Edgar dan Louna dituduh membuang bayi hasil hubungan mereka. Enggan berurusan dengan hukum, akhirnya Edgar memutuskan untuk menikahi Louna dan mengatakan bayi itu benar anak mereka.
Selayaknya mantan kekasih, hubungan mereka tidak selalu akur. Selalu diwarnai dengan pertengkaran oleh hal-hal kecil.
Ditambah mereka harus belajar menjadi orang tua yang baik untuk bayi yang baru mereka temukan.
Akankah pernikahan yang hanya sebuah kesepakatan itu berubah menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk keduanya ?
Atau mereka akan tetap bertahan hanya untuk Cheri, si bayi yang menggemaskan itu.
Yuk ikuti kisahnya...!!
Setiap komen dan dukungan teman-teman sangat berharga untuk Author. Terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bantuan Mommy
Sesampainya di rumah Louna, Edgar segera turun dan membukakan pintu untuk istri dan anaknya. Kemudian mengambil tas perlengkapan milik Cheri.
Louna kesulitan membuka pintu, Edgar mengambil kunci di tangan Louna dan membukanya.
"Apa susahnya meminta tolong padaku". Kata Edgar.
Louna diam saja. Ia melangkahkan kakinya masuk. Edgar mengikuti dari belakang.
Rumah Louna terdiri dari dua lantai dengan aksen warna putih dan soft pink di setiap sudutnya.
Ada dua kamar di lantai bawah, ruang keluarga yang menyatu dengan ruang tamu, dapur dan satu kamar mandi. Sedangkan di lantai atas ia gunakan untuk penyimpanan barang tidak digunakan dan juga jemuran pakaian.
Edgar memperhatikan sekelilingnya. Rumah yang cukup minimalis dan nyaman jika ditinggali sendiri. Apalagi di depan banyak sekali tanaman bunga yang pastinya Louna sendiri yang menanamnya.
"Rumah mu cukup nyaman. Kau tinggal sendiri ?" Tanya Edgar basa-basi.
"Iya". Mau tak mau Louna menjawab meskipun ia tau Edgar pasti sudah tau jawabannya.
Edgar membantu Louna yang ingin mengeluarkan Cheri dari gendongannya. Kemudian mereka duduk bersebelahan.
"Kau bekerja dimana ?" Tanya Edgar. Tangannya sibuk menepuk paha Cheri agar lebih lelap tidur.
"Di Perusahaan Max Grup. Aku jadi sekertaris". Jawab Louna. Edgar mengangguk mengerti.
"Sebaiknya kita membahas bagaimana pengasuhan Cheri saat kita bekerja". Kata Edgar.
"Aku tidak mau berhenti bekerja". Kata Louna cepat. Ia tidak mau sepanjang hari berdiam di rumah.
"Aku tau. Aku juga tidak menyuruhmu berhenti bekerja. Maksudku apa sebaiknya kita mencari pengasuh untuk menjaga Cheri saat kita bekerja ? Atau menitipkan Cheri di tempat penitipan anak. Kita bisa mengambilnya saat kita sudah pulang". Edgar menjelaskan dua pilihan.
"Aku tidak tega menitipkan nya. Lebih baik cari pengasuh saja. Aku akan meminta bantuan Mommy untuk mencarinya". Jawab Louna.
"Hem, sebaiknya begitu. Aku juga akan memberitahu Mommy ku. Baiklah kalau begitu aku pergi dulu. Mungkin aku akan kembali sebelum waktu makan malam". Kata Edgar. Ia menundukkan wajahnya dan mencium Cheri hingga bayi itu menggeliat.
"Sudah, nanti dia terbangun". Louna memukul lengan Edgar.
"Baiklah, sudah dulu ya sayang. Mommy mu cemburu". Ujar Edgar dengan tawa yang membuat Louna semakin kesal. Ia ingin memukul Edgar dengan bantal sofa tapi terlambat. Edgar sudah berlari keluar dari rumah.
"Dia begitu menyayangi mu, Mommy harap dia tulus menyayangi mu". Kata Louna pelan kemudian mencium wajah Cheri.
Louna merasa mengantuk. Ia mengunci pintu kemudian membawa Cheri ke dalam kamarnya.
Louna merebahkan tubuhnya di samping Cheri. Ia lupa belum membuatkan susu atau bahkan berganti pakaian. Rasanya sangat nyaman tidur di jam begini.
...
Tidur Louna terusik oleh tangisan Cheri. Ia melihat ke jendela dan langit sudah berubah menjadi senja. Ia terkejut karena sudah tidur lebih dari dua jam.
"Cheri, kau pasti lapar. Sebentar ya, Mommy buatkan susu". Louna mencoba menggendong Cheri tapi saat diangkat, popok yang Cheri gunakan bocor. Hingga mengenai baju Louna. Mungkin karena terlalu lama tidak diganti.
"Ya ampun, bagaimana ini". Louna bingung sendiri. Apalagi tangisan Cheri semakin kencang.
Ia tidak tau bagaimana cara mengganti popok apalagi menenangkan bayi yang menangis.
Louna bingung. Ia menggendong Cheri tapi suara tangisnya semakin kencang.
Louna ingin meninggalkannya untuk membuat susu tapi ia juga bingung bagaimana caranya. Di saat ia sendiri hampir menangis, ia mendengar bel pintu rumah nya berbunyi.
"Mungkin Edgar sudah kembali". Katanya senang.
Ia meletakkan Cheri di tengah ranjang dan mengelilingi nya dengan bantal. Kemudian ia berlari menuju pintu untuk membuka nya.
Rupanya yang datang adalah Nyonya Elise dan Nyonya Monik. Louna segera menghambur memeluk Nyonya Elise dengan terisak.
"Mom, Cheri menangis. Aku tidak bisa menenangkan nya". Katanya.
"Ya Tuhan Lou, lihatlah bajumu juga basah. Kau belum mandi ?" Nyonya Elise merapikan rambut Louna yang berantakan.
Louna hanya menggeleng dan kemudian mengajak dua Mommy nya untuk masuk.
"Dimana Ed ? Apa kau sendiri sayang ?" Tanya Nyonya Monik.
"Iya Bibi, dia sedang ada operasi di Rumah Sakit yang tidak bisa ditinggalkan ". Jelas Louna.
"Hei, kau menantuku. Apa ada menantu yang memanggil mertuanya dengan sebutan Bibi ?" Kata Nyonya Monik. Seketika Louna baru sadar, jika ia sudah menikah dengan Edgar.
"Iya Mom, maaf".
Nyonya Monik memeluk Louna dan mengelus punggungnya. "Maafkan Ed yang sudah meninggalkan mu di hari pertama kalian menikah. Nanti Mommy akan menghukumnya".
"Ayo kita lihat Cheri". Kata Nyonya Elise setelah meletakkan bawaannya di sofa.
Mereka bertiga menuju kamar yang ditempati Louna. Cheri masih menangis kencang. Wajahnya sampai memerah.
"Ya ampun, dia juga belum mandi ? Lou, kau biarkan popoknya penuh ?" Nyonya Elise tidak menyangka jika Cheri masih dalam keadaan yang sama saat meninggalkan rumah nya.
"Kau belum buatkan dia susu ?" Tanya Nyonya Elise lagi dan Louna hanya menggeleng.
"Ya sudah tidak apa-apa. Lebih baik sekarang kau membersihkan dirimu lebih dulu sayang. Biarkan kami yang merawat Cheri". Nyonya Monik memberi saran. Dan diangguki oleh Nyonya Elise.
Mereka merasa kasihan melihat Louna yang berantakan padahal belum sehari menjadi ibu.
Louna mengambil baju ganti dan membawanya ke kamar mandi. Ia bisa mandi dengan tenang karena Cheri ada yang menjaga.
Kedua nenek Cheri berbagi tugas. Ada yang memandikan Cheri dan ada yang membuatkan susu.
Louna mandi tidak lama. Mungkin hanya sekitar sepuluh menit. Saat dia keluar aroma minyak bayi menguar di udara.
Terlihat Nyonya Elise dan Nyonya Monik sedang bermain bersama Cheri di ruang keluarga sambil menonton televisi.
Cheri sudah tenang. Ia sudah cantik karena sudah dimandikan dan sedang minum susu.
"Kau makanlah dulu Lou. Mommy mertuamu membawakan makanan banyak untuk kalian". Kata Nyonya Elise.
Louna hanya mengangguk. Ia menghampiri mereka bertiga. Ia jadi merasa tidak enak pada kedua Mommy nya.
"Kau sudah merasa lebih baik, sayang ?" Tanya Nyonya Monik.
"Iya Mom".
"Lou, kau harus mengganti popok Cheri dua sampai tiga jam atau jika dia sudah buang air besar. Jangan menunggu terlalu lama. Nanti dia bisa iritasi". Kata Nyonya Elise.
"Mommy juga sudah menuliskan bagaimana cara membuat susu dan takaran nya. Kalian bisa melihatnya di pintu kulkas". Sambung Nyonya Monik.
"Iya Mom. Terimakasih sudah datang kemari dan membantuku". Kata Louna. Entah bagaimana jadinya jika kedua Mommy nya tadi tidak datang. Edgar juga masih belum pulang.
"Iya tidak masalah. Kau bisa menghubungi Mommy kapan pun kau butuh bantuan". Kata Nyonya Monik.
Kemudian mereka mengobrol bersama. Louna disuruh makan terlebih dulu sebelum keduanya pulang.
"Cheri sudah berganti popok. Jika tengah malam dia menangis coba kau cek. Dan ini susunya berikan sampai dua jam ke depan. Jika lebih dari itu sudah tidak bisa digunakan. Kau harus membuat yang baru". Begitulah pesan dari Mommy nya sebelum mereka pulang dan meninggalkan Louna bersama dengan Cheri.
"Sudah pukul delapan tapi Edgar belum pulang". Kata Louna seorang diri sambil menutup pintu.
"Oh Louna, apa kau lupa siapa dia ? Mungkin saja dia sedang sibuk dengan salah satu kekasihnya". Tiba-tiba perasaannya menjadi sedih jika mengingat Edgar sangat suka tebar pesona pada wanita.
...
Udah up banyak nih. Dukungan nya banyakin ya🫶
lanjut thor