AKHIR KISAH KITA

" Apa itu bi kok banyak banget" chef Eli kebingungan melihat banyak nya kantong plastik ber merk salah satu supermarket yang bibi Ana dan mamang Adi bawa.

" Biasa Li, pesanan Barbie" bibi Ana menjawab santai, keduanya merapikan stok belanjaan yang harus ditata di tempat nya, bersama beberapa art lainnya.

" Bibi ke atas ya li" bibi Ana meninggalkan dapur seraya membawa beberapa kantong plastik menuju lift yang akan membawanya ke lantai tiga mansion.

Di halaman belakang beberapa art asyik bergosip ria,tanpa mereka sadari ada seseorang yang tengah duduk di salah satu kursi taman yang terletak tak jauh dari tempat mereka mengobrol dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

' Kamu merasa aneh ngak sih kenapa cuma bi Ana,chef Eli dan mang Adi yang boleh naik ke lantai tiga mansion ini,aku udah lebih dari lima tahun bekerja di sini tapi belum pernah sampai ke lantai tiga, padahal kan tugasku bersih-bersih' ucap salah satu art.

' Kamu baru lima tahunan,aku sekitar satu tahun lebih dulu dari kamu,juga dapat izin untuk ke lantai tiga, padahal aku penasaran banget,dulu ada senior yang memang bertugas di lantai tiga, keponakan bi Ana,tapi setelah menikah dia mengundurkan diri, katanya di lantai tiga itu tempat nya cantik banget,itu lantai khusus putri tuan besar, dan katanya ni ya,putri tuan besar itu memiliki wajah yang sangat cantik ' cerita art yang satunya.

' Serius ? tapi kok kita ga pernah lihat?' tanya teman nya lagi yang semakin penasaran.

' Katanya emang ga menetap di negara ini,tapi aku ga tau di mana,tapi aku yakin sesekali dia ada di sini, buktinya sesekali bi Ana naik ke lantai tiga bawa makanan,tapi kok kita ga pernah tau datang dan perginya ya'heran nya.

' Mungkin datang dan perginya waktu malam,atau mungkin juga dengan helikopter atau speedboat,kan dermaga itu sering di gunakan oleh tuan besar'

' Aku juga mikirnya gitu, namanya juga orang kaya banget,apasih yang ga bisa,kecuali membeli nyawa dan menghidupkan orang yang sudah mati'

Keduanya begitu asyik mengobrol, sedangkan Ray benar-benar menyimak pembicaraan mereka,ia semakin penasaran dengan lantai tiga mansion itu dan ia bertekad untuk menyelidiki nya.

Satu bulan berlalu setelah Ray mendengar pembicaraan dua art tuan Nikolas cage,tapi ia masih belum menemukan cara untuk bisa mendatangi lantai tiga mansion itu,Ray semakin penasaran,terlebih beberapa kali ia sempat memergoki tuan Nikolas baru dari lantai tiga,beliau selalu beralasan merindukan sang istri, kesehatan pria paruh baya itu terlihat sedikit menurun.

📱-" Semuanya sudah berjalan sesuai rencana,tapi saya tidak bisa gegabah dalam mengambil tindakan,dia bukan orang sembarangan,masih ada beberapa rahasia besarnya yang belum aku dapatkan,dan bukti skandal nya belum semuanya terkumpul " Ray berbicara melalui panggilan telepon,ia berada di taman belakang mansion,Ray tak menyadari ada seseorang yang mendengar hampir semua pembicaraan nya.

' Ya Allah siapa sebenarnya orang kepercayaan ayah itu? misi apa yang tengah ia jalankan dan apa yang akan ia lakukan pada ayah?, laku siapa ayah sebenarnya ya Allah ' Ele bertanya dalam hati nya.

Beberapa hari yang lalu ia yang tengah mencari sesuatu di kamar ayahnya tak sengaja ia menemukan senjata api dan beberapa berkas yang ia yakini seperti data-data pribadi seseorang,dengan cepat Ele menyimpan kembali semua itu,saat itu ia mencari berkas tentang ibunya.

Dan malam ini ia mendengar semua itu,Ele merasa ada sesuatu yang besar yang tengah di rencanakan pria yang katanya adalah bodyguard kepercayaan sang ayah,dan ia berjanji akan mencoba menyelidiki identitas pria itu.

Ele segera meninggalkan tempat itu sebelum Ray menyadari nya, sedangkan Ray merasa seperti melihat sekelebat bayangan seseorang yang tengah berjalan di taman bunga di samping nya,tapi sayang bayangan itu menghilang begitu saja, Ray tak mengetahui bahwa di sisi kiri taman itu ada sebuah pintu yang terbuat dari kaca cermin yang langsung menghubungkan ke lantai tiga menggunakan lift.

Sampai di kamarnya Ele segera meraih laptopnya mengetikkan nama Raymond,itu yang ia tau nama pria itu,tapi tak memberikan informasi seperti yang ia inginkan,wajah Ray memang muncul dalam pencarian nya dan sesuai dengan namanya,tapi sayang tak ada info penting apapun yang ia dapatkan,disana hanya ada info tentang nama dan latar belakang pendidikan nya yang memang sesuai dengan profesinya sebagai seorang bodyguard,tak ada latar belakang keluarganya,dan Ele yakin bahwa laki-laki itu menyembunyikan data aslinya, Ele yakin Ray bukan orang sembarangan.

Fokus Ele teralihkan saat tiba-tiba ponselnya berdering dan bibi Ana mengatakan bahwa tuan besar tiba-tiba pingsan.

Dengan secepat kilat Ele menyambar cadarnya dan meninggalkan kamarnya,ia menggunakan lift menuju lantai dasar mansion.

" Ayah...astaghfirullah ?" suara lembutnya yang bercampur panik mengalihkan perhatian semua yang ada di ruang tengah mansion.

" Ayah kenapa bi?" Ele bertanya dengan suara bergetar, bahkan jemari putih nya ikut bergetar saat mengusap lembut wajah ayahnya dan meraih tangan keriput sang ayah.

Deg...

Seseorang yang berada tepat di samping tuan Nikolas begitu terkejut, hingga ia terpaku pada sosok wanita berpakaian syar'i di hadapan nya,tubuh kekar tuan Nikolas yang menjadi pembatas keduanya.

" Non tenang ya, asisten tuan besar sudah menelpon dokter Bayu dan dokter Iren,sebentar lagi mereka sampai" bibi Ana mengusap lembut punggung Ele.

" Ayah... please jangan buat El takut" mohon Ele lembut, berulang kali ia mengecup kening dan punggung tangan sang ayah,semua itu tidak luput dari perhatian Ray.

Deg..

Ray kembali terpaku dan semakin terkejut saat Ele menatapnya sesaat,mata biru itu kembali mengingatkan Ray pada seseorang.

' Dia?' batin Ray terkejut.

" Tuan.. tolong angkat ayah ke kamarnya,disini tidak nyaman" pinta Ele pada Ray dengan nada memohon.

Ray mengangguk patuh dalam keadaan terkejut, shock dan penasaran menjadi satu kesatuan.

Ray di bantu beberapa bodyguard lainnya mengangkat tubuh kekar tuan Nikolas ke kamarnya,di ikuti Ele dari belakang,ia terus menatap punggung tegap Ray yang semakin membuat ia yakin bahwa Ray bukan sekedar seorang bodyguard.

" Terimakasih" Ele mengucapkan terimakasih kepada semua nya,di dalam kamar itu tinggal beberapa orang saja,termasuk Ray,dan Ele.

" Bi bisa tolong ambilkan air hangat,ayah berkeringat" Ele meminta bibi Ana mengambilkan air untuk membersihkan keringat di tubuh ayahnya.

" Baik non" dengan sigap bibi Ana menuju dapur untuk mengambil apa yang Ele minta.

Sedangkan Ray terlihat masih berdiri di sudut ranjang tuan Nikolas,matanya terus menatap wanita di hadapan nya,ia tak mengucapkan sepatah katapun.

" Sudah berapa lama anda menjadi bodyguard ayah?" Ele bertanya dengan nada formal pada Ray.

" Satu tahun lebih" jawab Ray singkat.

" Selama ini apakah ayah pernah pingsan?"

" Tidak,sejak saya bekerja dengan ayah anda,tuan baik-baik saja " jawab Ray .

Ele mengangguk" terimakasih " ucap nya singkat, dan Ray hanya mengangguk mendengar ucapan terimakasih dari Ele.