Kimmy, mahasiswi semester 3 yang nekad bunuh diri akibat ibunya meninggal. sikap bodohnya ini membawanya masuk ke rumah sakit. di rumah sakit inilah, perjumpaan Kimmy dengan seorang dokter tampan bernama Nico.
Adalah Snowdrop yang, yang berwarna putih yang hanya tumbuh di musim dingin. berawal dari bunga itu, Kimmy sering bertemu dengan Dokter Kimmy. Seiring bergulirnya waktu, Kimmy jatuh cinta pada dokter tampan tersebut.
Di tengah perasaan cintanya pada Nico, sahabatnya Max mengungkapkan cinta pada dirinya. Kimmy kebingungan karena Max yang ia anggap sebagai sahabatnya sendiri. Bersamaan itu pula tanpa Max sadari, Jeslyn sahabat karibnya diam-diam juga memendap cinta pada Max.
Sementara itu Kimmy justru resah dengan perasaannya. sebab sikap Nico yang selalu perhatian dan baik hati, tidak juga dibarengi ungkapan cinta. hingga akhirrnya kenyataan pahit pun harus dia terima. dimana Nico menganggap Kimmy sebagai adik sendiri. Sebab Kimmy mirip dengan adiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enjels, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Kelopak bunga mulai bemerkaran di awal musim semi tahun ini. Kimmy terbangun dari tidurnya dan mendekat ke arah jendela kamar nya. Di bukanya jendela itu dan menghirup udara yang segar sebanyak-banyaknya.
Tampak jelas di sepanjang jalan dekat rumahnya, bunga-bunga berbaris rapi dan membuat rona indah pada suasana Irlandia saat ini.
“Selamat datang musim semi…” ucap Kimmy sambil tersenyum hangat.
Dengan penuh semangat, gadis berambut Panjang itu bergegas untuk mandi dan memakai pakaiannya secepat mungkin. Ia tidak sabar untuk berbagi cerita pada sahabatnya. Mereka sudah berjanji akan bertemu di kampus hari ini setelah mata kuliah selesai.
Ia mengenakan rok denim selutut dan baju pink berkerah. Rambutnya ia sisir rapi dan dibiarkan terurai dengan indah.
“Aku berangkat dulu” ucap gadis itu singkat setelah sarapan dengan ayahnya dalam keadaan hening.
“Hati-hati di jalan Kimmy” kata ayahnya
Kimmy seolah tidak memperdulikan perkataan ayahnya. Gadis itu mengambil tas selempangnya dan terburu-buru keluar dari rumah. Memang sikap gadis itu sudah tidak seperti dulu lagi. Kini ia berubah dingin kepada ayahnya karena ia pikir ayahnya telah membuat ibunya meninggal.
Kimmy berjalan kaki menuju ke kampus, karena jarak rumah dan kampus memang tidak jauh. Juga ia lebih menyukai berjalan kaki dibandingkan naik kendaraan karena ia bisa menikmati pemandangan yang ada disekitar jalan menuju sekolahnya.
15 menit berlalu, gadis bertubuh ramping itu sudah sampai di depan gerbang sebuah kampus yang cukup mewah. The University of Dublin. Disini lah gadis itu saat ini, sebagai seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi semester 4. Hal itu membuat semangat Kimmy bertambah jika di bandingkan hari-hari sebelumnya. Kepergian ibunya memang sempat berdampak buruk bagi kehidupannya. Hanya saja Kimmy menemukan titik terang saat bertemu dengan Nico. Nasehat dari dokter itu selalu terngiang di telinga Kimmy dan membuat dia bangkit dari keterpurukannya. Paling tidak ada sedikit alas an untuk dia tetap melakukan aktivitasnya meskipun hanya untuk bertemu dokter yang dia sukai tersebut. Bukankah semua terasa indah jika kita membuka mata pada sekeeliling kita? Ittulah kata-kata yang selalu menjadi penyemangat Kimmy.
Pukul 02.00 PM Kimmy menyelsaikan kelas mata kuliah Manajemen Kuangan, ia segera bersiap-siap untuk meninggalkan kelas dan menemui Jeslyn dan Max di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari kampus. Disana Max dan Jeslyn sudah menungganya sejak 3 menit yang lalu, karena memang kedua sahabatnya itu sudah keluar kelas lebih dulu. Mereka ada di fakultas yang berbeda dengan Kimmy, Max dan Jeslyn ada di fakultas kedokteran.
“Haiiiiiii ” seru Kimmy semangat. senyuman lebar menghiasi wajahnya. Sembari memeluk Jeslyn.
Kimmy meletakkan tasnya di atas bangku lalu mendudukkan tubuhnya pada kursi yang ada di sebelah Jeslyn sementara Max duduk di kursi yang berhadapan dengannya. Max dan Jeslyn. Sekilas Jeslyn dan Max melihat keanehan pada Kimmy. Gadis itu biasanya sangat sulit untuk tersenyum selebar itu, tapi hari ini Kimmy seolah menemukan kebahagiaan yang belum pernah ia dapatkan.
“Kau terlihat Bahagia sekali Kimmy. What happened?” tanya Jeslyn dengan nada yang sedikit pelan.
“Seriously?? Kau akan berkencan?” Teriak Jeslyn sangat keras. Seluruh penghuni kafe itu sontak memandang kea rah Kimmy dan Jeslyn dengan berbagai tatapan yang sulit diartikan.
“Maaf… maafkan aku…” ucap Jeslyn pada orang orang yang terganggu dengan teriakannya.
“Kau berteriak sekeras itu Jeslyn…, aku jadi malu! Semua orang jadi tau aku akan berkencan”. Keluh Kimmy.
Jeslyn hanya bisa tersenyum jahil sambil melihat Kimmy yang masih terlihat kesal. Sementara Max, pria itu hanya mampu menahan rasa cemburu sendiri. Mendengar cerita Kimmy yang akan berkencan dengan seorang dokter yang pernah merawat gadis itu. Membuat Max merasa kehilangan harapan untuk mendapatkan gadis itu.
“Lanjutkan Kimmy. Aku ingin dengar ceritamu dan dokter itu. Bagaimana bisa kau menaklukkan hati dokter setampan dia? Kau benar-benar hebat Kimmy”.
“Ah…. Sebenernya aku tidak tau mengapa dokter itu sangat peduli pada ku dan mengajakku kencan saat musim demi tahun ini. Tapi aku tak peduli. Apapun alasannya, aku sangat Bahagia jika menhabiskan wakttu musim semiku Bersama dokter itu”, jelas Kimmy.
Tanpa Kimmy dan Jeslyn tau, Max Tengah menyembunyikan perasaan sedihnya. Tanggannya mengepal dengan kuat, namun ia masih menyembunyikan rasa cemburunya di depan Kimmy dan Jeslyn.
“Menurutmu bagaimana Max??, apa kau setuju jika Kimmy pergi berkencan dengan dokter yang pernah merawatnya itu?” tanya Jeslyn namun dengan hati-hati. Jeslyn tentu tau tau jika Max sangat mencintai Kimmy. Hanya saja Max tak ingin perasaanya diketahui oleh Kimmy.
“Pergi saja jika kau memang menyukainya!” serunya sambil membuang pandangannya kea rah lain.
Kimmy memandang heran tingkah laku Max.
“Apa yang terjadi dengannya? Apa dia tidak setuju jika aku pergi dengan dokter it?” tanya Kimmy pelan pada Jeslyn yang kini masih duduk dekat dengan bangkunya.
“Sudahlah, mungkin dia hanya tidak mau terlibat perbincangan seperti itu dengan kita” kata Jeslyn.
Kimmy hanya bisa menghela nafasnya lalu pikirannya dipenuhi oleh bayangan Nico . seperti biasanya gadis itu sudah tidak sabar ingin cepat-cepat bertemu dengan Nico.
********
Bel pulang sekolah mulai berbunyi. semua siswa mulai menghambur meninggalkan kelas untuk segera pulang. Begitupun dengan Kimmy dan Jeslyn. Mereka berdua segera pulang dan berjalan kaki Bersama untuk sampai ke rumah mereka masing-masing.
Sementara itu Max melangkah kea rah atap sekolah. Ia memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah. Kini ia berdiri di atas atap itu sambil bernafas dalam rasa riau. Tanggannya mengepal kuat, seolah ada emosi yang besar disana.
Sesekali angin yang sedikit dingin memainkan ujung rambutnya. Seharusnya angin musim semi bisa membuat ia merasa sejuk, tapi tidak untuk kali ini. Hatinya Tengah terluka. Sesejuk apapun angin yang berhembus di sekelilingnya, tak akan mampu menghilangkan gemuruh yang ada di hatinya.
“Kimmy…: ucapnya parau
Hatinya sangat sakit menyebut nama itu. Gadis yang dicintainya kini Tengah mencintai orang lain. Terdengar ccukup miris bukan?
“tak bisakah kau lihat aku yang selalu ada di sampingmu? Aku selalu ingin ada di sekolah yang sama agar aku bisa menjagamu. Tetapi kenapa sekarang malah seperti ini?. Aku tidak rela kau Bersama orang lain!” Max mengungkapkan segala kegundahan hatinya di atas atap sekolah itu.
Kini pikirannya berputar pada kenangan masa lalunya. Masa-masan yang begitu indah Bersama Kimmy. Saat Dimana ia bisa Bersama dengan gadis itu waktu usia mereka masih duduk di bangku SMA.
“Max…, Max” gadis kecil itu begitu menggemaskan dengan bibir mungilnya yang tidak bisa berhenti bergumam.
“Apa Kimmy” Jawab pria itu
“Makasih ya udah selalu nemenin aku, nemenin aku kemana-mana, bantuin aku waktu lagi susah, sedih. Lama-lama aku bisa naksir sih Max samamu. Nanti kalua aku udah dewasa trus aku ngga punya pacar kayaknya aku nikah samamu deh Max” ucap Kimmy sembari tertawa sore itu. Saat dia sedang patah hati karena lelaki yang disukai Kimmy ternyata sudah punya pacar. Meskipun Max tau saat itu Kimmy sedang bercanda tapi kalimat itu tetap terekam di ingatan Max dan tanpa sadar membuat Max untuk tetap berharap pada Kimmy.
“Kimmy….?”
“Yaaa…”
“Kenapa kau sekarang terdiam? Dari tadi kau cerewet sekali, lalu kenapa skarang tiba-tiba jadi pendiam?
“Tapi aku ingin menikah dengan seorang dokter. Dari dulu pengen ingin sekali punya suami dokter” ucap Kimmy kemudian.
Penggalan kenangan itu begitu melekat di pikiran Max. ingin rasanya ia Kembali seperti dulu.
“Mengapa kau lebih menyukai dokter itu dibandingkan aku? Apa karena dia seorang dokter? Jika itu alasannya kenapa kau tidak menungguku? Aku juga akan menjadi seorang dokter” gumam Max dengan mata yang berkaca-kaca dan hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
“aku tidak pernha membiarkan dirimu menjadi milik orang lain. Akan kupastikan kau akan menjadi milikku Kimmy”.