NovelToon NovelToon
Terpaksa Menjadi Pengganti Kembaranku

Terpaksa Menjadi Pengganti Kembaranku

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Pengganti / Keluarga / Selingkuh
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Ini bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang pengkhianatan tak berujung, tentang pengorbanan dan harapan yang gagal untuk dikabulkan.

Angelika Sinnata. Cantik, anggun, berparas sempurna. Sayangnya, tidak dengan hatinya. Kehidupan mewah yang ia miliki membuat dirinya lupa tentang siapa dirinya. Memiliki suami tampan, kaya dan penuh cinta nyatanya tak cukup untuk membuat Angelika puas. Hingga ia memilih mengkhianati suaminya sendiri dengan segala cara.

Angelina Lineeta. Cantik dan mempesona dengan kesempurnaan hati, sayangnya kehidupan yang ia miliki tidaklah sesempurna Angelika.

Pertemuan kembali antara keduanya yang ternyata adalah saudara kembar yang terpisah justru membuat Angelina terjebak dalam lingkaran pernikahan Angelika.

Apa yang Angelika rencanakan? Dan mengapa?

Lalu, apa yang akan terjadi dengan nasib pernikahan Angelika bersama suaminya? Akankah tetap bertahan?

Ikuti kisah mereka...!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Mulai Curiga

“Apakah kamu masih belum bertemu kakakmu, Lina?”

Pertanyaaan yang Angelina dengar dari ibunya melalui ponsel membuat Angelina terdiam sejenak, memikirkan kata apa yang harus ia gunakan untuk memberikan jawaban.

“Masih belum, Ibu. Maafkan aku,” dusta Angelina.

“Jangan minta maaf, Sayang. ibulah yang harusnya meminta maaf karena memaksamu untuk mencari kakakmu. itu bukan hal mudah.”

Angelina memejamkan mata, tanpa terasa air matanya bergulir pelan kala suara sejuk ibunya yang harusnya bisa membuat hatinya damai, kini justru membuat ia merasa gelisah, takut jika kebohongannya akan diketahui oleh sang ibu.

Maria Lineeta, wanita paruh baya yang kini tengah berbicara dengan Angelina sekaligus ibu yang sangat ia kasihi. Terpaksa ia kembali berbohong dengan mengatakan belum bertemu dengan saudara kembarnya hanya untuk mencegah kondisi ibunya memburuk. Andai sang ibu tahu bahwa dirinya terpaksa menggantikan posisi Angelika di sini di saat angelika justru melakukan hal salah, ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibunya.

“Lalu, siapa sebenarnya orang-orang yang selalu berada di depan ruang perawatan, Ibu? Dari mana kamu mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit?” tanya Maria.

“Aku mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus di sini, Ibu. Selain itu, aku juga terus mencari Angelika,” jawab Angelina kembali berbohong. “Dan untuk mereka yang berada di ruang perawatan Ibu, mereka adalah kenalan dari temanku di sini. Dari mereka juga aku bisa mengetahui secara pasti kondisi Ibu di sana,” lanjutnya kemudian.

Hening, keheningan yang cukup untuk membuat Angelina meremat dress yang ia kenakan. Hatinya gelisah. Ia sadar dirinya salah sudah membohongi ibunya, tetapi ia tidak terpikirkan jawaban lain, dan berkata jujur bukanlah solusi yang akan memberikan dampak baik.

“Ibu rasa firasat ibu kali ini meleset, Sayang. Pulanglah. tidak perlu lagi mencari kakakmu,” ucap Maria lembut.

Apa yang baru saja ibunya katakan praktis membuat napas Angelina berubah berat. Ingin sekali ia mengatakan bahwa firasat ibunya benar adanya, tetapi jika sang ibu bertanya tentang Angelika, ia tentu tidak bisa memberikan jawabannya.

“Tapi, itu harapan Ibu,” sanggah Angelina.

“Ibu tahu, tapi kamu sudah pergi terlalu lama. ini sudah berapa bulan. pulanglah, Ibu ingin bersama putri Ibu-”

“Bagaimana jika firasat Ibu benar? Ibu ingin bisa melihat Angelika lagi, bukan?” potong Angelina.

“Ibu sangat ingin, tapi-”

“Beri Aku waktu sedikit lagi, Ibu. Aku sangat ingin bisa mengabulkan harapan Ibu,” potong Angelina lagi.

Hembusan napas Maria terdengar berat melalui ponsel yang masih menempel di telinga Angelina.

“Baiklah, Ibu akan menunggu. Tapi satu pesan Ibu, Lina,” ucap Maria.

“Apa itu, Ibu?” sambut Angelina.

“Jangan berkorban apapun lagi pada kakakmu jika kamu sudah bertemu dengannya,” ucap Maria. “Sudah cukup kamu selalu mengalah padanya. Maafkan Ibu.”

Deg!

Lagi. Kalimat yang ibunya ucapkan terdengar lembut, tetapi berhasil menusuk hatinya hingga ke bagian terdalam.

“Jangan berkata begitu Ibu,” sambut Angelina berusaha menenangkan sang ibu. “Lagipula, aku melakukannya bukan karena paksaan.”

“Tapi karena aku tidak memiliki pilihan,” lanjut Angelina dalam hati.

“Pulanglah secepatnya, Ibu merindukan putri Ibu,” ucap Maria setelah beberapa saat terdiam.

“Aku akan pulang secepatnya dengan kabar baik, doakan aku, Ibu,” sahut Angelina.

“Doa Ibu selalu menyertaimu, Sayang,” jawab Maria.

Angelina menurunkan ponsel dari telinganya begitu panggilan berakhir. satu tangannya segera menghapus linang di pipinya, berusaha untuk menutupi gejolak hatinya dengan doa yang ia sematkan bahwa Angelika segera kembali dan ikut dengannya ke tempat di mana ibunya saat ini berada.

Banyak kemungkinan yang sudah ia pikirkan sejak ia bertemu Dean di acara malam itu, alasan mengapa Angelika pergi dengan dalih memiliki urusan penting, tetapi kini ia tidak peduli. Ia hanya ingin Angelika kembali secepat mungkin, ikut bersamanya untuk bertemu ibunya sekali dan drama kebohongan ini berakhir.

Ia tidak ingin peduli, setidaknya untuk saat ini.

.

.

.

"Ini laporan yang Anda minta, Tuan."

Esteban berkata sopan sembari membungkukkan badan dan menyerahkan sebuah dokumen pada atasannya.

"Bagaimana perkembangan perusahaannya sejah ini?" tanya Leon sembari membuka dokumen yang kini berada di tangannya.

"Semua berjalan baik, Tuan. Tapi, beberapa kali Tuan Dean meminta untuk bertemu Anda," jawab Esteban.

"Dan apa yang kau katakan?" tanya Leon tanpa mengangkat wajahnya dari dokumen.

"Saya mengatakan Tuan sendirilah yang akan datang menemuinya saat Tuan memiliki waktu," jawab Esteban.

Leon hanya bergumam tidak jelas, menandatangani dokumen yang asistennya berikan dan mengembalikan dokumen itu pada Esteban.

"Apakah menurutmu aku terlalu sombong jika aku tidak menemuinya?" tanya Leon menatap asistennya.

"Setelah Anda membantu begitu banyak, bagaimana Anda bisa menyebut diri Anda sombong, Tuan?" sambut Esteban.

"Anda menyembunyikan identitas Anda karena ingin menjaga perasaan sahabat Anda."

Leon menghembuskan napas berat, menyandarkan punggungnya dengan wajah tengadah.

"Esteban, apakah menurutmu sikap istriku aneh sejak dia mengalami kecelakaan?" tanya Leon lirih.

"Aku tahu jika dia mengalami amnesia, sebagian memori masa lalunya hilang, tapi aku selalu merasa berhadapan dengan orang lain. Apakah itu hanya perasaanku saja atau aku yang terlalu berpikir berlebihan?"

"Jika Anda ingin saya jujur, saya sudah merasa aneh sejak Nyonya Muda datang ke kantor hanya untuk mengantarkan makan siang untuk Anda, dan yang Nyonya bawa adalah masakan Nyonya sendiri," jawab Esteban.

"Saya tidak bisa berkesimpulan apapun untuk saat ini selain menganggap Nyonya Muda sudah berubah."

Leon mendesah pelan. Setuju dengan kesimpulan yang asistennya ucapkan. Terlepas dari sikap lembut yang saat ini dimiliki istrinya, wajah serta suara itu tetaplah wajah istri yang cinta. Dan yang terpenting baginya saat ini adalah istrinya yang sekarang menjadi lebih banyak memberikan waktu untuk putra mereka.

"Baiklah, kembalilah ke pekerjaanmu, Esteban," perintah Leon.

"Baik." Esteban mengangguk, membungkuk hormat dan berbalik pergi meninggalkan ruang kerja atasannya.

Sepeninggal asistennya, Leon kembali menekuni pekerjaanya, sesekali pekerjaannya terhenti saat Esteban kembali masuk untuk meminta tandatangan, hingga tak terasa hari sudah berganti gelap.

Esteban kembali masuk ke dalam ruangan, membantu tugas akhir sebelum sang atasan pergi meninggalkan kantor dan mengemudi pulang.

Dalam perjalanan, Leon kembali memikirkan istrinya. Wanita yang sebelumnya sangat menyukai mengemudi sendiri, kini wanita hanya akan pergi jika bersama sopir. Benaknya terus menepis bahwa itu adalah bagian dari trauma yang dialami sang istri.

Namun, saat ia tiba di rumah dan masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu seperti biasa, ia melihat istrinya menyembunyikan sesuatu di balik bantal.

. . . .

. .. .

To be continued...

1
Patrick Khan
lanjut kan
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
ya ampun. namanya Alan. aku lupa 😀😀🏃🏃🏃
Maemanah
double up thor 🙏🙏🙏❤️❤️❤️
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
kirain kabur 🤣🤣
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
apa Carlitos kabur?
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
itulah kenapa kita harus selalu berbuat baik. karena apa pun yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
Natali beneran baik , atau karena ada sesuatu
muznah jenong
lanjut Thor 💗💗💗👍👍👍
Zenun
Karena dia menyelidikinya, gak main asal percaya
Zenun
kebaikan yang telah menolongnya
Zhu Yun💫
Sayangnya Daddy kamu tuh nggak peka... kebanyakan makan apem makanya lemot, Lan... Astaga /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ kaaboooorrr 🏃🏃🏃
Zhu Yun💫: Legit-legit menggigit yang bikin 🍆 berkedut-kedut /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/🏃🏃🏃
total 4 replies
Zhu Yun💫
Dia juga salah satu korban 🍆 Angelika /Facepalm/ Terongnya sudah dimakan Angelika itu woy /Joyful//Joyful//Joyful/
Zhu Yun💫
Emang ya... takdir tak akan kemana /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫
Manfaatin aja... 😅😅😅 suruh Angelina cekik Angelika sekalian /Facepalm//Facepalm/
Baper kusut
Gek sat set ngunu lho, Endi tho Esteban 😠 Leon Ki koq Yo gob*ok, gk peka... huhhhh
Zhu Yun💫
Natalia lebih garcep,,, sementara duo 🍆 malah sibuk dengan cinta buta mereka 🤧🤧🤧 tendang saja laki-laki seperti mereka, hempaskan jauh-jauh... astaga /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫
Kakaknya udah jadi Miss drama 😅😅😅
Zhu Yun💫
Setidaknya Natalia masih punya hati... Dean balikan saja sama Natalia, daripada ngarepin si Angelika yang suka koleksi terong 😅😅
Zhu Yun💫
Jadi ingat Lina Mukherjee yg anuu /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ seksoy /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫
Kebanyakan mikir dan kebanyakan pertimbangan sih dirimu... pantas bisa dibodoh-bodohi sma iblis betina 🤧🤧🤧 Duh.. kok aku emosi jiwa sama si Leon ya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!