NovelToon NovelToon
Menuju Tenggara

Menuju Tenggara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Karir / Persahabatan / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Ganesha percaya Tenggara adalah takdir hidupnya. Meski teman-temannya kerap kali mengatakan kepada dirinya untuk sebaiknya menyerah saja, si gadis bersurai legam itu masih tetap teguh dengan pendiriannya untuk mempertahankan cintanya kepada Tenggara. Meski sebetulnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa dia hanya jatuh cinta sendirian.

"Sembilan tahun mah belum apa-apa, gue bisa menunggu dia bahkan seribu tahun lagi." Sebuah statement yang pada akhirnya membuat Ganesha diberikan nama panjang 'Ganesha Tolol Mirella' oleh sang sahabat tercinta.

Kemudian di penghujung hari ketika lelah perlahan singgah di hati, Ganesha mulai ikut bertanya-tanya. Benarkah Tenggara adalah takdir hidupnya? Atau dia hanya sedang menyia-nyiakan masa muda untuk seseorang yang bahkan tidak akan pernah menjadi miliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 29

Memasuki hari ketiga, belum ada tanda-tanda bahwa Ganesha akan membuka akses komunikasi. Keadaan juga diperparah karena gadis itu dengan berani meremove pertemanan di second account Instagram, seolah memang tidak ada tempat lagi bagi Tenggara untuk mencari celah. Tadinya terbersit ide untuk memanfaatkan akun official Zaloria, tapi nyatanya dia kalah cepat karena Ganesha sudah lebih dulu mengganti semua password sehingga akun-akun yang official yang log in di device-nya otomatis ter-log out.

Jangan kira Tenggara selemah itu untuk menyerah hanya karena akses komunikasinya diblokir. Selama dua hari berturut-turut, dia dengan berani menyambangi kediaman Ganesha, berharap bisa mengobrol dengan sang gadis walau hanya dari balik gerbang. Namun, usahanya sia-sia karena gadis itu tak ada di sana. Rumahnya lebih tampak seperti hunian kosong, dengan lampu teras yang dibiarkan menyala terang di siang bolong.

Ke rumahnya sudah, ke markas juga sudah. Dia pikir, ke mana sih Ganesha bisa pergi selain ke markas ini? Gadis itu tak punya banyak teman. Tak punya koneksi yang luas seperti dirinya sehingga mustahil untuk pergi terlalu jauh.

Tapi lagi-lagi, dia salah besar.

Di dalam mobil, dengan kepala yang terus menoleh ke arah markas, dia berkali-kali mengembuskan napas berat. Keadaan di sini tak jauh berbeda. Dengan carport yang kosong, lampu teras yang menyala terang, dan dedaunan kering yang menyebar memenuhi lantai teras, markas ini bahkan lebih terlihat seperti tempat terbengkalai.

"Aduh, gue sebenarnya nggak berani bilang, Ga."

Tenggara mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang menempel di dashboard. Layarnya menyala, menampilkan panggilan yang sedang berlangsung dengan Selena. Suara gadis itu mengalun lembut melalui loud speaker.

"Tolong, lah, Sel. Gue perlu ngobrol sama Ganesha," mohonnya. Seumur-umur, baru kali ini dia mengemis belas kasihan seseorang. Bahkan ketika Rene memutuskan pergi dengan lelaki lain pun, dia hanya membiarkan gadis itu melakukannya tanpa berusaha mencegah. Dia hanya berkata, sekalinya pergi, tolong jangan pernah kembali ke hidupnya lagi.

Dari seberang, Selena mengembuskan napas panjang. Ada jeda beberapa detik sebelum suara gadis itu kembali terdengar.

"Dia lagi nginep di apartemen abangnya, Ga. Mungkin sampai seminggu ke depan," kata gadis itu, suaranya pelan dan sarat akan keraguan. "Tapi, sorry banget nih, gue nggak bisa kasih tahu lo alamatnya karena itu privasi."

Tenggara mengusak rambutnya kasar. Betulan sudah frustrasi.

"Gue rasa untuk kali ini, biarin Ganesha menenangkan diri dulu deh, Ga."

"Ini udah tiga hari, Selena." Tenggara berucap dengan nada putus asa.

"Gue tahu," sahut Selena, ada jeda lagi selama beberapa waktu, seolah gadis itu sedang memilah baik-baik setiap kata yang akan diucapkannya. "Tapi maksa dia buat ketemu di saat kepalanya masih panas juga nggak akan menghasilkan solusi apa pun. Jadi please, biarin dia sendiri dulu."

Sekarang ini, Tenggara betulan ingin mengamuk. Kalau Tuhan hadiahkan dia kekuatan super, mobil yang dikendarainya ini mungkin sudah dia angkat, lalu dia lempar setinggi mungkin dan dibiarkan jatuh berdebam menimpa jalanan. Sayangnya Tuhan tidak mau melihat dirinya berbuat kekacauan, jadi yang diberikan kepadanya adalah kelapangan hati untuk menerima saran Selena sebagai satu-satunya jalan.

Setelah telepon diputus, Tenggara merebahkan kepalanya di atas kemudi. Matanya mulai terpejam, otaknya sibuk melakukan kilas balik, dan kedua tangannya asyik memukul-mukul bagian belakang kepalanya ringan. Lagi-lagi merutuk. Lagi-lagi mengutuk. Lagi-lagi bertanya, kenapa harus mendahulukan emosi? Padahal dirinya selalu bisa mengendalikan diri?

Pertanyaan tak berhasil terjawab, solusi juga belum didapat. Yang bisa Tenggara lakukan di siang yang terik kali ini hanyalah meratap. Sambil berharap Dewi Fortuna mau berbaik hati untuk mampir ke sisinya. Dia janji, ini yang terakhir. Kalau ketemu cara untuk berbaikan dengan Ganesha, dia janji tidak akan membuat gadis itu pergi lagi.

......................

Menikmati hidup sebagai anak bungsu ternyata asyik juga. Ganesha sedikit menyesal kenapa tidak melakukannya dari lama. Alih-alih menerima tawaran abangnya untuk tinggal bersama, dia malah sok menjadi wonder woman dengan tinggal sendirian. Padahal kalau dipikir-pikir, kenangan yang tertinggal di rumah orang tuanya juga mulai pudar. Saking tak banyaknya yang bisa diingat, dia mulai sedikit demi sedikit lupa pernah terjadi apa-apa saja di setiap sudutnya.

Kali ini, mumpung ada kesempatan, Ganesha tidak akan sia-siakan. Sofa empuk di ruang tengah itu sudah dia rebahi sejak berjam-jam lalu. Tayangan yang muncul di televisi besar di hadapannya sudah berganti berkali-kali, berbagai jenis makanan ringan yang abangnya suguhkan juga sudah banyak dia lahap, menyisakan bungkus-bungkus kosong yang dibiarkan berserak. Bukan karena dia jorok dan malas, hanya sedang ingin menikmati waktu santai sebelum kembali cosplay menjadi manusia dewasa.

Di hadapannya kini, layar besar itu menayangkan serial Upin Ipin. Entah sudah berapa episode berganti. Yang jelas, Ganesha hanya menangkap satu hal dari serial anak-anak asal Malaysia itu: Upin dan Ipin menyebalkan, terlalu bising dan banyak menyusahkan Kak Ros.

"Abang," panggilnya.

Abangnya yang setia menemani sambil duduk gelesotan di karpet ruang tengah, hanya berdeham pelan sebagai tanda bahwa ia mendengarkan. Tangan dan matanya masih fokus pada laptop di hadapan, sibuk mengerjakan sesuatu yang tak Ganesha mengerti.

"Itu kepalanya si kembar nakal kenapa gede banget dah?" tanyanya.

"Kebanyakan ngisep balon helium," jawab abangnya asal.

Ganesha manggut-manggut seolah jawaban itu rasional. Dia menyuapkan sekeping keripik pisang, lalu kembali bertanya sambil mengunyah. "Terus, kenapa cuma Upin yang punya rambut? Kenapa si Ipin dibiarin botak?"

Lelaki berkaus putih itu berhenti mengetik sebentar, bola matanya berlari ke pojok kanan atas, tampak berpikir serius.

Tetapi jawabannya sama sekali tidak mencerminkan sebuah keseriusan. Entengnya dia berkata, "Kepalanya Ipin nggak mempan dikasih pupuk, makanya rambutnya nggak numbuh." Lalu kembali sibuk dengan pekerjaannya.

Makin dijawab, Ganesha makin berminat mengajukan pertanyaan lain. Perlahan, dia mendudukkan diri. "Abang," panggilnya lagi.

"Apa, Sayang?" jawab abangnya dengan sabar.

Menyebalkan. Bising. Menyusahkan.

Ganesha baru menyadari kalau deskripsi yang dia berikan untuk Upin dan Ipin, ternyata lebih cocok untuk dirinya sendiri. Dia ingin tahu apakah deskripsi itu persis seperti yang orang-orang di sekitarnya, termasuk abangnya, pikirkan tentang dirinya?

"Abang," ulangnya. Kedua kakinya turun dari sofa, tubuhnya agak membungkuk agar lebih dekat dengan abangnya. "Menurut Abang, Echa ini beban atau bukan?"

Gerakan lincah jemari lelaki itu seketika berhenti. Kepalanya praktis menoleh dan tatapannya berubah serius. "Kenapa nanya begitu?" tanyanya balik.

Ganesha memundurkan lagi tubuhnya, bersandar santai sambil memainkan bantal sofa di pangkuannya.

"Ya ... pengen tahu aja. Pernah nggak terbersit di kepala Abang, kalau seandainya Abang lahir jadi anak tunggal. Atau seandainya Mama sama Papa nggak bercerai, jadi Abang nggak harus jagain Echa sendirian."

"Nggak." Lelaki itu menjawab mantap. "Nggak usah mikir kayak gitu, Cha. Kamu malah harus tahu, kalau nggak ada kamu, Abang mungkin udah nggak ada lagi di bumi ini."

"Mati?" celetuknya polos.

"Pindah ke Jupiter!" sahut sang Abang.

Ganesha tertawa kecil. "Di Jupiter ada apa emangnya?"

"Ada bidadari," jawab sang Abang asal.

Kemudian, lelaki itu memutar tubuhnya, sepenuhnya menghadap Ganesha dengan kedua lengan bertaut menangkup dua kakinya yang ditekuk. "Kamu bukan beban, tapi justru alasan buat Abang bertahan. Jadi, Abang mau kamu hidup sebaik-baiknya, hidup dengan bahagia. Jangan sia-siakan hidup kamu buat seseorang yang bahkan nggak anggap kamu ada, Cha."

"Abang...." Ganesha merengek kecil. Memberi kode agar nama Tenggara atau apa pun tentang lelaki itu tak disebut dulu untuk sementara ini.

"Abang serius. Coba kamu mulai buka hati buat orang lain. Di dunia ini, ada banyak manusia yang berkali-kali lipat lebih baik dari cinta pertama kamu itu."

Ganesha merengut. Bantal sofa dia peluk erat-erat, menggunakannya untuk menopang dagu. "Buka hati buat siapa? Abang tahu sendiri Echa nggak kenal siapa pun selain Kak Aga."

Tak disangka tak diduga, tanpa memerlukan waktu untuk berpikir barang sedetik pun, abangnya sudah punya jawaban dan dengan lantang mengucapkannya.

Mendengar satu nama itu disebut, Ganesha sempat terdiam sebentar. Otaknya loading lebih lama daripada biasanya. Hanya untuk membuatnya tertawa terbahak-bahak begitu otaknya selesai bekerja.

Di atas sofa yang empuk, Ganesha mengulangi lagi adegan tertawa berguling-guling yang tak urung membuat abangnya kebingungan.

Pikir lelaki itu, adik gue jadi gila ya gara-gara cintanya ditolak?

Bersambung....

1
Dewi Payang
Para memang kesalnya si Kafka ke Tenggara😂
nowitsrain: Dendam kesumat dia 😂
total 1 replies
Dewi Payang
Ga senggol donk si Kafka, apa dia masih punya tenaga buat marahi lo😅
nowitsrain: Lelahh menghadapi para gadis
total 1 replies
Dewi Payang
Biarin lecet, tar beli lagi ya Ga, yang pening bisa ikut nginap😂
Weh, Kafka jengkel setengah mampus inu😅
nowitsrain: Wkwk iyaa..

Dikit lagi makan orok tuh si Kafka
total 1 replies
Dewi Payang
Ampun dijay😂
nowitsrain: 😂😂 marah-marah mulu si Kafka yak
total 1 replies
Dewi Payang
Ini maah Kafka cari ribut😅
nowitsrain: Emang pecinta keributan kan
total 1 replies
Dewi Payang
Kafka dilawan😅
nowitsrain: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Zenun
mamam tuh Tengg. Puas banget dibalikin begitu
nowitsrain: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Zenun
ngapa emang? suka-suka dia atuh😁
nowitsrain: Aga: ih kan aku cemburu
total 1 replies
Zenun
Nanti kalo lo balik lagi ke tengg, tu laki bakal ngulur lagi. Caya dah
nowitsrain: Yee khan
total 1 replies
Zenun
dengerin tuh baik-baik ya
nowitsrain: Au deh kupingnya kebuka apa enggak tu
total 1 replies
Zenun
kenapa kafka gak ditengah aja
nowitsrain: Mabok dia kalau di tengah
total 1 replies
Dewi Payang
Gwe suke gaya lo Kaf😅
Dewi Payang: Ya ampyun, tapi kali ini lo memang keren👍🏻👍🏻
nowitsrain: Kafka: Harus suka, lah, kan gue keren 😎
total 2 replies
Dewi Payang
Wih... kaya bapaknya Nesha aja🤭
Dewi Payang: Kaya begitu😅😅
nowitsrain: Iya ya, bapak kandungnya aja au deh tuh ke mana wkwk mungkin Tuhan kirim Kafka emang biar jadi sosok yang menggantikan peran bapaknya
total 2 replies
Dewi Payang
Lasaiiiinnnn......
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂
nowitsrain: Kasian kasian kasiann
total 2 replies
Dewi Payang
Cakiiiiiit ya Ga.....
nowitsrain: Biar tau rasaaaaa. Itu mah belum seberapa
total 1 replies
Dewi Payang
Tak lama, fans gak lagi segalanya....
nowitsrain: Betulllll
total 1 replies
Dewi Payang
Wkwk😄
Dewi Payang
Bagus lo nyadar
Dewi Payang: Rasanya pengen hajar si Tenggara klo kumat² lagi🤭
nowitsrain: Kalau lagi sadar ya sadar, kalau kumat ya bikin orang lain naik darah
total 2 replies
Dewi Payang
Luar biasa carenya Kafka sama Selenna👍🏻
nowitsrain: Rill sahabat sejati
total 1 replies
Dewi Payang
Entah kenapa, aku berharap Ganesha jual mahal kali ini🙈
Dewi Payang: Harus ya Nes😔
nowitsrain: Ihhh harusnya yaaa.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!