NovelToon NovelToon
Sang Ketua Dark Dragon

Sang Ketua Dark Dragon

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Dark Dragon adalah sebuah kelompok yang di buat oleh anak anak sekolah di tahun dua ribuan. mereka yang merupakan teman sekolah juga teman di tempat balapan setuju untuk membuat kelompok dengan nama itu agar mereka bisa tetap kompak dan punya wadah yang tepat untuk menyalurkan hobi mereka.
sang ketua yang bernama Adrian Wijaya merupakan anak dari seorang Kiai ternama di kotanya tapi dia tidak bisa meneruskan tanduk kepemimpinan pesantren di karenakan dia lebih suka tinggal dan sekolah di Jakarta dan mengelola bisnis orang tuanya.
hingga hidupnya berubah, dari yang hanya mengurus usaha keluarga dan Dark Dragon, tiba tiba ada seseorang yang masuk ke dalam hidupnya. siapakah dia? dan bagaimana kisah mereka juga teman temannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hendra mendekat

Kembali dari membeli gorengan, Angga, Irsyad dan Sandi terus tertawa karena puas melihat wajah cengo Sari yang terkejut setengah tahu kalau uang yang di pakai Mereka untuk mentraktir gorengan adalah uang milik Adrian.

Sampai di aula ternyata teman temannya masih sibuk memasang pernak pernik hiasan gedung, bahkan anggota OSIS juga masih mengatur kursi untuk para guru dan para pengurus sekolah.

"Lama amat Lo, tuh mereka udah nungguin" keluh Hendra datar

"Tadi gorengannya abis jadi penjualnya goreng yang baru, nih masih panas" jawab Sandi memberikan plastik berisi gorengan yang memang masih panas

"Iya disana juga ada calon istrinya si Adrian" ucap Angga terkekeh

"Lo apain dia?" Tanya Mandala serius

"Gue traktir gorengan pake duit Adrian" jawab Angga terkekeh

"Terus reaksinya gimana?" Tanya Septian penasaran

"Dia ngamuk pas kita bilang itu duitnya Adrian" jawab Angga tertawa

"Jangan gangguin dia, adek gue tuh" ucap Saraswati sambil makan gorengan

"Kalau kalian berdua di gabung gue yakin sekolah lain pasti pada nyerah kalau tawuran" ucap Mahesa serius

"Kenapa Lo bilang gitu?" Tanya Irsyad penasaran

"Karena mereka pasti berisik, mulutnya aja udah jahat apalagi kelakuannya" jawab Mahesa santai dan membuat Saraswati ditertawakan

"Mulutmu yang jahat" ketus Saraswati cemberut

"Adrian sama Samuel mana?" Tanya sandi

"Tadi katanya ke toilet dulu" jawab Hendra serius

"Nggak Lo kawal Dala?" Tanya sandi serius

"Dia di sekolah kita bukan di sekolah lain" jawab Mandala santai

"Kalian ketemu dia sendiri apa sama teman temannya?" Tanya Hendra serius

"Sama teman temannya, lagi duduk di warung depan jalan sambil makan gorengan" jawab Irsyad serius

"Oh.." jawab Hendra singkat

"Nanti jadi kan ke markas?" Tanya Septian serius

"Jadi dong" jawab Mandala

"Gue pulang ke rumah dulu ya, soalnya belum izin sama papa" ucap Hendra tersenyum manis

"Orang mah dari pagi Lo izin, bilang sebelum berangkat " ucap sandi ketus

"Beli handphone dong DRA" ucap Mahesa santai

"Bukannya nggak mau tapi nanti lah, kalau kalian semua udah beli baru gue beli" jawab Hendra serius. Di tahun itu handphone memang sangat jarang dimiliki seseorang karena tak semua orang mampu membelinya

Handphone adalah barang langka di tahun itu, bahkan hanya orang orang kaya saja yang memilikinya dan mereka berencana akan membelinya bersama.

"Kita janjian aja beli gimana?" Tanya Mandala semangat

"Boleh, kapan?" Tanya Samuel yang baru datang bersama Adrian

"Lo yang beliin ya" ucap sandi bercanda karena memang Samuel yang paling kaya diantara mereka

"Ogah" jawab Samuel sinis

"Nanti malam aja pas pulang dari markas, kita beli sama sama" perintah Adrian tegas

"Oke" Jawab Irsyad mengangkat jempolnya

"Gue duluan, nanti gue nyusul ke markas sekalian beli handphone" ucap Hendra yang langsung berlari keluar

"Semoga dia masih ada" gumam Hendra yang berlari menuju gerbang sekolah

Hendra terus melihat ke kanan dan kiri tapi tak menemukan yang dia cari, dengan semangat yang hilang dia menuju motornya dan langsung berniat pulang. Dia berniat untuk mengantar Vania pulang agar bisa tahu di mana rumah Vania.

Saat berkendara selama beberapa menit, dia melihat apa yang dia cari sedang duduk di halte sendirian dengan wajah bingung. Senyuman langsung terbit di bibir Hendra saat itu juga ketika ternyata Vania masih ada di halte itu.

"Kenapa belum pulang?" Tanya Hendra turun dari motor dan duduk di sebelah Vania

"Iya kak, tadi pak Hasan telepon katanya nggak bisa jemput karena masih di kantor papa" jawab Vania seperti tidak nyaman

"Teman teman kamu sudah pada pulang?" Tanya Hendra serius

"Iya kak, mereka udah di jemput tadi dan Sari pulang naik angkot" jawab Vania tersenyum kaku

"Ayo aku antar pulang, rumah kamu dimana?" Tanya Hendra serius

"Mmhh... Itu kak" ucap Vania ragu ragu

"Kenapa? Kamu nggak suka aku disini?" Tanya Hendra kecewa

"Bukan... Itu... Gimana ya" ucap Vania terus memainkan tangannya

"Terus kenapa?" Tanya Hendra serius

"Itu... Aku kayanya datang bulan dan nembus di rok aku" jawab Vania cepat tapi dengan suara pelan

Hendra akhirnya mengerti dan mencoba untuk tidak tertawa dengan sikap Vania yang menurutnya menggemaskan tadi karena Vania berbicara sambil memainkan ujung rok nya.

"Ini, pake jaket aku buat nutupinnya" ucap Hendra yang sudah membuka jaketnya

"Nggak apa apa kak" tanya Vania menatap Hendra dan mengambil jaketnya

"Iya, nanti kan bisa kamu balikin lagi ke aku" jawab Hendra tersenyum teduh dan membuat Vania juga tersenyum manis

"Ayo, ini sudah hampir sore, nanti orang tua kamu marah" ajak Hendra yang segera menuju ke motornya, dan mau tak mau Vania mengikutinya naik ke atas motor Hendra

"Nanti kamu tunjukin jalannya biar nggak kesasar" ucap Hendra senang

"Iya kak" jawab Vania mengangguk

"Pegangan biar nggak jatuh" pinta Hendra setengah modus

"Ini udah pegangan" jawab Vania yang memegang besi jok belakang dan membuat Hendra cemberut

"Mana tangan kamu?" Pinta Hendra serius dan Vania mengulurkan tangannya ke depan pundak Hendra

Hendra lalu meraihnya dan menempatkan tangan Vania di pinggangnya, membuat Vania tersipu malu dan sempat menolaknya tapi tangan Hendra terus menggenggam tangannya.

"Nah.. diam disini ya tangan, pegangan yang kuat biar nggak jatuh" ucap Hendra sambil mengusap tangan Vania

"Gombal banget sih!" Pekik Vania menepuk pundak Hendra dan tertawa kencang

"Baru sama kamu doang aku begini" jawab Hendra terkekeh

"Nia nggak percaya" ucap Vania mencebik

"Seriusan Vania Safira" jawab Hendra mengangkat dua jarinya

"Ko kakak tahu nama lengkap ku?" Tanya Vania heran

"Tanya ke Irsyad tadi" jawab Hendra tersenyum

Hendra mulai menyalakan mesin motor su*uki satria miliknya dan mulai melaju untuk mengantarkan Vania pulang

"Coklatnya kamu makan nggak?" Tanya Hendra saat motornya masih melaju

"Masih ada di tas Nia, nanti nia simpan di kulkas biar dingin" jawab Vania santai

"Kenapa nggak langsung di makan?" Tanya Hendra melirik Vania melalui kaca spion motornya

"Malu, di ledekin teman teman"jawab Vania tersenyum

"Bilang aja kalau itu dari calon suami kamu" ucap Hendra serius

"Kenal aja nggak" jawab Vania terkekeh

"Namaku Hendra Adiwinata, kamu ingat itu dan satu lagi, jangan kasih hati kamu ke pria lain karena hanya aku yang akan menikahimu suatu hari nanti" ucap Hendra tegas dan membuat jantung Vania berdetak cepat

Hendra terus berbicara hal random saat di atas motor membuat Vania yang awalnya merasa canggung jadi sedikit lega karena ternyata teman Irsyad adalah orang yang baik dan tidak kurang ajar, Hendra benar benar mengantarnya pulang.

Bersambung

1
darsih
aduh Samuel kasihan keluarga nya ga ada
lanjut KA penasaran
Ridwan01: siap kak terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
darsih
jngn berharap ferdinad sari ga bisa d rayu 😀
Ridwan01: benar sekali kak, Sari cuma bisa di rayu pakai bolu pisang 🤭
total 1 replies
Ridwan01
alur ceritanya Santai dan menarik, silahkan mampir👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!