menceritakan kisah seorang pemuda dekil yang sering di hina dan di rendahkan karena penampilannya yang tak rupawan dan sering di anggap remeh hanya karena manusia biasa.
Namun siapa sangka di balik penampilannya yang sederhana pemuda itu ternyata memiliki kekuatan tidak terkalahkan bahkan pemuda tersebut memiliki ribuan Boneka yang terbuat dari mayat tokoh tokoh kuat zaman dahulu, namun pemuda itu sendiri sama sekali tidak menyadari kelebihannya entah itu kekuatan Tidak terkalahkan miliknya maupun boneka boneka miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kasih Ibu
Sementara itu di kedalaman hutan Alas Roban terlihat beberapa orang yang terdiri dari Jamal, Jamilah, keempat teman Jamal, Andre yang masih tertidur, Salah satu Jin Perewang Dukun Sumanto dan sebuah patung Madono yang berjalan kaku paling belakang.
Mereka saat ini berjalan hendak menuju ke pinggiran alas Roban lebih tepatnya menuju ke perbatasan Dunia Nyata dengan Alam Ghaib, tempat di mana Goa besar tempat bertapa Raja Laksana Kamandaka.
Jamal dan Jamilah terlihat berjalan dengan wajah sumringah, mereka berdua tampak sudah tidak sabar ingin di gunakan untuk apa emas yang akan di tukar dengan nyawa Andre.
"Mas, kira kira setelah kita dapat banyak emas kita mau buat apa, ya?" Tanya Jamilah dengan ekspresi antusias.
"Kita beli mobil! Rumah Mewah di luar kota dan pindah kesana, agar para warga desa Durenombo tidak curiga ketika kita kaya secara mendadak!" Jawab Jamal dengan senyum sumringah.
"Haha... ide bagus mas." Ucap Jamilah kemudian Jamilah menatap ke arah Andre yang tertidur di gendongan salah satu anak buah jamal.
"Sayang sekali Andre, ibu ah maksudku tante tidak bisa merawat benalu sepertimu sampai besar, dari pada menghabiskan banyak uang hanya untuk makan dirimu lebih baik ibu tukarkan saja nyawamu dengan emas... haha!!" Ucap Jamilah kemudian tertawa.
Jamal hanya diam saja mendengar ucapan Jamilah, dia sendiri memang sejatinya tidak memiliki kasih sayang kepada Andre karena Andre adalah anak hasil hubungannya dengan Sulastri.
Kebencian Jamal kepada Sulastri membuat Jamal juga membenci Andre yang bahkan tidak tahu apa apa tentang permasalah kedua orang tuanya.
Namun setelah sepuluh detik berlalu tawa jamilah tiba tiba kaku, ketika mendengar teriakan menggelegar dari belakang.
"Siapa yang kau sebut benalu, pelakor keparat!" Teriak Sulastri dengan sangat marah.
Terlihat Sulastri terbang penuh dengan amarah, tubuhnya kini terselubung oleh aura merah pekat matanya berubah merah dan parang di tangannya tampak sangat tajam, siap menebas siapapun yang menghalanginya.
Sontak Semua orang di situ langsung menoleh ke arah Belakang. Mereka sedikit terkejut begitu melihat Sulastri datang dengan penuh amarah.
Berbeda dengan semua orang yang refleks menoleh, Patung Madono justru hanya berhenti di tempat dan tidak menoleh ke belakang.
Tiga tiba mata Patung Madono mengeluarkan cahaya hijau layaknya nafas arwah.
Sementara itu Tea terlihat tertinggal jauh di belakang, dia memaksakan tubuhnya berlari walaupun dadanya terasa sangat sakit, Tea seperti ini karena Tea tahu bahwa sebentar lagi Arwah Sulastri akan lenyap.
"Sulastri, aku mohon jangan gegabah!" Batin Tea sembari terus berlari walaupun larinya sangat lambat.
Wus...
Trang!
Tebasan parang dari Arwah Sulastri tiba tiba di tahan oleh tengkorak Patung Madono.
Sulastri sedikit terkejut mendapati parangnya tidak mampu menebas tengkorak Patung aneh di depannya.
Namun karena dia marah membuat dia kalang dan langsung menyerang patung Madono secara membabi buta.
Slash!
Slash!
Slash!
Arwah Sulastri mencincang tubuh Patung Madono yang terbuat dari jerami dengan sangat mudah.
Sontak semua orang di situ langsung melebarkan matanya dengan ekspresi terkejut.
"Apa? Tidak mungkin! Bagaimana mungkin patung Madono kalah begitu saja di tangan arwah lemah seperti Sulastri?" Tanya Jamilah dengan wajah tidak percaya.
"Aaaarrrgghhh!!!"
Namun ekspresi Jamilah langsung berubah menjadi panik, kala salah satu teman Jamal yang menggendong Andre tiba tiba bersimbah darah karena parang panjang menembus dadanya.
Sontak Andre yang sedang tertidur jatuh, ke tanah. Rasa sakit akibat jatuh langsung membuat Andre bangun.
Andre mengucek ucek matanya dengan wajah polos, pandangan pertama yang dia lihat adalah Jamal seorang ayah yang sering menyakitinya apabila Andre melakukan kesalahan.
Karena trauma melihat Jamal Andre langsung bersembunyi di balik sosok yang berada di dekatnya, yaitu Arwah Sulastri.
"Huhu! Orang itu orang jahat!" Ucap Andre, Trauma yang sangat mendalam terhadap Jamal membuat Andre tidak mengetahuinya sosok yang seram dan mana yang tidak.
Mendengar anaknya menangis amarah Arwah Sulastri semakin meledak ledak.
"Aaaaaaaarrrrgghhh!!!!" Dia berteriak dengan keras, dan menyabetkan parangnya secara vertikal ke udara.
Gelombang prana yang sangat tipis dan tajam langsung tercipta bagaikan siluet bulan sabit yang melesat.
Slash!
Slash!
Slash!
Tiga kepala terlihat terjatuh dan menggelinding di tanah, tiga kepala itu adalah milik 3 teman Jamal yang tersisa.
Kini hanya tinggal Jamal dan Jamilah saja di tempat itu. Mereka berdua terlihat berpeluk ketakutan dengan ekspresi panik.
"A.. ampuni kami Sulastri, Ka... kami tidak akan menyakiti anakmu lagi. A--aku juga akan merawat Andre layaknya anakku sendiri." Ucap Jamal yang malah membuat Sulastri semakin murka.
"Keparat! Dia memang anakmu bodoh!" Teriak Sulastri dia hendak melesat dan membunuh Jamal dan Jamilah.
Namun tiba tiba Sulastri merawat bagian kakinya terasa sangat sakit, seolah di kunyah sesuatu.
Nampak jerami jerami dari patung Madono mulai menempel dan memenuhi bagian kaki dari Sulastri.
Sulastri meringis kesakitan, jelas Jerami di kakinya tidak hanya menempel di kakinya saja namun juga mulai menggerogoti tubuh arwahya.
"Haha... sudah ku duga patung Madono tidak mungkin kalah dengan Arwah lemah sepertimu!" Teriak Jamilah dengan sangat bangga.
"Cepat tangkap Andre mas! Dia adalah emas kita!" Ucap Jamilah.
Jamal menganggukan kepalanya, dia kemudian berlari hendak menangkap Andre.
Mendapati dirinya dalam bahaya Andre langsung berlari memasuki hutan yang lebih dalam.
Crok!
Apa yang tidak Jamal duga, dia terlalu gegabah. Dia tidak mengetahui bahwa Patung Madono baru menggerogoti bagian bawah Arwah Sulastri, sementara bagian tangannya bisa ia gerakan.
Alhasil Sulastri langsung melemparkan parang di tangannya, secara sempurna parang itu menancap tepat di kepala Jamal.
Bruk!
Tubuh Jamal jatuh begitu saja bagaikan kain yang tertiup angin.
"Tidaaaaaakkkkk!!!!" Jamilah berteriak dengan sangat keras, ketika melihat suaminya tewas begitu saja.
"Dasar arwah bajingan!!! Patung Madono segera lenyapkan dia! Lalu Tangkap anak itu dan bawa kemari hidup hidup, akan aku siksa anak itu sampai dia mati!" Ucap Jamilah dengan murka.
Siapa sangka Tengkorak Patung Madono yang berada di tanah mulai melayang, dan hendak melesat.
Bruk!
Namun tiba tiba Sulastri menjatuhkan tubuhnya sendiri sembari meraih tengkorak yang melayang itu.
Sulastri kemudian memeluk tengkorak itu mencoba memberikan waktu selama mungkin agar Andre bisa pergi.
Krak!
Tengkorak Patung Madono mengigit dada Sulastri hingga darah hitam kental mengucur deras dari dada Sulastri.
Namun bukannya memasang wajah kesakitan Sulastri justru memasang ekspresi tersenyum ringan, ketika dia melihat Tea yang tiba tiba datang dan membawa Andre pergi.
Krak!
Krak!
Krak!
Sulastri memeluk tengkorak itu sekuat tenang, hingga tangannya hancur karena di gigit oleh tengkorak itu.
Namun senyum Sulastri justru tidak pudar, walaupun dia sedang merasa rasa sakit yang di luar nalar, rasa sakit akibat tangannya hancur dan tubuh bagian bawahnya yang sedang di gerogoti tidak bisa melenyapkan rasa leganya ketika melihat Andre berhasil selamat.
"Terimakasih Tea..." Gumam Sulastri dengan tenang.
Ia tenang karena kasih serong ibu memang seperti itu: sunyi, dalam dan tak mengharapkan balasan.
Kasih ibu bukan hanya sekadar ucapan ataupun hanya sekadar jalan, melainkan benar benar pengorbanan yang tidak terlihat oleh mata, namun akan selamanya melekat di hati seseorang yang di lindunginya.
jgn nanggung lg ceritanya.../Pray//Pray//Ok//Good/