NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Terpaksa Menikah Dengan Pria Cacat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alizar

"Aku tidak mau dijodohkan! Bukankah kalian semua tau kalau aku sudah memiliki kekasih? " "Kami semua tau nak, tapi tidak bisakah kamu menolong papa sekali ini saja, ? " "Tidak! Yang menjadi anak dirumah ini bukan hanya aku saja, masih ada Melodi di rumah ini, kenapa bukan dia saja yang kalian jodohkan! "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6

Hari ini, Melodi yang rindu pada kedua orang tua nya berniat untuk menemui nya dan mengajak Arkan untuk ikut sekalian. Berhubungan Arkan tidak sibuk dengan pekerjaan nya, Arkan pun menurut dan Melodi pun tersenyum bahagia.

Melodi dan suaminya, Arkan, memasuki rumah orang tua Melodi dengan Melodi yang mendorong kursi roda nya. Wajah Melodi bercahaya, namun di dalam hatinya ada sedikit kegugupan untuk menunjukkan bahwa dia telah menjadi istri yang baik. Mereka disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Melodi yang tampak sangat antusias. Ibunya, yang selalu perhatian, langsung memeriksa Melodi dari atas ke bawah, seolah-olah mencari tanda-tanda bahwa putrinya itu bahagia.

"Kamu terlihat lebih berisi, sayang," komentar Ibunya sambil tersenyum. Arkan hanya bisa tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan yang mungkin dirasakan oleh Melodi. Sungguh suami yang peka.

Mereka kemudian diajak makan sore bersama. Selama makan, ayah Melodi terus menerus menanyakan tentang kehidupan baru mereka, mulai dari pekerjaan Arkan hingga rencana mereka di masa depan. Melodi menjawab dengan suara lembut, sesekali menoleh ke Arkan, mencari dukungan. Arkan, dengan penuh perhatian, memberikan jawaban tambahan atau membenarkan beberapa detail yang mungkin terlewat oleh Melodi.

Setelah makan, mereka duduk di ruang tamu, berbicara dan tertawa lepas. Namun, di sela-sela tawa, Melodi merasakan tatapan ibunya yang penuh arti, seolah bertanya apakah dia benar-benar bahagia. Melodi hanya bisa tersenyum, menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja, meskipun dalam hatinya ia berharap bisa selalu memenuhi harapan orang tuanya sebagai istri yang sempurna.

"Wah ternyata ada tamu, " Suara seseorang tiba tiba saja terdengar membuat mereka semua yang berada di ruang tamu menoleh

"Maudy. Kamu sudah pulang nak, " Ucap Salamah tersenyum hangat

"Seperti yang ibu lihat. Aku disini itu berarti aku sudah pulang. " Jawabnya kasar

"Kak, jangan berbicara seperti itu pada ibu. Kakak nggak bisa jawab dengan nada sedikit lebih halus? " Tegur Melodi yang tidak suka dengan nada bicara kakaknya itu

Terlebih di rumah nya saat ini ada Arkan suami nya. "Kenapa? Prasaan biasa aja nada bicara ku. " Jawabnya memutar mata dengan malas

Melodi hendak kembali menjawab perkataan kakaknya itu namun suara Salamah lebih dulu terdengar. "Sudah sudah, duduk sini nak. Hari ini adikmu dan suaminya mengunjungi kita. " Ucapnya dan Maudy menurut

Maudy berjalan mendekat dan ikut bergabung bersama mereka. "Kukira setelah kau menikah dengan pria cacat itu, kau tidak akan datang kemari lagi. " Ucapnya menyindir Arkan yang berada tepat disebelah Melodi

Melodi melirik Arkan sekilas, memastikan jika apakah suaminya itu tersinggung dengan kata yang dilontarkan oleh kakaknya itu, namun melihat wajah biasa saja dari Arkan membuat Melodi sedikit merasa lega. Itu tandanya Arkan tidaklah tersinggung sama sekali, dan dugaan Melodi itu benar. Arkan memang benar benar tidak tersinggung sama sekali

"Aku tau kondisi fisik suamiku kak. Tapi apa harus berbicara seperti itu didepan suami ku langsung? " Ucap Melodi membela Arkan

"Apa? Kan yang aku katakan memang benar kalau suami mu itu cacat. Aku bertanya seperti itu sedikit heran saja, ternyata kau masih bisa mengunjungi kami di sela waktu mu yang sibuk mengurusi pria lumpuh itu. " Ucapnya semakin berani

"Maudy! " Tegur Budi dengan nada tinggi

"Jaga bicaramu! " Lanjutnya lagi

"Kata siapa aku mengurusi suami ku? " Suara Melodi terdengar membuat mereka yang semula fokus pada Maudy kini beralih padanya

"Yang lumpuh hanya kakinya, tapi organ nya yang lain tidak sama sekali. Jadi suamiku bisa mengurus dirinya sendiri tanpa perlu repot repot aku yang membantu nya. Asal kau tau ya kak, di rumah ku, aku adalah seorang putri yang diratukan oleh suamiku. Apapun yang aku mau, suamiku selalu menurutinya, bahkan suami ku melarang ku untuk melakukan pekerjaan rumah, dan satu lagi, aku tidak kekurangan uang sama sekali. "Jawab Melodi sombong yang berhasil membuat Maudy menjadi iri

Melodi paham jika kakaknya itu memiliki niat yang tidak baik pada suaminya. Terlihat dengan jelas bagaimana dia menyindir Arkan sedari awal tiba. Dan sebagai pembalasan nya adalah, Melodi memamerkan hidup enaknya yang sukses membuat Maudy iri seketika.

Maudy adalah kakaknya, dan Melodi paham jika Maudy itu perempuan matre yang gila uang. Dengan sedikit memamerkan keadaan maka Maudy sudah seperti orang yang kebakaran jenggot

"Beruntung sekali aku bisa menikah dengan Arkan. Apapun yang aku inginkan sudah tersedia tanpa perlu repot repot bekerja dulu, dan hidup ku bahagia tak ada penyesalan dalam hidup ku karena telah menikah dengan Arkan. " Ucap Melodi tersenyum tetapi matanya menatap sinis Maudy

"Kau! "Tunjuknya dengan jari

"Apa? " Tantang Melodi dengan brani

"Ck! Awas saja nanti, " Setelah berkata seperti itu Maudy langsung pergi dari ruang tamu dan masuk kekamar nya.

Brak!

"Hei! Jangan banting pintu kamar itu, kalau rusak bagaimana? Apa kau punya uang untuk mengganti nya! " Teriak Melodi keras membuat Arkan yang berada di sebelah nya terkejut dan menutup kedua kuping nya

Sedangkan Salamah dan Budi yang sudah terbiasa dengan hal seperti itu hanya mampu menggeleng kan kepalanya. "Maafkan kedua anak ayah ya, mereka kalau sudah bertemu pasti selalu bertengkar. " Ujar Budi merasa tidak enak hati dengan Arkan

"Tidak papa, ayah. Saya tadi hanya terkejut saja, lain kali juga pasti bakal terbiasa. " Jawabnya yang memang terkejut akibat teriakan Melodi

"Melodi, kamu itu sudah menjadi seorang istri. Jangan bertingkah seperti itu, apalagi didepan suami mu. " Tegur Salamah lembut pada Melodi

Sedangkan yang ditegur hanya cengir memamerkan deretan giginya. "Jangan terlalu lebar, gigimu ada cabe. " Ucap Arkan tiba tiba membuat Melodi menatap nya

"Memang iya bu? " Tanya Melodi pada Salamah

Salamah tak mampu menahan tawanya begitupun dengan Budi. Keduanya hanya bisa tersenyum tak membuka suara

Melihat itu Melodi dengan cepat membersihkan giginya sambil menggerutu di dalam hati. "Tuhkan jadi malu, kenapa harus pake acara nempel digigi segala sih. " Hatinya

"Ibu, ini sudah malam kami izin pulang dulu ya, " Ucap Melodi kemudian

"Lho? Pulang? Tapi kan kalian baru sampai tadi sore, kenapa nggak nginep disini saja, " Ucap Budi

"Iya nak. Lagipula kamarmu selalu ibu bersihkan agar ketika kamu berkunjung kerumah kamarmu sudah rapi dan bersih. "Salamah ikut menambahkan

"Melodi mau nginep bu, tapi besok Mas Arkan harus bekerja. Dengan kondisi nya yang seperti ini pasti akan sangat repot jika kami menginap disini bu. Ibu kan tau sendiri rumah kita ini bagaimana, "jawab Melodi

Salamah dan Budi pun paham. " Ibu lupa, kalau begitu hati hati ya nak. Sering sering lah berkunjung. Lain kali kabarin dulu ibu atau ayah, biar ibu bisa menyiapkan kue kesukaan mu. "Ucap Salamah dan Melodi mengangguk

" Kita pamit bu, ayah. "Keduanya menyalami tangan Budi dan Salamah sebelum akhirnya benar benar pergi dari sana

Salamah dan suaminya memandangi kepergian mobil itu sampai tak terlihat lagi. " Kok ibu nangis? "Ucap Budi terkejut

" Ibu cuma terharu yah. Ternyata keputusan putri kita untuk menggantikan Maudy adalah keputusan yang tepat. Selama ini ibu belum pernah melihat senyum tulus diwajah Melodi. Dan ini adalah pertama kalinya ibu melihat nya yah. Bukankah putri kita itu bahagia dengan pernikahannya, "jawab Salamah dengan air mata yang tak berhenti keluar

Budi mengangguk setuju, ia kira hanya dirinya sendiri lah yang merasakan perubahan putri bungsu nya itu. " Ibu benar, ayah juga berpikiran hal yang sama. Ternyata Arkan adalah pria yang tepat untuk putri kita, ngelihat mereka yang terlihat baik baik aja, ayah jadi nggak perlu lagi cemas yang berlebihan karena memikirkan nasibnya setelah menikah. Semoga putri kita selalu bahagia sampai maut memisahkan mereka berdua, "ucap Budi dengan tulus mereka berdua mengaminkan nya secara bersamaan

***

Malam hari Maudy dan kekasihnya, Arman, duduk berhadapan di sebuah kafe yang remang-remang. Cahaya lilin di antara mereka berdua membuat bayangan mereka bergoyang di dinding, menciptakan suasana yang lebih misterius. Ada sesuatu yang menegangkan di udara, sesuatu yang tidak terucapkan namun terasa oleh keduanya.

"Maudy, aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku," Arman memulai, suaranya rendah namun mengandung kekuatan. Matanya tidak berkedip, menatap tajam ke dalam mata Maudy.

Maudy menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba mempertahankan ketenangannya namun suaranya bergetar sedikit saat menjawab, "Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Arman."

Namun Arman tidak terkecoh. Ia mengulurkan tangan, menyentuh tangan Maudy yang dingin. "Jangan berbohong padaku, Maudy. Aku bisa merasakannya. Ada kegelapan dalam dirimu yang kau sembunyikan, dan itu mulai mengkhawatirkanku."

Maudy menarik napas dalam-dalam, merasa terjepit. Dia tahu bahwa saatnya telah tiba untuk mengungkapkan rahasia yang telah lama dia simpan. "Baiklah," katanya akhirnya, "Aku akan memberitahumu. Tapi kau harus janji, apa pun yang terjadi, kau tidak akan meninggalkanku."

Arman mengangguk, menunjukkan keseriusannya. Maudy mengambil napas lagi, lalu perlahan mulai bercerita tentang masa lalunya yang kelam, tentang hal-hal yang pernah ia lakukan dan orang-orang yang pernah ia sakiti. Kisahnya perlahan mengungkap lapis demi lapis kegelapan yang selama ini ia sembunyikan di balik wajah manis dan senyumnya yang menawan.

Arman mendengarkan dengan penuh perhatian, wajahnya serius. Di dalam hatinya, perasaan cinta dan ketakutan bercampur menjadi satu. Maudy, wanita yang ia cintai, ternyata menyimpan sisi gelap yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun, di tengah kegelapan itu, Arman tersenyum misterius dengan smirk yang menghiasi wajahnya

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!