NovelToon NovelToon
Bittersweet Villain

Bittersweet Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Angst / Trauma masa lalu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Fhadillah

Aizha Adreena Hayva harus bertarung dengan hidupnya bahkan sebelum ia cukup dewasa, berhenti sekolah, mencari pekerjaan dan merawat adiknya karena orantuanya meninggal di malam yang sunyi dan tenang, bahkan ia tak menyadari apapun. bertahun-tahun sejak kejadian itu, tak ada hal apapun yang bisa dia jadikan jawaban atas meninggalnya mereka. ditengah hidupnya yang melelahkan dan patah hatinya karena sang pacar selingkuh, ia terlibat dalam one night stand. pertemuan dengan pria asing itu membawanya pada jawaban yang ia cari-cari namun tidak menjadi akhir yang ia inginkan.

selamat menikmati kehidupan berat Aizha!!
(karya comeback setelah sekian lama, please dont copy my story!)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Fhadillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 06

Hujan sangat deras hari ini, terus turun dari sejam yang lalu, bahkan angin juga bertiup sangat kencang dan sesekali petir menyambar permukaan bumi dengan acak. Aizha melongokan kepalanya dan mengelap kaca jendela yang berembun, di luar sana ada seorang anak kecil yang bermain hujan dengan seekor anjing, anak itu menggunakan mantel hujan berwarna biru. Aizha cukup heran kenapa anak itu tidak takut pada petir dan tetap senang bermain di luar dan kenapa orangtuanya membiarkannya berada di luar seorang diri. Apa dia harus keluar dan menyuruh anak itu pulang?

​Aizha berbalik dari jendela dan memutuskan untuk membiarkannya saja, dia mendekati Nuka yang tengah menonton kartun we are bears, mengusap kepalanya sekilas lalu duduk di sampingnya dan memeluk adiknya itu. Minggu yang dingin dan hujan terus menerus turun, rencana mereka semua gagal dan mereka harus betah tetap dirumah mungkin untuk seharian. Sejujurnya Aizha suka seperti ini, bermalas-malasan dirumah dan merasa sejuk dari efek hujan dan Nuka juga tak masalah dengan itu.

​Aizha menyeruput cokelat panasnya dengan mata yang terus fokus pada layar TV dan tangan yang sibuk memainkan rambut pendek Nuka yang kini tidur di pangkuannya. Mereka dikagetkan dengan teriakan melengking anak kecil, apa itu anak kecil yang tadi bermain hujan dengan anjingnya? Kini suara gongongan anjing terdengar. Dengan panik Aizha kembali ke jendela dan mengintip keluar, anak itu tak tampak lagi di depan rumah nya, kini ia berada di sisi kiri rumah, dekat semak-semak terjatuh ke tanah sambil menangis, wajah dan rambutnya telah basah kuyup terkena hujan.

​Aizha menyuruh Nuka tetap berada di sofa dan tak beranjak kemana-mana dan dia dengan terburu-buru berlari ke luar rumah tanpa payung dan mantel hujan. Gadis itu dengan cepat mendekati anak kecil bermantel biru itu yang masih menangis.

“ada apa?” tanyanya namun anak laki-laki yang sepertinya sebaya Nuka itu tak menjawab dan langsung berhambur ke pelukan Aizha yang sudah basah kuyup. Tubuh anak itu bergetar dalam dekapan Aizha dan anjingnya masih terus bergongong, tak ada orang, tak ada siapapun yang keluar dari rumah mereka untuk melihat keributan itu, kemana semua orang? Aizha mengangkat tubuh anak yang masih sangat ketakutan itu dalam gendongannya dan mendekati semak-semak itu. Aizha berdiri terpaku di samping anjing yang terus bergongong, kini dia paham alasan dari keributan dan ketakutan anak itu. Aizha merasakan tubuhnya menggigil dengan hebat bukan karena dinginnya hujan, kakinya lemas dan nafasnya sesak. Suara hujan, suara gonggongan, semua hal disekitar dirinya menjadi buram dan tak jelas, satu-satunya yang jelas adalah sesuatu yang tergeletak mengenaskan di balik semak-semak itu dan bau busuknya yang menyengat hidung yang hujan saja tak mampu menghilangkan bau tersebut.

​Disana tergeletak mayat seorang wanita dewasa dengan baju acak-acakan, dirobek dengan mengenaskan, bukan hanya bajunya, wajahnya sama berantakan dengan bajunya. Aizha bahkan tak bisa melihat wajah wanita itu lagi, kulit wajahnya terkoyak, mulutnya terbuka lebar dan bola matanya menghilang. Darah dari wajah dan tubuh wanita itu mengalir ke selokan yang tak jauh dari sana karena hujan membawanya. Ini pertama kalinya Aizha melihat mayat semengerikan itu, dia juga orang pertama yang menemukan mayat kedua orangtuanya namun mereka tak seburuk mayat ini, hanya wajah yang membeku kebiruan dengan kedua mata terbelalak terbuka dan tubuh berlubang bekas peluru. Namun wanita ini, benar-benar tak bisa dijelaskan, keadaannya benar-benar buruk, bahkan terlihat seperti makhluk buas telah mencabik-cabik dirinya namun terlalu rapi untuk bisa dikatakan makhluk buas, jadi siapa monster yang telah melakukan ini?

​Aizha berlari kerumahnya masih dengan anak itu di gendongan, menurunkannya di ruang tamu dan dia berhambur ke toilet, memuntahkan semua yang ia makan pagi ini tanpa sisa.

​Setengah jam kemudian, hujan yang turun hanya rintik-rintik, anak itu sudah kembali ke pangkuan kedua orang tuanya dengan trauma yang besar, di semak-semak itu sudah banyak sekali orang, garis polisi di bentangkan sepanjang area itu dan mayat itu telah menghilang, di pindahkan ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Aizha duduk dengan tatapan kosong di meja ruang interogasi, menunggu seorang polisi masuk untuk menanyainya tentang kejadian itu. Aizha memang bukan pelaku, dia hanya saksi yang pertama kali menemukan tubuh korban, anak kecil tadi tentu tak bisa dihitung karena dia masih terlalu kecil untuk dimintai keterangan dan jiwanya terguncang.

​Jiwa Aizha juga sangat terguncang, dia tak bisa menghapus ingatan tentang kondisi si mayat dari benaknya. Tubuhnya masih bergetar dan ketakutan. Seorang pria dengan 2 kopi hangat masuk ke ruangan itu, duduk di sisi lain meja tepat dihadapan Aizha, pria itu menyerahkan secup kopi pada Aizha dan gadis itu menerima dalam diam sambil sedikit menunduk. Setelah meneguk kopinya sekali pria itu langsung membuka buku catatannya dan memegang pulpen, siap untuk melakukan tugasnya dan sesi tanya jawab itu pun dimulai.

​Aizha tidak tau berapa lama ia sudah berada di dalam ruangan itu, saat keluar dari kantor polisi handphonenya menunjukan jam 12.34 siang. Hujan telah berhenti beberapa saat yang lalu, namun awan gelap masih banyak di langit, matahari sepertinya masih sedikit enggan untuk keluar, dia hanya muncul sedikit di balik awan gelap itu, hanya memberikan sedikit sinarnya untuk permukaan bumi. Aizha menghela napas pelan lalu mulai melangkah pelan menjauhi kantor polisi itu.

​Hari yang buruk dan dia mendapat tekanan baru, mungkin sebentar lagi Aizha akan terkena gangguan jiwa. Aizha merasa sangat prihatin pada wanita itu dan tentunya pada keluarganya juga, hal yang menimpa wanita itu sangat tidak masuk akal dan kematiannya sangat tragis. Aizha jadi memikirkan kematiannya sendiri, apa dia akan mati seperti itu? atau berpenyakit? Atau mati tua?

​Aizha tidak pulang kerumahnya, dia memilih untuk pergi ke taman. Dirinya butuh udara segar, sangat banyak udara segar, lagian Nuka sudah dititipkan ke rumah Anne. Aizha duduk di salah satu bangku taman sendirian, memperhatikan semua orang berlalu lalang melakukan hal-hal mereka masing-masing. Hal tadi pasti akan mucul di berita, semua orang akan menonton dan merasa kasihan pada mayat itu, seharusnya Aizha juga bisa menjadi salah satu dari mereka, hanya menonton di layar TV dengan gambar mayat itu yang di sensor, namun kejadian itu terjadi tak jauh dari rumahnya dan kini dia sudah di tetapkan sebagai saksi selama penyelidikan.

​“terlihat seperti hari yang buruk” Aizha berbalik ke sisi kiri dimana suara itu berasal dan mendapati seorang pria berdiri menjuntai tepat di sampingnya, tanpa menunggu balasan Aizha pria itu langsung duduk disamping gadis itu.

“yeah begitulah” Aizha hanya mengedikan bahunya, merasa familiar dengan pria itu namun tak bisa mengingatnya dimana. Dia bertemu dengan puluhan orang, berbagai jenis manusia setiap hari di toserba maupun restoran jadi wajar jika dia merasa mengingat satu atau dua diantara mereka.

“aku juga mengalami hari yang buruk” kata pria itu karena Aizha kembali terdiam.

Tentu saja tidak seburuk aku\~ Aizha membatin.

“benarkah? Apa yang terjadi?” tanya Aizha menatap sepatu yang ia kenakan.

“hanya masalah pekerjaan” jawab pria itu.

​Kembali terdiam, Aizha hanya hanyut dalam pikirannya sendiri dan pria itu terus memperhatikannya.

“sepertinya kamu tidak mengingatku”

“huh?!” kini Aizha menatap pria itu dengan tatapan binggung.

“aku beberapa kali ke restoranmu dan kita ‘sedikit’ berbincang” kata pria itu dengan kekehan pelan.

“ah iya, maaf aku sulit mengingat orang” kata Aizha berterus terang, namun itu menjelaskan kenapa dirinya merasa familiar pada pria ini.

“aku Caiden, rasanya tidak tepat jika kita tidak berkenalan dengan baik” pria itu mengulurkan tangannya ke depan Aizha.

“Aizha” katanya sambil menyambut uluran tangan itu dengan senyum tipis. Pria itu mengajak Aizha ke café untuk minum kopi dan mengobrol, katanya siapa tau mereka mungkin bisa menjadi teman.

​“jadi apa yang membuat harimu buruk?” tanya Caiden saat mereka sudah duduk di dalam café dengan minuman masing-masing di depan mereka.

“eum.. penemuan mayat, kamu bisa melihatnya di berita saat ini, seorang wanita dan sangat mengenaskan”

“tentu, itu pasti membuat sangat traumatis”

​Mereka menghabiskan waktu berjam-jam dalam café tersebut untuk mengobrol banyak hal. Aizha mendapati Caiden adalah pria yang hangat dan baik, dia mendengarkan semua cerita Aizha dengan baik dan berkomentar menenangkan, Caiden pria yang mampu membuat orang-orang yang berada di sekitarnya merasa nyaman di dekat pria itu.

...☠️☠️☠️...

​Polisi telah mengidentifikasi mayat itu, seorang wanita berumur 26 tahun dan seorang pengacara, ia baru saja bercerai dengan suaminya. Polisi menduga sang mantan suami adalah pelakunya karena mereka tidak bercerai dalam damai, ada sangat banyak konflik dalam rumah tangga itu dan salah satunya menyangkut anak mereka, namun tak adanya bukti apapun membuat polisi tak bisa menangkap pria itu. sampai saat ini polisi belum bisa menemukan bukti apapun terkait kematian wanita malang itu dan masih akan terus menyelidikinya. Walaupun begitu, tentu saja dari keadaan mayat dan tempat di temukan itu bukan hanya sekedar kecelakaan, ini murni kasus pembunuhan dan polisi juga menemukan suatu jenis obat tidur dengan dosis tinggi di dalam tubuh wanita itu dari laporan hasil otopsi.

​Aizha menatap wajah mantan suami sang korban di layar handphonenya, kini dia berada di balik kasir menanti pembeli datang sambil menonton laporan berita mengenai kasus yang beberapa hari lalu terjadi itu. pria itu bertubuh pendek dan berpenampilan nyentrik dengan banyak sekali warna, menurut Aizha tak mungkin pria itu bisa membunuh istri nya dengan sangat kejam seperti itu dan bahkan tak meninggalkan bukti sedikitpun. Yeah tentu saja, seperti banyak orang bilang, jangan pernah menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Siapapun pembunuhnya Aizha hanya berharap semoga polisi dapat segera menangkapnya dan ini bukan pembunuhan berantai yang akan memakan korban lainnya lagi.

​Atensi Aizha beralih pada notifikasi yang muncul di bagian atas layar handphonenya.

^^^Mr. Caiden^^^

^^^Aku membeli cokelat terlalu banyak karena sedang ada promo:)^^^

^^^Mau makan bersama? Ajak juga model kecil kita ;)^^^

​Promo? Yang benar saja. Aizha tersenyum membaca pesan itu. bahkan tanpa Aizha sadari entah sejak kapan mereka menjadi dekat, teman yang sangat dekat. Pembicaraan mereka selalu nyambung dan berkembang ke banyak hal. Aizha tak pernah merasa tak nyaman berada di dekat Caiden.

Aizha

Baiklah, dia akan senang mendengar ini.

​Setelah mengetikan balasannya, Aizha menyimpan kembali handphonenya dalam saku baju yang ia kenakan karena seorang pembeli saat ini berdiri di depannya dan beberapa pembeli lainnya yang mengantri dibelakangnya.

1
Nur Yuliastuti
terimakasih dobel up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
Aizha 😢😢
neen
soo sweet.. jng biarkan kenyataan menghncurkan hal manis ini.
Nur Yuliastuti
segera pulih ya Izha,, semoga tinggal bahagia nya
Nur Yuliastuti
Aamiin
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
😔😔
Nur Yuliastuti
banyak belajar dr sini,, pikir kan baik buruknya sebelum melakukan sesuatu
Nur Yuliastuti
kalau sakit hati sdh tertanam ya 😔
Nur Yuliastuti
br ini baca yg ber genre seperti ini,,, keren Thor,, terimakasih up nya,, sukses sll untuk semua karyanya 🤗❤️
Nurul Fhadillah: Terimakasih🤗
total 1 replies
Nur Yuliastuti
bennnar 🙊
Nur Yuliastuti
diakan teman SMP Aizha yg tinggal bersama nenek baik hati itu?
Nurul Fhadillah: Iya dia😭😭
Nur Yuliastuti: diakah
total 2 replies
Nur Yuliastuti
akhirnya
Nur Yuliastuti
barangkali jawaban dr clue nya Den
Nur Yuliastuti
keluar dr kandang macan masuk ke kandang singa 🙈
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗❤️
Nur Yuliastuti
big hug Aizha
Nur Yuliastuti
namanya adiknya Aizha bagus banget
neen
ouhh.. so sad..knp sprti ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!