Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Bayu mengajak Yuni dan kedua Anaknya belanja di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota mereka. Meski pun pada awalnya Yuni menolak ajakan Bayu, tapi Bayu terus memaksanya dengan alasan ingin sekalian mengajak Anak-anak ke arena bermain yang ada di sana.
"Yun, sebelum belanja kita makan dulu ya, kasihan Anak-anak pasti sudah lapar. Aku juga udah lapar banget," ujar Bayu yang saat ini tengah menggendong Nadira.
"Tapi Bay, kalau kita makan di sini harganya pasti mahal. Bagaimana kalau kita cari warung pinggir jalan saja?" ujar Yuni yang tidak terbiasa makan di Restoran, apalagi Yuni takut tidak bisa membayar tagihannya.
"Yun, sesekali tidak apa-apa kita makan di sini, kasihan Denis sama Nadira kalau kita cari makanan di tempat lain. Ayam crispy di sini juga terkenal enak lho," ujar Bayu yang sebelumnya pernah makan di Restoran tersebut.
Yuni yang melihat senyuman serta mata berbinar Denis dan Dira ketika melihat berbagai macam menu yang berada di sana, akhirnya hanya pasrah menuruti keinginan Bayu.
"Jagoan mau pesen apa?" tanya Bayu dengan memperlihatkan buku menu kepada Denis.
Denis terlihat ragu untuk memilih makanan, apalagi Yuni selalu mengajarkan Denis supaya tidak makan secara berlebihan.
"Denis gimana Om saja, soalnya Ibu selalu bilang kalau kita tidak boleh makan secara berlebihan, apalagi kalau makanan kita dibayar oleh orang lain," jawab Denis dengan tersenyum malu.
"Om bukan orang lain. Denis bisa menganggap Om sebagai keluarga sendiri, jadi kalau ada yang Denis mau, Denis tidak usah ragu untuk mengatakannya. Sekarang Denis pilih makanan yang Denis mau," ujar Bayu dengan mengelus lembut kepala Denis.
Bayu selalu merasa sedih ketika melihat kehidupan yang harus dijalani oleh Yuni dan kedua Anaknya, bahkan Denis yang masih kecil saja dituntut untuk mengerti bagaimana kondisi keuangan Yuni.
"Om, apa boleh Denis memilih ini?" tanya Denis dengan menunjuk gambar ayam crispy yang terlihat menggiurkan.
"Tentu saja, kebetulan Om juga mau pesan yang ini. Yun, kamu sama Nadira mau pesan apa?"
"Kami samakan saja dengan makanan yang kalian pesan," jawab Yuni yang merasa malu apabila harus memilih sesuka hatinya.
Beberapa saat kemudian, makanan yang Bayu pesan pun datang. Mata Denis kembali berbinar ketika melihat banyak makanan enak di depan matanya.
"Dira belajar makan sendiri ya," ujar Yuni, dan Nadira langsung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Denis jangan lupa baca do'a dulu sebelum makan," ujar Bayu.
"Iya Om," ucap Denis dengan tersenyum bahagia, apalagi selama ini Denis tidak pernah mendapatkan perhatian dari sosok Hendra yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.
Pada saat Bayu, Yuni dan kedua Anaknya tengah menikmati makanan, Mama Meti datang bersama Anak dan Cucunya untuk makan di Restoran tersebut juga.
Mama Meti langsung melontarkan sindiran ketika melihat Yuni dan Bayu.
"Sepertinya ada bau bau orang miskin nih, kalau miskin sebaiknya gak usah sok soan makan di tempat seperti ini," sindir Mama Meti dengan angkuhnya.
"Iya, kerja jadi OB saja sudah belagu," tambah Elsa.
"Mungkin dia menjual tubuhnya untuk bertahan hidup, karena Rani yakin kalau mereka gak bakalan mampu membayar makanan di sini."
Plak
Yuni yang merasa geram langsung menampar pipi Rani.
"Tutup mulut kamu. Meski pun aku hanya orang miskin, tapi aku masih punya harga diri, tidak seperti kalian yang terus-terusan menjadi benalu sehingga merusak rumah tangga keluarga sendiri," tegas Yuni.
Rani langsung merengek kepada Suaminya dan Mama Meti supaya membalas perbuatan Yuni.
"Mas Irwan, Mama, pipi Rani sakit. Kalian harus membalas perbuatan Yuni," rengek Rani dengan memegangi pipinya.
Irwan hanya diam, apalagi dia mendengar sendiri kalau Rani yang lebih dulu menghina Yuni, sampai akhirnya Irwan memutuskan membawa kedua Anaknya ke luar dari Restoran, karena dia sudah sangat mengenal Mama Meti yang tidak akan tinggal diam saja meski pun Anaknya yang sudah melakukan kesalahan.
"Berani sekali kamu menampar Putriku !!" teriak Mama Meti dengan melayangkan tangannya untuk menampar Yuni.
Bayu langsung menghalangi Mama Meti dengan mencekal pergelangan tangannya, karena dia tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Yuni, apalagi di depan mata kepalanya sendiri.
"Tolong jaga sikap Anda, karena seujung kuku saja saya tidak akan membiarkan siapa pun menyentuh Yuni," tegas Bayu.
"Dasar pasangan tidak tahu malu. Bisa-bisanya kalian berselingkuh di belakang Anak ku !!" teriak Mama Meti yang sengaja ingin mempermalukan Yuni dan Bayu di depan semua orang yang berada di sana.
"Apa Anda punya bukti kalau saya dan Yuni sudah berselingkuh? Sedangkan kami punya bukti yang kuat kalau Anak kesayangan Anda sendiri yang sudah berselingkuh," ucap Bayu dengan tersenyum mengejek.
"Oh iya, apa Anda ingin melihatnya? Atau Anda ingin kami menyebarkan foto Hendra yang sedang tidur dengan Sekretarisnya supaya Perusahaan tempat Anak Anda kerja langsung memecatnya?" ancam Bayu sehingga membuat Mama Meti gemetar ketakutan ketika melihat tatapan tajam mata Bayu.
Mama Meti tidak menyangka jika Yuni dan Bayu berani melawannya, sampai akhirnya Mama Meti memutuskan mengajak Rani dan Elsa pergi dari tempat tersebut, karena Mama Meti takut dengan ancaman Bayu, apalagi saat ini semua orang terdengar berbisik dengan melihat ke arah mereka.
"Rani, Elsa, sebaiknya sekarang kita pergi dari sini," ujar Mama Meti dengan menarik tangan Rani dan Elsa.
"Ma, kenapa sih kita yang harus ke luar dari sini? Seharusnya perempuan kampung itu yang pergi, apalagi Elsa sudah lapar," gerutu Elsa.
"Elsa, apa tadi kamu tidak dengar ancaman si OB yang bernama Bayu? Bagaimana kalau mereka nekad mengunggah foto Kakak kamu yang sedang tidur dengan Lisa? Mama tidak mau kalau ATM berjalan kita sampai dipecat."
"Mereka tidak mungkin berani melakukan semua itu Ma. Mereka pasti hanya menggertak saja," ujar Rani.
"Iya benar. Bisa-bisanya Mama mengalah pada mereka," tambah Elsa.
"Sudah sudah, sebaiknya kita segera pergi dari sini, Mama tidak mau kita menjadi pusat perhatian semua orang."
......................
Setelah kepergian Keluarga Suaminya, Yuni langsung memeluk tubuh Denis dan Nadira. Sebagai orangtua, Yuni merasa gagal karena sudah memberikan contoh yang buruk terhadap kedua Anaknya dengan menampar Rani di depan mereka.
"Denis, Dira, maafin Ibu ya Nak, Ibu tidak bermaksud membuat kalian takut."
"Bu, Ibu selalu mengatakan kepada Denis kalau kita tidak boleh berbuat jahat kepada orang lain. Selama ini Ibu juga selalu diam saat Keluarga Ayah berbuat jahat, tapi sesekali Ibu harus membalas perbuatan mereka supaya mereka tidak terus-terusan menginjak-injak harga diri kita," ucap Denis dengan tersenyum sehingga membuat Yuni merasa terharu.
*
*
Bersambung
emang agak lain pak Ibrahim ini
semangat thor
semangat thor asli kesel banget gue sama Hendra dia itu bukan bodoh lagi iiiiiiiiihhhhhhh kesel banget awas luu Hendra habis kau