Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bicara Berdua
"Sayang... sayang... ayo bangun... sudah masuk waktu subuh" terdengar suara seorang pria di telinga Bening.
Bening membuka matanya perlahan terlihat pemandangan yang masih buram namun beberapa detik kemudian terlihat jelas pemandangan di sebuah kamar.
"Ini kan kamar ku? " gumamnya.
"Tapi siapa yang membangunkan ku tidur? " lanjutnya.
"Itu aku" terdengar suara pria itu lagi di telinga Bening.
Bening menatap kearah pria yang kini berdiri di samping nya, wajah pria yang membangunnya tidak nampak jelas karena terkena mata Bening masih belum segar benar dan seketika cahaya lampu kamar tersebut menyala terang dan menyinari wajah pria yang saat ini memakai baju koko berwarna putih, saat itulah wajah pria yang membangunkan Bening nampak jelas di mata Bening.
"Awan... "
Suara kumandang adzan subuh terdengar di telinga Bening hingga dia pun terbangun dari tidurnya, saat dirinya terbangun Bening menatap ke sekeliling kamar nya, Bening pun langsung duduk di ranjangnya.
"Ternyata itu mimpi huftt kenapa mimpi itu seperti nyata saja" Bening mengusap keringat yang menetes di dahinya padahal kamar ini begitu sejuk dengan AC.
Bening pun bangkit dari ranjangnya dan menuju kamar mandi dan mengambil air wudhu dan dia pun melaksanakan shalat subuh.
Pagi menjelang siang.
Bening masih memikirkan mimpinya semalam.
Apakah itu pertanda baik ya? kalau dia memang pria yang baik untuk ku.
Batin Bening saat berjalan di lorong rumah sakit, karena mimpinya semalam dirinya jadi ingin berbicara serius dengan Awan, dan saat ini dirinya sedang mencari keberadaan pria tersebut, tapi tak di temukan nya.
"Biasanya kalo nggak di cari dia suka nongol sendiri, ini kemana sih dia, dari tadi aku cariin nggak keliatan batang hidungnya" gumam Bening yang mengedarkan pandangan matanya kesegala arah untuk mencari Awan.
Dan akhirnya Bening bertemu dengan seorang cleaning service yang tempo hari berduaan dengan Awan di gudang.
"Hei... mbak apa kamu lihat Awan? " tanya Bening kepada cleaning service tersebut.
"Eh... bu dokter hari ini pak Awan nggak masuk bu" jawab cleaning service sopan.
"Oooo nggak masuk... oia apa kamu tahu nomor ponselnya? " tanya Bening.
"Nggak bu" ucap cleaning service menggeleng pelan.
"Ooo begitu ya, ya sudah Terima kasih ya" Bening lalu beranjak pergi dari sana tapi baru dia melangkah dirinya di panggil oleh cleaning service itu.
"Bu... bu dokter saya memang tidak punya nomor Pak Awan tapi mungkin teman pak Awan ini punya" cleaning service itu menunjuk seorang temannya.
"Eh... bu dokter mau minta nomor Pak Awan?" tanya cleaning service laki-laki.
"Iya apa kamu punya saya ada perlu dengan dia"ucap Bening lembut.
" Ada bu ini nomornya "cleaning service laki-laki itu pun memberikan nomor ponsel Awan kepada Bening.
" Oke terimakasih ya... maaf mengganggu kalian bekerja "ucap Bening sebelum meninggalkan mereka berdua di lorong rumah sakit.
Bening mencoba menghubungi Awan tapi ponselnya tidak aktif.
" Tidak aktif apa benar ini nomornya? "gumam Bening.
Bening lalu mengirimkan pesan ke nomor tersebut. tapi pesan tersebut pun terlihat tak sampai.
" Ini betul nomornya bukan sih?! "Bening kesal sendiri hingga dia akhirnya mencari cleaning service itu kembali.
Dan saat bertemu dengan cleaning service itu di gudang Bening langsung bertanya kepadanya.
"Mas maaf apa ada nomor Awan yang lain yang ini tidak bisa saya hubungi" tanya Bening.
"Nggak ada bu nomor Pak Awan ya cuma satu itu" ucap. cleaning service tersebut.
"Oiya mungkin Bapak lagi meeting bu sama klien jadi ponselnya nggak di aktifin dulu mungkin nanti pas jam makan siang beliau baru mengaktifkan nomornya" jelas cleaning service tersebut.
"Meeting dengan klien? " Bening bingung.
"Awan bukannya cleaning service sepeti kamu ya? kok meeting dengan klien segala? " lanjut nya.
"Pak Awan bukan cleaning service bu tapi pak Awan yang punya perusahaan cleaning service ini, dia jadi cleaning service itu kalo lagi gabut di kantor hehe" jelas cleaning service tersebut.
Bening terkejut dengan penjelasan cleaning service tersebut dia bahkan sampai menutup mulutnya karena reflek mangap.
"Dasar aneh kenapa sedari dulu kelakuannya nggak pernah berubah" gumam Bening.
"Baiklah terima kasih informasi nya, kamu bisa lanjut bekerja maaf saya ganggu kamu terus" Bening pun pamit dari gudang. dan berjala ke ruangannya.
Bening bukan terkejut Awan seorang pengusaha tapi terkejut dengan kegabutan Awan hingga bisa-bisanya seorang bos ikut menggantikan posisi anak buahnya.
Dia sangat tahu bagaimana Awan dia tidak heran bila Awan menjadi seorang pengusaha karena sejak sekolah Awan sangat pintar dalam berwirausaha, meski konyol tapi ada banyak. kelebihan yang Awan punya selain bernyanyi tentunya.
Siang hari ketika Bening sedang memeriksa pasiennya ponselnya bergetar di meja, namun dia abaikan dulu karena pasien lebih penting dari pada telpon masuk tersebut.
Ketika dirinya selesai memeriksa pasiennya Bening pun melihat ponselnya yang sejak tadi bergetar.
"Awan... " gumam Bening ketika melihat panggilan tidak terjawab itu adalah dari Awan.
Bening pun langsung mengirimkan pesan pada Awan.
Awan bisa nanti malam kita bertemu di kafe?
Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu.
Ting.
Bunyi suara pesan masuk kedalam ponsel Awan, Awan melihat pesan yang di kirim kan Bening.
"Dia minta ketemuan nanti malam, gimana ya ini meeting sampe kapan ya? " gumam Awan.
Awan saat ini di ajak meeting oleh Pak Syarif, beliau ingin melihat dan ingin tahu bagaimana cara Awan memimpin perusahaan dan membangun perusahaan hingga bisa bekerja sama dengan banyak pihak. oleh karena itu Pak Syarif mengundang beberapa klien perusahaan Tuan Fabian untuk meeting bersama Awan agar perusahaan Awan pun dapat berkembang dengan pesat bila kliennya bertambah dan berasal dari beberapa perusahaan besar.
Awan akhirnya berbicara dengan Pak Syarif saat melihat pria paruh baya itu keluar dari toilet.
"Pak Syarif boleh saya berbicara dengan anda sebentar? " tanya Awan.
"Ya silahkan" ucap Pak Syarif sopan.
"Pak meeting nya sampai kapan ya? soalnya nanti malam Bening ingin bertemu, ada yang ingin di bicarakan katanya" ucap Awan sopan.
Pak Syarif malah tersenyum sendiri bukannya menjawab pertanyaan Awan.
"Pak... Pak Syarif... anda nggak kenapa-kenapa kan? " Awan sedikit takut, takut-takut Pak Syarif kerasukan karena habis dari toilet.
"Eh... saya tidak kenapa-napa kok nak Awan, tenang saja meeting hanya akan berlangsung sampai sore hari saja nanti malam anda bisa bertemu dan berbicara dengan nona Bening dengan tenang" ucap Pak Syarif bijak.
"Ooo begitu baiklah kalau begitu" Awan pun tersenyum pada Pak Syarif.
semoga nona Bening menyetujui pernikahan ini dan meminta Awan segera melamarnya, jujur aku akui aku pun menyukai anak ini, dia sopan dan pintar membawa dirinya.
Batin Pak Syarif bahkan bibir nya tak lepas dari senyum.