NovelToon NovelToon
RAHASIA CINTA SANG DOSEN

RAHASIA CINTA SANG DOSEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Poligami / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Qireikharisma

"Aku tidak bisa mencintainya, karena sejak awal hatiku tidak memilihnya. Semua berjalan karena paksaan, surat wasiat ayah, janji ayah yang harus aku penuhi."

"Semua yang terjadi bukan atas kemaunku sendiri!"

"Dengarkan aku, Roselyn... hanya kamu yang mampu membuatku merasakan cinta."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qireikharisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Curiga.

Keesokan paginya, Naeira semakin lekat memperhatikan Jayden. Wajah lelaki itu tampak begitu bahagia, akan tetapi sikapnya pada Naeira tidak berubah sama sekali, perlakuannya seperti biasa dingin dan acuh.

"Jayden, Aku perhatikan beberapa hari ini kamu terlihat berbeda, apa kamu sedang dekat dengan seseorang?" tanya Naeira dengan suaranya bergetar memberanikan dirinya, meskipun hatinya sungguh sakit jika itu benar-benar terjadi.

Jayden tetap acuh. Ia fokus mengenakan pakaian pilihannya sendiri, mengancingkan kemeja dengan rapi lalu memakai jasnya seperti biasa, namun ada hal yang berbeda beberapa hari ini, ia tidak pernah lagi mengenakan dasi, bahkan sudah melarang Naeira untuk menyiapkan bajunya. Ia benar-benar memutuskan jarak dengan istrinya itu.

Naeira hanya terdiam di ambang pintu kamar Jayden, kedua tangannya bersidekap, menahan gejolak amarah yang menyeruak di dalam hatinya.

"Jawab aku Jayden!" perintahnya, menahan emosi.

"Apa yang harus aku katakan lagi padamu?, semuanya sudah jelas!" Jawabnya datar sama sekali tak mengarahkan matanya. Acuh.

Perlahan, Naeira berjalan semakin dekat melangkahkan kakinya ke arah Jayden dengan perasaan yang berperang hebat, berusaha menahan emosinya agar tidak meledak yang akan berakhir dengan pertengkaran.

Saat Jayden selesai mengenakan pakaiannya rapi, tiba-tiba Naeira memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya di punggung suaminya itu mencari sedikit kenyamanan yang nyaris tak pernah ia dapatkan selama menikah.

Jayden hanya terdiam, mematung tanpa merasakan apapun di hatinya. "Bisakah kita mencoba seperti layaknya sepasang suami-istri?" gumam Naeira lirih penuh harap.

Jayden menarik napasnya dalam, tak berkata apapun, ia tetap tenang tanpa emosi, mencoba melepaskan kedua lengan Naeira yang melingkar erat di perutnya.

"Biarkan sebentar saja, aku begini Jayden," pintanya.

"Aku akan terlambat, Naeira." jawabnya datar.

Dalam hati Naeira merintih pilu, "Jika saja perasaan cintaku padamu yang besar ini bisa kuhapus, aku pasti akan melakukannya, aku lelah mencintai dan berusaha memahamimu sendiri, tapi aku belum sanggup untuk benar-benar berpisah denganmu, membayangkannya saja sudah cukup menyakitkan aku tak mampu, Jayden."

Dengan berat hati, Naeira pun melepaskan pelukannya, Jayden segera merapikan jasnya, lalu melangkah pergi, tanpa sepatah kata pun yang terucap meninggalkan Naeira sendirian dalam keheningan yang menyesakkan.

"Kamu telah menghancurkanku Jayden, melukaiku dengan sikapmu dari awal. Jangan salahkan aku, jika kini aku berubah." Gumamnya Lirih dengan emosi yang belum hilang dalam hatinya.

Naeira berjalan keluar kamar Jayden. Ia kembali ke kamarnya dan mencoba menghubungi seseorang.

"Aku akan menemuimu di kantor," Jawab Naeira. Ia bersiap mengganti pakaiannya dan berdandan dengan cepat, bergegas pergi.

Tak butuh waktu lama, Naeira tiba di kantor. Langkahnya tergesa menuju ruangan seseorang yang sudah menunggunya.

Davin tengah duduk santai di kursi kerjanya ketika pintu terbuka. Ia menoleh, lalu tersenyum menyambut kedatangan Naeira.

"Davin, aku butuh tempat curhat. Aku merasa beruntung ada kamu lagi di sini." ujar Naeira sambil duduk di kursi dengan santai.

"Ya, Jayden sedang sibuk meeting di luar, jadi aku yang harus menggantikan meetingnya di kantor," jawabnya santai namun seketika, Naeira terdiam mengernyit.

"Apa meeting di luar?" Davin menganggukan kepalanya.

"Ya, sudah beberpa hari ini, Jayden sibuk. Katanya sedang mengurus proyek di luar. Ia kembali ke kantor sore hari," jelasnya.

"Jadi, hari ini dia tidak di ruangannya?" tanya Naeira penasaran. Davin mengangguk. Seketika perasaan Naeira di liputi rasa curiga dan hatinya kembali tak tenang.

"Hubunganmu dengan Jayden, apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Davin menatapnya dengan lekat, setelah kejadian kemarin Naeira menangis di pelukannya.

Pikiran Naeira teringat Jayden, ia takut sekali jika benar-benar ada seorang wanita yang memikat hatinya, dadanya merasa sesak dan rasa takut itu semakin dalam.

Davin memperhatikan Naeira yang terdiam dengan tatapan kosong seolah jauh dari ruangan itu. Ia bisa membaca keresahan yang tak mampu Naeira ucapkan.

"Naeira, kamu melamun? nggak jawab pertanyaanku." Naeira tersenyum tipis, tiba-tiba berkata ragu.

"Davin, aku takut Jayden jatuh cinta pada wanita lain," seketika Davin tersontak, ia mengamati wajah Naeira yang berubah sedih.

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?" tanyanya lagi.

"Dia berbeda, nampak bahagia dan bersemangat akhir-akhir ini, aku tidak tahu alasannya, sedangkan kepadaku, dia masih saja dingin dan menjaga jarak." Naeira menarik napas panjang, berusaha menahan air matanya.

Davin mendekat perlahan dengan rasa iba sambil mengusap lengan Naeira lembut. " Nanti aku akan bicara dengan Jayden, menanyakannya langsung, membantumu," ucapnya tulus.

Hati Davin cukup sakit, melihat Naeira terus tersakiti, namun ia juga tak bisa menyalahkan Jayden. Cinta memang tak bisa dipaksakan.

"Terimakasih, Davin," ucapnya tersenyum tipis, membuat Naeira merasa cukup lega. Davin mengangguk.

"Kamu mau kemana sekarang?" tanyanya Davin setelah keheningan sesaat.

"Aku mau ke rumah Karin, berkunjung, sudah lama tak bertemu dengannya," jawab Naeira

"Mau aku antar?" tawar Davin.

Naeira sempat ragu saat menoleh ke meja kerja Davin yang penuh dokumen, "Tapi aku tidak mau merepotkanmu Davin, sepertinya kamu sibuk."

Davin tersenyum, "Tidak masalah, hanya sebentar. Ayo."

Naeira tersenyum mengangguk. Mereka berjalan bersama ke luar ruangan, namun langkah Naeira terhenti saat melihat Rama berjalan menuju Lift, membawa setumpuk dokumen.

"Bukankah itu Rama, apakah Jayden juga ada di sini?" ucap Naeira penasaran, pandangannya mengarah ke seluruh ruangan berharap menemukan sosok suaminya.

Davin tersenyum, ia sudah tahu Jayden tidak ada di kantor, kecuali sore hari. Davin menyembunyikan kebenaran itu dari Naeira. Ia tidak ingin menambah luka di hatinya jika berkata jujur padanya.

"Ayo, bukannya mau ke rumah Karin," timpalnya menggenggam tangan Naeira, meski begitu mata Naeira masih penasaran, mencari sosok Jayden.

Saat berada di dalam mobil, pikiran Davin melayang kembali pada percakapannya bersama Jayden beberapa waktu lalu.

Jayden berbicara segalanya dengan jujur tentang perasaannya terhadap Naeira. Davin berharap wanita itu bisa menyerah, namun Naeira bukan wanita yang mudah menyerah, ia terus gigih memperjuangkan cintanya, meski Jayden dari awal tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Jayden terkekang oleh janji Ayahnya. Ia terpaksa dan dipaksa untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap Naeira.

"Davin dari awal aku tidak memiliki perasaan apapun terhadap Naeira, namun karena janji Ayah, surat wasiat itu yang mengikatku, di tambah Ibuku sudah menganggap Naeira seperti anaknya."

Davin terdiam kala itu, mendengarkan dengan antusias dan penuh perhatian.

"Aku tidak mengerti, Ayah bisa-bisanya berjanji dan membuat surat wasiat itu, Aku tidak bisa melanggarnya, meski aku pun bisa. Entah kenapa. Bayangan ayah selalu muncul di benakku dan teringat isi surat itu, hingga aku pun sulit meninggalkannya," lanjut Jayden suaranya meninggi, terlihat guratan emosi di wajahnya.

Davin berusaha menenangkan, meski hatinya ikut pedih, "Aku juga bingung Jayden, Bagaimana membantumu sedangkan Naeira begitu gigihnya memperjuangkan cintanya untukmu."

Davin berbicara dengan santai, meskipun hatinya cukup sakit mengetahui Cinta Naeira sangat besar untuk Jayden.

Jayden menatap Davin dengan datar. "Kamu bisa membantuku, bujuk dia agar bisa melepaskanku, dengan begitu, aku tidak akan merasa bersalah jika dia yang memutuskan ikatan ini atas keputusannya sendiri.

Davin kembali terdiam, ia hanya tenggelam bersama pikirannya yang gelisah. Jayden sama sekali tidak mencintai Naeira. bahkan dengan jujur ia berkata, belum pernah sekalipun menyentuhnya ataupun tidur bersama dengan wanita itu sejak malam pertama pernikahan mereka, tapi hebatnya Naeira bisa sekuat itu menghadapi sikap dingin Jayden.

"Aku tidak berniat menyakitinya, Davin. aku hanya menganggapnya sebatas teman. Perasaanku padanya tidak ada sedikitpun. Aku tidak bisa mencintainya karena paksaan," ucap Jayden lirih dengan napas berat.

Setelah itu, ia melangkah keluar meninggalkan ruangan kerja dengan wajah putus asa, seolah dunia hampa, tanpa ada harapan untuk dirinya bisa bahagia.

 

Lanjurt Part 7》

1
KP - YUSUP IKBAL
Suka alur ceritanya.
Azure
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
KP - YUSUP IKBAL
Menarik
Black Jack
Membuat saya terharu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!