Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Game On
Ruang Kerja Irjen Dean Thomas dan Brigjen Rayyan
"Gimana mas Ai?" tanya Irjen Dean Thomas sambil meminta Brigjen Rayyan menutup pintu dan setelahnya, ayah Alfie itu membuat kedap ruangannya. Setelahnya ponselnya dia buat loud speaker.
"Pindah ke video saja Mas Dean," pinta Aizen dan Irjen Dean Thomas memindahkan ke layar monitor di ruang kerjanya. Kedua perwira tinggi polri itu tersenyum ke arah Aizen yang duduk bersama Seiya di ruang IT.
"Hai bokap!" sapa Seiya.
"Sopan dikit, Sekiya!" tegur Brigjen Rayyan.
"Assalamualaikum papa, salam sejahtera Oom Dean, Om Swastiastu ...." Seiya mengangguk hormat membuat Aizen menggelengkan kepalanya.
"Wa'alaikumsalam Saint Seiya," balas Brigjen Rayyan.
"Ya ampun kalian berdua itu macam aku dan Alfie saja. Bagaimana mas Ai? Ada berita apa?" tanya Irjen Dean Thomas.
"Ada dua orang yang mendatangi ICU PRC Hospital tapi sudah diusir Hana. Hasil face recognition, dua orang itu bagian dari Polda Metro Jaya tapi dari divisi major crimes. Mereka sepertinya ingin tahu apakah Sasi masih koma atau tidak," jawab Aizen. "Aku kirim filenya ke kamuu dan dik Rayyan."
Irjen Dean Thomas dan Brigjen Rayyan saling berpandangan.
"Mas Ai ... Tidak salah kan?" tanya Brigjen Rayyan.
"Nope. Itu ada di CCTV yang dipasang Raynard dan cctv kancing dari baju Juminten."
Irjen Dean Thomas hanya menghela nafas panjang. "Padahal dia sudah kaya ... Masih saja kurang."
"Aku hanya minta berhati-hati pada rumahmu sendiri. Kamu tahu siapa saja yang bisa dipercaya kan, Mas Dean? Ini kasus tidak main-main! Nyawa taruhannya karena sampai ke istana!" ucap Aizen penuh penekanan. "Presiden pun ada main, mas Dean, dik Rayyan."
"Mas Ai, kita tidak menyerang macam kasusnya Dombret?"
"Kasusnya Dombret beda. Ini kita melawan mafia negara yang banyak. Aku perkirakan separuh dari kabinet serta tiga perempat para pejabat di lima BUMN terlibat. Itu yang di Jakarta saja. Kalian tim kasus dingin hanya delapan polisi aktif dan satu pensiunan, ditambah dua anak indigo, lima dokter dan satu petugas mayat, plus anak IT yang rangkap kerja. Sementara disana ... hampir seratus orang dengan masing-masing punya anak buah. Hitung kasar saja, kalian dua puluhan dengan pengawal Shea, melawan seribu orang."
"Mas Ai, David saja bisa menghabisi Goliath saat bertemu dengan orang-orang Philistine. Musa bisa melawan Firaun. Luth bisa kabur dari Sodom dan Gomora. Tidak ada yang mustahil jika kita berjalan di jalan Tuhan. Aku percaya, kita yang macam kstaria putih diantara buramnya kepolisian, bisa melawan itu semua. Entah bagaimana caranya. Aku selalu yakin, aku, mas Ai, dik Rayyan, keluarga Pratomo ... Tidak mau kasus orang jahat dan serakah ini menghilang bukan?" jawab Irjen Dean Thomas.
"Alhamdulillah, mas Dean percaya pada keluarga kami," senyum Aizen.
"Mas Ai, aku sudah dari jaman pak Quinn, pak Valentino dan bahkan Alfie juga disukai Vava, keponakan anda ... Ini adalah rejeki aku dan dik Rayyan dipertemukan dengan kalian." Irjen Dean Thomas menatap serius ke Aizen.
"Betul Oom Dean. Nanti tidak ada Alfie tidak ada aku," timpal Seiya.
Irjen Dean Thomas mengangguk. "Jadi kita bagaimana?"
"Tetap keep silent dan cukup tahu sudah ada dua kecoa yang diincar ginjalnya oleh Hana," senyum Aizen.
"Mas Ai, mbak Rania dan mbak Galena ... Tidak ikutan kan?" tanya Brigjen Rayyan takut-takut.
Aizen tampak berpikir. "Semoga tidak dengar saja."
Duh!
***
Ruang Pertemuan Divisi kasus dingin
Shea bersama dengan para pengawalnya merasa kasihan melihat arwah pria yang sudah kembali ke settingan sebelum mati.
"Setidaknya much better deh bentukannya," ucap Mbak Lilis.
"Nama masnya siapa?" tanya Shea.
"Aldi Daud."
"Mas Aldi sudah menikah berapa lama sama ... Siapa bang nama tersangkanya?" tanya Shea ke suaminya.
"Lenny Martina," jawab AKP Steven.
"Nah itu. Sama Lenny Martina." Shea menatap ke Aldi.
"Aku mungkin menikah ... Enam bulan. Tapi kami menikah siri karena akta cerai Lenny belum keluar," jawab Aldi.
Shea lalu memberitahukan apa yang diucapkan Aldi.
"Posisinya mas Aldi dimana, mbak Shea?" tanya AKP Arief.
"Depan persis macam diwawancarai, pak Arief."
"Mas Aldi, asal mas tahu. Lenny Martina itu adalah seorang pembunuh berantai. Dia sudah membunuh sebelas pria ... Dua belas termasuk anda sekarang. Anda dibunuh di daerah mana?"
"Kuningan."
"Apa kasusnya sedang diselidiki Polres Kuningan?" tanya AKP Arief.
"Iya."
"Mas Arief ada channel disana?" tanya AKP Steven.
"Ada. Sebentar, aku telepon dulu." AKP Arief lalu menghubungi rekannya sementara Shea mulai mewawancarai Aldi lagi.
"Lalu anda menikah siri. Apakah anda sudah menikah?" tanya Shea.
"Sudah tapi istri aku di luar Jawa. Di Palembang tepatnya. Aku memang bekerja di Kuningan," jawab Aldi.
"Sebagai apa?" tanya AKP Steven setelah diterjemahkan oleh Shea.
"Manajer sebuah pabrik."
AKP Steven tersenyum. "Aku yakin uang anda dikuras bukan?"
Aldi menganga.
"Itu memang modus operandi nya mas Aldi. Yakin dia sudah kabur keluar Jawa," timpal Darrusalam. "Dia mencari mangsa baru."
AKP Arief mematikan panggilannya. "Kata Teddy, rekanku yang disana bilang, memang ada korban bernama Aldi Daud, ditemukan sudah membusuk sekitar empat lima hari meninggal."
"Mas Arief sudah minta datanya?" tanya AKP Steven.
"Yo mesti sudah tho. Memang Lenny Martina tapi di kontrakan itu ngakunya bernama Titis Suryani lengkap dengan KTP Malang."
Semua orang dan arwah melongo. "Bagaimana dia bisa punya KTP Malang?" tanya AKP Steven.
"Asli pak?" tanya Shea.
"Kata Teddy sih asli. Kan pemilik kontrakan melakukan scan KTP nya soalnya dia tidak mau ada masalah. Eh udah preventif, masih saja kecolongan!" jawab AKP Arief sambil menggelengkan kepalanya.
"Bang, apa mungkin si Lenny sempat ke Malang?" tanya Shea.
"Yang punya channel di Malang itu pak Jarot. Coba aku ke Pak Jarot dulu." AKP Steven lalu keluar dari ruang pertemuan.
"Mbak Shea memikirkan sesuatu?" tanya AKP Arief.
"Jangan-jangan memang Lenny mengambil KTP Titis Suryani karena namanya sudah masuk DPO kan?" gumam Shea.
"Mbak Shea takut si Titis sudah koit?" tanya Mbak Lilis.
"Aku khawatir Titis dibunuh demi KTP. Tapi ... insyaallah nggak ya? Cukup dicopet saja dompetnya jadi tidak perlu tambah korban lagi," jawab Shea.
AKP Arief mengusap kepalanya. "Ya Allah, makin pelik saja !"
***
Sementara itu di RS Bhayangkara
Dokter Lucky sedang berjalan bersama dengan suster Lia saat empat orang dengan seragam kejaksaan tinggi mendatangi dirinya.
"Dokter Lucky Buwono?" tanya salah satu orang itu.
"Ya? Ada apa?" jawab Dokter Lucky.
"Bisakah anda ikut kami ke kantor kejaksaan?"
Dokter Lucky menyipitkan matanya. "Soal apa? Kasus yang mana? Saya tidak akan pergi ke kantor kejaksaan jika tidak ada alasan yang jelas!"
"Pemindahan nona Sasikirana Ammar Thahir dari RS Bhayangkara ke PRC Hospital."
Dokter Lucky tersenyum smirk. "Kenapa? Pemindahan itu legit dan ada tanda tanda Kapolda tembusan ke Kapolri karena ICU disini penuh! Saya menolak pergi karena ini bukan hal yang krusial! Harusnya anda mencari siapa pembunuh rekan anda, Jaksa Ammar Thahir! Paham? Masa hal seperti ini harus diterangkan oleh dokter bedah! Saya tidak akan pergi tanpa ada pengacara saya!"
Keempat orang itu hanya menatap tajam ke suami Daisy Mancini itu.
Sayang, game on! Bisa-bisa aku minta bantuan papa Enzo dan Dylan ini! - batin Dokter Lucky.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂
wes to dik fariz, memang dalanmu bakalan susah