Novel ini kelanjutan dari Cinta di atas menara ( pencuri hati pria lumpuh)
Arabella adalah seorang gadis muda yang terpaksa menikahi seorang pria yang sangat membenci wanita.
Di matanya semua wanita adalah sumber penderitaan.
Tapi seiring berjalannya waktu pemikiran itupun berubah,dan semua sudah terlambat.
Perlakuan kasar dan tidak manusiawi yang Bella terima selama ini telah mengubah hatinya yang tak lagi menginginkan cinta dari suaminya. Bella pun memilih pergi meninggalkannya. Nah apa yang akan terjadi selanjutnya?
Dan siapakah Arabella? adakah hubungannya dengan Devan dan Andara? Bagaimana kisah selanjutnya..?
Yuk simak di karya terbaruku.
Jangan lupa like, subscribe dan komentar yang baik baik ya 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Keesokan paginya.
Saga sudah siap dengan outfit kerjanya, sedangkan Najwa sudah siap dengan style ke kampusnya.
Mereka duduk di meja makan dengan hidangan roti tawar serta selai kacang dan coklat.
" Kak" Panggil Najwa.
" Hmmm"
" Memangnya benar ya besok kak Saga akan menikah?"
Saga menghentikan kegiatannya dan meletakkan separuh roti tawar di atas piringnya. Tatapannya tajam lengkap dengan aura dingin yang menyelimuti.
Najwa menundukkan wajahnya " Aku cuma bertanya kak, penasaran saja siapa wanita yang akan kak Saga nikahi"
" Tak perlu penasaran itu tidak penting,kamu urusi saja kuliahmu belajar yang benar "
Jawab Saga kemudian beranjak dan melangkahkan kakinya menuju garasi mobil.
Najwa menghela nafas lalu beranjak dan berlari untuk mengejar kakaknya " Kak Saga! Tunggu! "
Saga hendak membuka pintu mobilnya namun tertahan karena panggilan dari Najwa.
" Kak, bisa gak aku ikut mobilnya kakak"
Saga mengangkat kedua alisnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.
" Soalnya gini kak, mobilku masih bermasalah dan aku sudah keburu nih ada tugas dari dosen pembimbing "
" Naiklah!"
" Oke"
Dan mereka pun berangkat tanpa memperdulikan Raga yang masih tertidur setelah semalaman bermain di atas ranjang dengan dua pelacur.
Setibanya di kampus, Najwa segera turun dari mobil mewah kakaknya " Makasih ya kak"
Saga tersenyum tipis dan mengangguk.
Najwa melangkah pergi meninggalkan mobil Saga, namun tanpa sadar ada sebuah buku yang tertinggal di mobil kakaknya.
Saga melihatnya sekilas kemudian menghentikan laju mobilnya dan memutar balik arah mobilnya untuk kembali ke kampus adiknya.
Saga menurunkan kaca mobilnya dan melihat sekeliling namun tidak ada bayangan adiknya.
Dengan terpaksa dan menarik nafas dalam-dalam Saga memutuskan untuk turun dan mencari kelas adiknya.
Saga mencoba menghubungi melalui ponselnya tapi tidak bisa, di luar jangkauan.
Saga menghela nafas, dan mencoba bertanya kepada salah satu mahasiswa di sana " Bisa kamu tunjukkan di mana kelas Ekonomi?"
" Ahai ganteng banget, ehmmm boleh dong kenalan, nama saya Margaretha " Mahasiswi itupun menjulurkan tangannya namun tak dihiraukan oleh Saga.
Dan tanpa sengaja ada seseorang yang menabraknya dari arah belakang dan semakin membuat Saga kesal.
Tangannya mengepal, matanya merah padam .
" M-maaf tuan sa-saya tidak sengaja, saya sedang buru buru" Ucap gadis itu dengan tertunduk.
" Makanya kalau jalan pakai mata!"
Gadis itu sudah berusaha menahan diri untuk tidak nyolot tapi sepertinya Saga memang tidak pernah mau melunakkan hatinya meskipun dengan seorang wanita " Hahhh , tuan sudah aku bilang , maaf!"
" Dengar! Kamu tahu siapa aku! Kalau berani menatapku lagi aku patahkan tulang tulang mu, jangan kira karena kamu seorang gadis aku akan melunakkan hatiku!"
Bruks
Gadis itu mendorong tubuh Saga hingga terhuyung ke belakang. Seketika itu Saga memegangi tangan sang gadis, jadinya gadis itupun ikut jatuh dan menimpa tubuh Saga membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua.
" Ah sial, pergi kau!" Saga mendorong tubuh gadis itu dan beranjak kemudian membersihkan Jaz mahalnya dengan mengibas ngibaskan tangannya.
" Bella!" Teriak Najwa sambil menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
" Aduh, sial banget sih hari ini, Wa tolongin aku, eh tunggu bukannya dia itu kakak kamu"
Najwa pun melangkah mendekati Bella dan mengulurkan tangannya untuk menolong sahabatnya itu " Kamu kenapa sih Bell, kok bisa terjatuh segala? Hah kakak, di mana? "
Bella menunjuk pada Saga yang berdiri membelakanginya " Ini semua gara gara dia"
" Hahh aku" Saga memutar tubuhnya dan menunjuk pada dirinya sendiri "heh jaga mulutmu!" Gertak Saga dengan tatapan mata yang lebih mengerikan.
" Astaga kak Saga! Ngapain kakak ke sini lagi?" Najwa menepuk jidatnya.
Saga menarik nafasnya dalam dalam kemudian meraih tangan Najwa dan memberikan buku yang tertinggal di mobilnya, tapi tatapan tajam masih tertuju seakan sudah terkunci pada Bella yang berdiri di samping Najwa.
Najwa tersenyum sambil nyengir " Hh maaf kak, tadi aku buru buru".
" Cukup! Hilangkan kebiasaan cerobohmu !" Ucap Saga kemudian memakai kembali kaca mata hitamnya dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan orang orang yang melihatnya.
Bella hanya mendengus kesal sambil memegangi lengannya yang terasa nyeri karena cengkraman tangan Saga yang sangat kuat.
"Au, kakakmu itu kasar banget sih wa. Memangnya dia beneran kakak kamu? " Tanya Bella sambil mengusap lengannya.
" Iya dia kakak sepupuku, dia memang orangnya kayak gitu Bell, angkuh, dingin dan tak banyak bicara tapi sebenarnya dia baik dan penyayang, buktinya dia mau balik lagi untuk mengantarkan bukuku yang ketinggalan di mobil"
" O gitu, tapi apa dia tidak pernah tertawa ?"
Najwa tertawa lebar mendengar pertanyaan sahabatnya itu " Aneh kamu Bell, ya pernah lah tapi aku tak pernah melihatnya dia tertawa sih"
Bella menatap Najwa dengan mengangkat kedua alisnya" Hh itu namanya sama saja dodol, kamu aja gak pernah melihatnya tertawa"
" Tau ah gak penting, ngapain bahas kakakku , jangan jangan kamu suka ya , lebih baik jangan, kamu bakalan patah hati, besok dia akan menikah" Ucap Najwa sambil menarik tangan Bella menuju kelasnya.
" Wa, ada yang mau aku omongin sama kamu"
Ucap Bella yang membuat langkah Najwa terhenti tiba tiba dengan tatapan tertuju pada wajah sahabatnya yang tertunduk berkaca-kaca.
" Apa Bell?"
Bella menarik nafasnya dengan kuat .
" Besok aku menikah Wa"
" Hahh apa! Menikah!"
Bella mengangguk perlahan.
Najwa meraih tangan Bella dan menggenggamnya erat " Apa yang sebenarnya terjadi Bell, kenapa tiba tiba kamu menikah, dan siapa laki laki yang menikahi mu?"
Bella menggeleng perlahan
Najwa pun membulatkan matanya" Hahh siapa lelaki yang akan menikahi mu kamu tidak tahu, latar belakangnya, dari mana asalnya?"
" Ya kalau itu orang tuaku yang tahu Wa, kami dijodohkan, katanya sih dia konglomerat yang kaya raya, dan semoga saja dengan pernikahan ini aku bisa membantu perusahaan papaku yang nyaris bangkrut "
Najwa melepaskan genggamannya dan mundur sambil memegangi jidatnya
" Gila kamu Bell, gila tau gak! Demi orang tuamu kamu rela korbankan masa depanmu bahkan menikahi orang yang tidak kamu kenal"
" Tapi mereka orang tuaku Wa, apapun akan aku lakukan demi mereka, aku sudah tidak perduli dengan masa depanku. Karena tidak ada pilihan lain, hanya cara ini satu satunya jalan untuk menyelamatkan perusahaan papaku" Jawab Bella dengan suara sedikit bergetar.
" Oke , terserah kamu Bell. Sebagai sahabatmu aku hanya bisa berdoa semoga kamu tetap bahagia dan semua baik baik saja" Keduanya saling berpelukan sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam kelas karena jam rehat sudah selesai.