Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Imran tau pesugihan.
Sebulan kemudian.
Imran menatap istrinya yang baru pulang dari luar kampung mereka untuk membeli beberapa barang, barang yang dibeli pun bukanlah barang yang murah sehingga agak aneh saja dan Imran merasa sejak kapan Hani punya uang sebanyak ini. sedangkan dia tetaplah begini begini saja tidak ada penghasilan apa pun selama satu bulan terakhir, tapi anehnya Hani sama sekali tidak pernah menyuruh dia bekerja lagi.
Bahkan sekarang Indri pun telah menikah dengan Tono, Indri ikut di rumah mertua karena rumah dia sendiri tidak mungkin untuk membawa suami. Hani menjadi orang yang lebih ramah dan juga wajahnya selalu berseri bahagia, tidak selalu murah seperti dulu yang selalu memikirkan uang tidak pernah ada di dalam kantongnya.
"Kamu dapat uang dari mana sebanyak ini untuk membeli barang-barang mahal, Han?" Imran bertanya pada Hani yang sedang menyusun kue.
"Mau jawaban jujur atau aku harus menjawab dengan jawaban dusta?" Hani menatap suaminya yang saat ini telah berdiri.
"Katakan dari mana kau mendapatkan uang sebanyak ini, aku tidak ingin kau tersesat dan mencuri milik orang lain." Imran berkata dengan nada cemas.
"Walau aku kekurangan uang karena kau jarang memberikan aku uang, tapi aku tidak pernah mencuri milik orang lain." tegas Hani membuat Imran sedikit kecut akan jawaban sang istri.
Hani bangkit berdiri dan mendekati suaminya yang masih saja menunggu seolah begitu sok akan barang barang yang telah istrinya bawa, bahkan ada juga beberapa material yang untuk membangun rumah. sudah pasti harganya tidak lah murah sehingga Imran pun merasa heran, oleh sebab itu dia memutuskan bertanya dari pada hanya di landa dengan rasa penasaran saja.
Perkiraan belanja mencapai sekitar sepuluh juta untuk barang-barang yang sudah Hani beli, bentuk Imran merasa heran karena uang sebanyak itu tidaklah pernah ia pegang atau pun dapatkan. bila dia saja tidak pernah memegang uang sebanyak itu lalu dari mana Hani mendapatkannya, ucapan yang akan keluar dari mulut Hani akan membuat Imran begitu syok.
"Aku mengambil pesugihan agar hidup kita menjadi lebih baik." jujur Hani tanpa ada yang ia tutupi dari suaminya.
"Aku aku bertanya serius padamu, tolong jawab lah dengan serius juga." bentuk Imran tidak percaya dengan istrinya.
"Tentu saja aku tidak berbohong soal pesugihan ini, kau pikir aku dari mana bisa mendapatkan uang yang sangat banyak dan membuat hidup kita menjadi lebih baik?!" hanya bertanya balik dengan nada yang begitu sinis.
"Tolong jangan membuatku takut karena itu sama saja menduakan Tuhan!" serta Imran dengan nada yang sangat tinggi Karena dia sudah sangat marah.
"Berhenti menceramahi diriku karena aku sudah tidak bertuhan lagi." tegas Hani tak kalah sengit.
Imran tidak bisa berkata-kata lagi karena apa yang hanya ucapkan memang terlihat semuanya tidak ada kebohongan, barangkali saja istrinya memang mengambil pesugihan untuk membuat hidup mereka menjadi lebih baik dan tidak lagi sengsara seperti dulu.
Namun pesugihan bukanlah jalan yang tepat karena nantinya akan ada imbalan yang harus mereka berikan, Imran masih tidak tahu apa saja yang harus Hani lakukan untuk membuat pesugihan ini bertahan dalam hidupnya dan mereka bisa mendapat uang yang sangat banyak tanpa harus bekerja keras lagi seperti dulu.
"Kau lihat apa yang ada di dalam lemari bajuku!" Hani membuka pintu lemari agar Imran bisa melihatnya.
"Hani, ini sungguh tidak bisa ku bayangkan bahwa kau telah bersekutu dengan iblis!" Imran begitu kaget telah melihat tumpukan uang.
"Kau ingin menyalakan aku karena aku mengambil pesugihan?" Hani bertanya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun di wajahnya.
tidak bisa lidah Imran untuk berkata-kata lagi karena sudah begitu kelu akan fakta yang terjadi pada rumah tangganya, akibat dia tidak bisa mencari uang dengan benar maka istri pun nekat melakukan pesugihan, sekarang mau apa lagi karena semua sudah terjadi dan mereka pun tidak bisa mundur untuk membuang pesugihan ini.
"Tutup mulutmu karena kau juga akan menikmati semua uang uang ini." hanya tersenyum menyeringai karena Imran masih saja diam melongo.
"Mari kita akhiri semua ini karena aku tidak mau kamu semakin tersesat, Han." gimana rasanya ingin menangis karena dia gagal menjadi seorang suami yang baik.
"Aku baru mendapatkannya dan kau malah mau membuang nya, andai saja bisa maka saat ini kau sudah tidak ada di hadapanku lagi!" bentak kami begitu kencang sehingga Mak Tini yang sedang rehat menjadi kaget.
"Ini sungguh gila dan tidak bisa untuk di pahami lagi." Imran ingin marah namun dia juga merasa bersalah di sini.
"Ku tanya kau sekali lagi, apa kau bisa memberikan aku uang sebanyak ini?!" Hani menantang Imran yang tidak bisa apa apa.
jangankan uang yang begitu banyak untuk menghidupi istrinya dan juga anak anaknya, uang lima ratus seminggu saja ia merasa tidak sanggup lagi karena pekerjaan yang didapat pun begitu susah, sekarang malah Hani bisa mendapatkan uang sebanyak ini walau dengan cara yang tidak benar juga.
"Bakar semua uang yang pemberian dari setan ini, Hani!" Imran berteriak keras.
"Sampai kapan pun aku tidak akan pernah membuang uang yang sudah ada di tanganku, bila kau tidak mau maka silakan pergi dari sini karena aku tidak memaksamu juga untuk memakan uangku!" Hani berkata tegas karena dia merasa memang ini hasil kerja kerasnya.
Toh rasa cintanya pada Imran perlahan memudar karena selama ini selalu saja sengsara sehingga rasa cinta sudah tidak ada lagi di dalam hatinya, apa bila memang Imran ingin pergi maka Hani tidak akan pernah melarang, justru itu menjadi lebih baik karena tidak ada yang merecoki hidupnya lagi dengan berbagai macam cara.
Sayang nya Nolan tidak terima apabila Imran yang akan di jadikan tumbal, padahal Hani sudah berniat agar Imran saja yang menjadi tumbal pertama dalam pesugihannya kali ini. Nolan malah tidak mau sehingga terpaksa hanya pun menyuruh Indri untuk menikahi seorang pemuda yang baik lalu akan di jadikan tumbal dalam misi pesugihannya, Indri tidak tahu akan hal itu.
"Tumbal apa yang kau janjikan kepada iblis yang engkau sembah?" Imran sudah ketakutan dan justru curiga bahwa kematian Ari ada sangkut paut nya dengan hal ini.
"Kenapa kau bertanya soal hal itu?!" Hani hanya melirik sini.
"Katakan padaku apakah kematian Ari ada sangkut pautnya dengan pesugihan yang kau anut?!" bentak Imran.
Plaaaak.
Hani menampar keras wajahnya Imran karena sakit hati setelah apa yang dikatakan Imran barusan, padahal dia mengambil pesugihan ini hanya karena Ambar yang selalu menyiksa dia dengan kata kata buruk dan juga tidak ada sedikit pun bantuan dari iparnya itu.
Selamat siang besty.
ak baca telat ..tpi ga krasajga udh hbs 5 baba
tambh semangat lh dia memuja Nolan dilindungi lg dri orang2 bermulut busuk
tnya aja ar man tau Wati tau kn dia udh lm jg disan
semangat kakak ku
mak si Imran baru digituin Hani dah nangis tak ingat KH dia perlukan nya sama Hani.
menyakiti orang mau ee giliran diblz seolah dia paling tersakiti
kan kalo ga bs tumbalin si Imran bisa si Mak Tini yg ditumbalin
makasih udah up
jga lupa jaga kesehatan