesak napas dan akhirnya meninggal?

Mari berimajinasi bersama, jika anda penasaran, silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakat Pembawa Keberuntungan

Untuk mengusir pemikiran buruk, serta perasaan aneh yang mulai tumbuh dalam benaknya, Melati memutuskan untuk keluar rumah, sekedar untuk menghirup udara segar.

Tanpa sadar, kakinya melangkah hingga keluar dari komplek perumahan.

"Mari kak, snack dua ribuan!”

Dari arah belakangnya, sekelompok anak-anak berusia sekitar delapan tahunan, menyusul langkah Melati, menawarkan beberapa bungkus makanan ringan.

Melati menoleh lalu mengembangkan senyum kecil. Namun saat merogoh sakunya, ia tak menemukan selembar pun uang. "Kakak tak bawa uang, kalian tinggal dimana?"

Anak-anak itu memandanginya dengan mata yang cerah, tapi juga sedikit kecewa. "Kami dari panti asuhan di ujung jalan ini," sahut salah satu anak.

"Kalian dari panti asuhan di ujung jalan ini?" tanya ulang Melati merasa penasaran.

Anak-anak itu mengangguk serempak. "Iya, kak. Kami jualan untuk membantu biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari."

"Sejak kapan kalian berjualan seperti ini?" tanya melati sambil mengiringi langkah-langkah kecil itu.

"Mungkin sekitar beberapa bulan yang lalu, Kak,” jawab salah satu anak.

Melati mengangguk, merasa terharu dengan semangat anak-anak itu. "Aku senang kalian memiliki semangat seperti itu," kata Melati. "Tapi, apa kalian tidak merasa lelah atau bosan berjualan setiap hari?"

Anak-anak itu saling memandang, lalu salah satu dari mereka menjawab, "Kami tidak merasa bosan, Kak. Kami senang bertemu dengan orang-orang baru. Selain itu, kami juga belajar banyak hal, seperti menghitung uang dan berbicara dengan orang lain."

Melati tersenyum, merasa kagum dengan anak-anak itu. "Kalian sangat luar biasa!”

Melati merasa terharu mendengar cerita mereka. Dia ingin membantu, tapi dia tidak memiliki uang. Tapi kemudian, dia teringat sesuatu. "Aku punya ide," kata Melati, "aku bisa membeli makanan ringan itu dengan cara lain."

Anak-anak itu pun balas memandangnya dengan penasaran. "Cara lain?" tanya mereka dengan kompak.

"Di sana, sepertinya ada banyak orang yang berkumpul, ada keramaian apa itu?" tanya melati menunjuk ke arah lapangan di seberang jalan raya.

Namun anak-anak itu terdiam, menghentikan langkah kaki mereka. "Tapi, pesan ibu asrama, kami tidak boleh terlalu jauh," ucap polos salah satu anak dengan baju biru.

"Tenanglah, kakak akan menjaga kalian, percayalah, kita kesana sebentar, lalu cepat-cepat kembali. Nanti Kakak yang akan berbicara pada ibu asrama kalian. Bagaimana?"

Anak-anak itu saling pandang, lalu akhirnya pun mengangguk setuju.

"Bagus, mari kita semua bergandengan tangan untuk menyeberang, jangan sampai ada yang terlepas ya, ayo, ikuti kakak!" Melati memberi instruksi, diikuti anak-anak yang patuh itu.

Di lapangan itu, Melati menyapa ramah beberapa pemuda yang tengah bertanding bola pingpong di salah satu sudut lapangan kampung itu.

"Permisi, kami datang dari panti asuhan di sana, bolehkah kami menawarkan jajanan kami?"

Beberapa pemuda tampak memandang Mela dan anak-anak itu dengan tatapan tak begitu suka.

"Maaf kami tak akan memberikan sumbangan apapun!" ujar salah satu pemuda dengan ketus.

Mendengar celetuk kasar si pemuda, anak-anak itu menjadi takut, lalu bersembunyi di belakang Melati.

"Kami datang bukan untuk mengemis," sahut tegas Melati, lalu melepas jaketnya. "Kalian terlalu angkuh sebagai pemuda, lihatlah kalian menakuti mereka."

Si pemuda masih menatap angkuh dan tak suka pada Melati. "Kalian datang dengan wajah memelas, berharap kami mengasihani lalu memborong dagangan kalian, apa itu namanya kalau bukan mengemis?" ejek si pemuda lagi.

Melati mengikat jaketnya di pinggang, "Anak-anak kalian tunggu di sini ya, sepertinya mereka harus diberi pelajaran!" ujar Melati lembut lalu berbalik menatap tajam pada para pemuda itu.

"Begini saja, kita tanding bola pingpong. Jika kalian bisa mengalahkan aku, maka kami akan pergi dengan tenang, tapi jika aku yang menang, maka kalian harus setidaknya membeli satu saja makanan yang mereka buat dengan susah payah!" tantang Mela dengan yakin.

Melati menatap tajam pada para pemuda itu, menantang mereka untuk menerima taruhan itu. Para pemuda itu saling memandang, lalu salah satu dari mereka mengangguk. "Baiklah, kita terima taruhan itu. Tapi jika kami menang, kalian harus pergi dan jangan pernah kembali lagi ke sini."

Melati tersenyum, yakin dengan kemampuan dirinya. "Saya setuju," kata Melati. "Tapi, sebelum kita mulai, saya ingin memastikan bahwa kalian tidak akan menipu atau melakukan sesuatu yang tidak adil."

Para pemuda itu mengangguk, lalu salah satu dari mereka mengambil bola pingpong dan mulai memanaskan otot-ototnya. Melati melakukan hal yang sama, lalu keduanya siap untuk memulai pertandingan.

Anak-anak itu menonton dengan penuh semangat, berharap Melati bisa menang dan membeli makanan mereka. Melati memberikan mereka senyum yang yakin, lalu memulai pertandingan dengan bola pingpong yang melayang ke arah para pemuda itu.

Para wanita dan ibu-ibu yang menonton pun bersorak menyemangati. Ronde pertama berakhir dengan kemenangan dari para pemuda dengan skor tipis.

"Bagaimana? Kami menang kan?" ejek para pemuda itu.

Melati tertawa kecil, "Hahaha, itu hanya pemanasan. Di ronde kedua kalian harus bersiap untuk menyembunyikan wajah kalian!"

Pertandingan kini terlihat tak seimbang, dengan Melati yang memimpin. Gerakan-gerakan cepat dengan bola memantul tajam, dari arah Melati, membuat pemuda yang melawan Melati kesulitan. Ronde kedua hanya berlangsung sepuluh menit dengan kemenangan telak dari Melati.

"Sekali lagi! Satu ronde lagi!" seru sang pemuda merasa tak terima dengan kekalahannya.

Namun ronde ketiga pun berakhir dengan hasil yang sama. Melati menang telak hanya dalam delapan menit pertandingan.

Melati tersenyum bangga, namun tak menunjukkan kesombongan sedikit pun. Ia berjalan tegas mendekati para pemuda itu.

"Mereka susah payah, berusaha sekuat tenaga untuk hidup. Tak pantas jika kita yang sudah dewasa meremahkan semangat mereka," ucapnya dengan tenang. "Dan lagi, kalian harus ingat, kami bukan mengemis, kami hanya menjual apa yang kami bisa lakukan dengan benar, belilah jika ikhlas, jika tidak, kami tidak memaksa!" imbuhnya.

Melihat betapa keren yang dilakukan Mela, seorang ibu mendekatinya, "Kamu sangat berbakat, aku ingin marah awalnya karena mengira kamu menculik anak-anakku, tapi melihat betapa kamu membela mereka, aku jadi merasa berterimakasih, mampirlah ke rumah kami," ucap lembut ibu itu yang ternyata adalah pengelola panti asuhan.

Melati tersenyum dan mengangguk, "Terima kasih, ibu. Saya senang bisa membantu anak-anak itu. Saya tidak ingin mereka merasa dikalahkan atau diintimidasi oleh orang lain."

Pengelola panti asuhan itu memandang kagum pada Melati, "Kamu memiliki hati yang baik, terimakasih banyak.”

Melati tersenyum dan mengangguk, “Ah, itu bukan apa-apa, Bu."

Pengelola panti asuhan itu tersenyum dan mengajak Melati untuk mengikuti dia ke rumahnya. Anak-anak itu juga ikut, dengan wajah yang cerah dan gembira tanpa ia sadari, dua pasang mata memerhatikan setiap detail teknik permainan Melati.

"Cari tahu siapa dia!" perintahnya pada seorang pemuda yang berdiri di samping pria paruh baya itu.

...****************...

Bersambung ....

1
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
waduuuuh..... piye iki...???
mika digondol PK man... 🤣🤣🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: air es ato air mata 👀
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
maaf saya tidak mendengar bnyk... cuma tau doang apa yang kalian bahas..🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: ya harus nya gitu 😋
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
dokternya aneh bngt ya. semua orang mencurigakan nggak sih...
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: lhoo kok aq
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
sebenernya kepala sekolah baik atau enggak..?
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
makin penasaran... lanjut pk othor...
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
Aryo sebenarnya baik gak sih .😄
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa sih.. pemuda ini../Scare/
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa tuh cowok ya..? kok aneh. 🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
lhaaa mika kmn coba

ahh semua masih misteri deh
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: @Ai Emy Ningrum yoo kipasan too bermdam dang
total 6 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
wo'o.. kalian ketahuan... wkwkwkwkwkwk...
ayo melati.. akting yg bagus y..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
suntik bius kali y.. biar mika nggak ngoceh kesan kemari.. kasihan sekali kau mik... mau jadi tumbal..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
lah.. alah... niat menolong malah dituduh-tuduh... males banget mel....
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
Laila kok gitu sih...🤣🤣
Ai Emy Ningrum: Laila knp siih gituh mulu 🙄😙
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
kok nggak tau sih Laila....
Ai Emy Ningrum: Laila tau nggak kok sih 😳
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
maksudnya nenek si Laila kan.. dendam laila
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini kok makin kesana...🚶🚶🚶
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳: wkwkwkwkwkwk...😙 laper .
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini makin kesono
Ai Emy Ningrum: gak usah gmn 🙄🤔🤔
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
GK baca 3 hari aja dh ketinggalan jauh..🚶🚶🚶
Ai Emy Ningrum: biasane udh bgituh mah suka mles baca 😹 baca dikit2 ditinggal terus lg
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!