NovelToon NovelToon
CINTA DALAM ENAM DIGIT

CINTA DALAM ENAM DIGIT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Mafia / CEO / Dikelilingi wanita cantik / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: reni

Aurelia Nayla, gadis pendiam yang terlihat biasa saja di mata teman-teman kampusnya, sebenarnya menyimpan misi berbahaya. Atas perintah sang ayah, ia ditugaskan untuk mendekati Leonardo—dosen muda yang terkenal dingin dan sulit disentuh. Tujuan awalnya hanya satu: membalas dendam atas kematian ibunya.

Tapi semua berubah saat Lia menyadari, kode rahasia yang ia cari tak hanya terkait kematian, tapi juga masa lalu yang jauh lebih kelam dan rumit. Apalagi ketika perasaannya mulai goyah. Antara kebencian dan cinta, antara kebenaran dan kebohongan, Lia terjebak di dunia penuh tipu daya… termasuk dari orang yang selama ini ia percaya.
Akankah Leo dan Lia tetap saling menghancurkan, atau justru saling menyelamatkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percikan hasrat dibalik kedok

Bangunan kampus yang menjulang dengan arsitektur modern bergaya Eropa tampak megah saat diterpa sinar matahari pagi. Dinding kaca berkilau, dan ukiran di sisi pilar memberikan kesan mewah namun kokoh.

Lorong-lorongnya dipenuhi mahasiswa baru yang masih sibuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang asing. Beberapa di antaranya berjalan cepat sambil membaca jadwal kelas, ada yang tertawa lepas dengan teman barunya, tapi sebagian besar justru sibuk menebak-nebak siapa dosen paling tampan yang katanya baru pindah dari luar negeri. Nama Leo Venturi makin lama makin sering terdengar dari bibir ke bibir, terutama di antara para mahasiswi yang berdiri di dekat tangga atau pura-pura mencari ruangan padahal hanya ingin melihat sekilas sosok yang sedang jadi perbincangan itu.

Namun, bagi Leo, semua itu tak berarti apa-apa.

Ia berjalan melewati koridor dengan langkah tenang dan penuh percaya diri. Jas hitamnya jatuh sempurna di tubuh tingginya yang tegap, membuatnya tampak seperti model dalam iklan parfum mahal. Rambutnya yang sedikit berantakan tetap tampak rapi, seolah tertata alami oleh angin. Sorot mata coklat gelapnya tetap dingin, nyaris membekukan udara di sekitarnya, meski banyak pasang mata terpaku padanya—beberapa bahkan menahan napas. Leo seakan tidak tersentuh—dan memang tidak ingin disentuh.

“Aku dengar dia jago banget di bidang Kriminologi... Tapi katanya galak parah,” bisik seorang mahasiswi pada temannya sambil menyikut lengan temannya antusias.

“Galak dan dingin, tapi... menawan. Parah sih,” timpal temannya, matanya mengikuti gerakan tubuh Leo yang baru saja masuk ke ruang dosen, seperti menonton tokoh utama dalam drama Korea.

Di sisi lain kampus, Aurelie tampak duduk di bangku taman. Hembusan angin menggoyangkan rambut panjangnya yang tergerai. Jemarinya menggenggam ponsel, tapi matanya kosong, menatap layar yang menampilkan satu pesan:

> "Jangan gegabah. Ingat, kamu belum tahu siapa dia sebenarnya."

Aurelie menghela napas panjang. Bahunya sedikit merosot, dan matanya mengerjap pelan, seolah berusaha mengusir rasa cemas yang tiba-tiba menyergap. Pesan itu membuat pikirannya semakin kacau. Dario memang belum pernah menceritakan secara rinci siapa Leo sebenarnya, tapi kalimat yang ia ucapkan beberapa hari lalu terus menghantui pikirannya:

> “Ayahmu terbunuh... dan pria itu ada hubungannya.”

“Kenapa malah aku yang disuruh mengawasi orang yang bahkan gak aku kenal?” gumamnya pelan, nyaris seperti bicara pada dirinya sendiri. Matanya berkedip lambat, dan tangan kirinya memijit pelipis.

“Hei, kamu ngelamun lagi,” suara Nadine memecah lamunannya. Nadine datang dari arah kantin, menggenggam dua cup kopi instan.

Aurelie tersenyum kecut, senyum yang lebih banyak lelah daripada bahagia. “Cuma kepikiran kelas Kriminologi nanti.”

Nadine tertawa kecil sambil menyerahkan kopi ke tangannya. “Kelas bareng Mr. Leo ya? Semua cewek ngarep dia ngelirik mereka. Tapi kamu? Kamu tuh malah kelihatan kayak nggak tertarik sama sekali.”

“Emang iya,” jawab Aurelie datar, mengangkat bahu ringan. Tapi matanya... menyiratkan sesuatu yang lain.

Padahal, dalam hati, Aurelie tahu—Leo bukan tipe siapa-siapa. Ia berbeda. Dingin, tak bisa dibaca, dan justru itulah yang membuatnya terasa berbahaya.

---

Sementara itu, di ruangan dosen yang remang dan beraroma kayu tua bercampur kopi hitam, Leo duduk sendirian. Ia menyandarkan tubuh ke kursi kulit, dan matanya tertuju pada sebuah bingkai foto kecil di meja kerjanya—foto dirinya dan sang mama, Isabella.

Wajahnya melembut sesaat. Tangan kanannya menyentuh bingkai itu perlahan, jempolnya menyapu debu tipis yang menempel. Meski hanya satu foto sederhana, ada kehangatan yang selalu terasa saat memandangnya. Tapi sekaligus juga... luka.

Wajah Isabella beberapa tahun terakhir bukan lagi wajah yang dikenalnya dulu. Mama yang dulu anggun, tenang, dan penuh cinta... kini hidup dalam bayang-bayang kecemasan.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Mam?” Leo bergumam lirih, suara seraknya nyaris tenggelam dalam hening.

Ia membuka laptop, dan jemarinya bergerak cepat membuka folder khusus. Ratusan file laporan, rekaman, artikel—semuanya tentang kecelakaan ayahnya. Sudah dibaca puluhan, bahkan ratusan kali. Tapi tetap saja... sesuatu terasa janggal. Terlalu rapi. Terlalu sempurna.

Dan sekarang, ia punya misi baru: mengorek lebih dalam.

---

Malam itu, di balkon rumahnya yang menghadap taman belakang, Leo duduk bersama mamanya. Isabella mengenakan cardigan tebal, tangannya menggenggam cangkir teh hangat. Angin malam membelai rambut peraknya yang dulu hitam legam. Tatapannya kosong, mengarah ke langit—namun tak benar-benar melihat.

“Mam, kamu udah minum obatnya?” tanya Leo pelan, suaranya mengandung kekhawatiran yang ditahan.

Isabella menoleh perlahan, tersenyum kecil. “Sudah, Sayang. Kamu terlalu sering khawatir.” Nadanya lembut, tapi suaranya lemah, seperti tubuhnya yang semakin kurus.

Leo duduk di sampingnya, menyandarkan tubuh di sandaran bangku. “Mama gak pernah cerita... tentang hari itu.”

Isabella terdiam cukup lama. Udara menjadi dingin. Lalu dengan suara yang nyaris seperti bisikan, ia berkata, “Beberapa luka, tidak bisa dibagi. Bukan karena ingin menyembunyikan, tapi karena terlalu menyakitkan untuk diulang.”

Leo menunduk pelan, menggenggam tangan mamanya. Tak ada lagi kata. Hanya hening—dan luka yang belum sembuh.

---

Di sisi lain, Lia—nama samaran Aurelie—kembali ke asrama malam itu. Pintu dibuka pelan, dan ia langsung melepaskan napas panjang, seolah beban yang ia pikul hari ini terlalu berat.

Nadine sedang membaca buku, duduk bersila di tempat tidur. Begitu melihat Aurelie masuk, ia meletakkan buku dan tersenyum lebar.

“Hari ini kelihatan capek banget, Li.”

“Lumayan,” jawab Aurelie sambil melepas cardigan dan menggantungnya di balik pintu. Ia mengusap tengkuknya yang pegal. “Kamu sendiri gimana? Lancar kelasnya?”

“Minggu pertama masih santai. Tapi... kamu sendiri, kamu kayak punya beban, tapi gak pernah cerita,” ucap Nadine sambil mengamati gerak tubuh Aurelie yang seolah ingin cepat-cepat masuk ke balik selimut.

Aurelie terdiam sejenak. Ia menatap Nadine, lalu tersenyum tipis—senyum yang lebih banyak menyembunyikan daripada menunjukkan. “Nggak semua beban bisa dibagi, Din.”

Nadine mengangguk, walau dalam hati merasa khawatir. Ia sudah terbiasa dengan sikap Aurelie yang selalu jadi tempat cerita, tapi tak pernah meminta didengarkan balik. Lia adalah misteri yang membungkus dirinya rapat-rapat.

Namun malam itu, setelah Nadine tertidur, lampu asrama sudah dipadamkan, hanya cahaya dari layar ponsel yang menerangi wajah Aurelie. Dengan mata yang sayu dan jemari gemetar, ia mengetik sesuatu di catatan:

> "Leo Venturi. Sorot mata elangnya seperti menyimpan luka yang belum selesai. Tapi apakah dia benar-benar sejahat itu? Atau... hanya topeng?"

1
cowok ganteng
next gpl thor
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
Next dong kak
cowok ganteng
gak sabar. next thor!
cowok ganteng
Baru donlod aplkasi ini langsung ketemu sama cerita yg mnurut gw sih seru abis. soalnya gw suka sama yg balas dendam, tegang2 tapi tetep ada romantisnya. sayang masih ongoing ya. semangat thor, jangan lama2 bikin episode barunya. gk sabar bet dah gw.
cowok ganteng
Stres banget gw kalau jdi Leo. setelah gw gituan sama cwe yg mulai gw sukai, taunya tuh cwe anak pembunuh bokapnya sendiri. gw mah bingung mau begimane. serah lu aja deh thor.
cowok ganteng
woy. belum sah
cowok ganteng
semoga next episode mereka melakukannya/Drool/
cowok ganteng
next
cowok ganteng
jalani aja Lia. gw yakin gabakal terjadi apa2 sama kamu
cowok ganteng
aku mau nganter Lia pesta ah. wkwk
cowok ganteng
Leo mulai suka tuh
cowok ganteng
Leo, orangnya m mang Dario
cowok ganteng
yahhh... Lia hati² dong
cowok ganteng
pdahl tinggal culik aja sii Leo.geledah tubuhnya. apa emang leo sekuat itu, samapi Dario gk bisa nekad?
cowok ganteng
Dario anj...
cowok ganteng
next thor!
cowok ganteng
next
cowok ganteng
capek banget jdi Lia, punya ayah macem tu
cowok ganteng
tanda apaan sih. penasaran gw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!