NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ADA APA DENGAN RAJENDRA?

Kalau sudah rezeki emang tidak ke mana, kekhawatiran Ayuna saat menanda tangani kontrak akan berbuntut panjang dengan PKLnya, tapi ternyata tidak. Senin pagi, ia segera menuju jurusan terkait alur pengajuan PKL mandiri, Ayuna membawa copy-an kontrak kerja yang sudah ditanda tanganinya dan Ibram. Pihak jurusan pun sudah menerima berkas itu, Ayuna diminta mengisi blanko pengajuan PKL mandiri, yang ditanda tangani oleh Kepala Jurusan, wakil dekan bagian kemahasiswaan, Ayuna juga menuliskan nama dosen pendamping lapangan.

Untuk DPL, beruntung Ayuna sudah berkonsultasi via wa dengan pembimbing akademiknya, Bu Eka, sehingga beliau bersedia menjadi DPL Ayuna nanti, tinggal ditembusi surat tugas dari jurusan.

Di fakultas pun, Ayuna tidak dipersulit, pihak fakultas membaca kontrak kerja Ayuna, sudah sangat jelas ada kegiatan yang sesuai dengan PKL Ayuna. Huh, untuk PKL dan kontrak kerja tak ada masalah. Harus disyukuri apapun progresnya.

Setelah urusan kuliah beres, Ayuna berkutat jualan skincare lagi, masa liburan akan diisi kerja, kerja, dan kerja. Toh mulai minggu depan, ia akan belajar menjadi wanita kantoran, yah revisi proposal lomba dan meeting dengan tim proyek akan dimulai senin depan.

"Dia di mana sih?" tanya Ayuna heran, sejak pagi tadi chat Ayuna tidak dibalas, bahkan menjelang makan siang masih centang satu. Ayuna khawatir terjadi sesuatu pada Rajendra, tak biasanya ponsel Rajendra tidak aktif.

Kamu di mana, Ndra?

Tumben kok gak aktif?

Kamu sakit?

Kamu di kampus kah?

Koas jadi di mana?

Ndra

Tak terhitung lagi Ayuna mengirim pesan, miss call ratusan kali, tetap saja tak terhubung. Ayuna pun menyibukkan diri dengan jualan, live, menabung konten promosi, dan bungkus paket.

Seperti biasa, selepas maghrib akan ada pak kurir yang menjemput paket. Jadi, Ayuna tak perlu repot-repot ke counter.

Menjelang isya, urusan kurir beres. Rajendra datang. Mobilnya persis di belakang motor pak kurir. Terlihat wajahnya kusut. Ayuna menjadi khawatir.

"Ke mana aja kamu hari ini?" tanya Ayuna cemas. Ia memegang kening sang kekasih, tak panas. Namun, Rajendra terlihat capek.

"Papa masuk rumah sakit, kena serangan stroke!"

"Innalillahi!"

"Belum meninggal, Ay!" ucap Rajendra sembari menoleh ke Ayuna.

"Iya, maksudku kan kalau ada musibah mengucap itu, Ndra. Sekarang gimana keadaan papa kamu?"

"Masih di ICU! Belum sadar."

"Kapan masuk rumah sakitnya?"

"Tadi malam, dini hari kali ya. Lupa jam berapa. Riweh, sampai aku gak sempat hubungi kamu. Mati ponselku!" jelasnya dengan suara parau, dan menunjukkan layar ponsel yang memang mati.

"Iya, gak pa-pa! Kamu udah makan?"

Rajendra menggeleng. "Temani aku makan yuk!"

Ayuna mengangguk, belum terlalu malam juga untuk keluar. Ia pun hanya memakai celana jogger dan kaos lengan pendek, gak usah ganti baju, toh Rajendra juga kucel. Hihihi.

Mereka makan di cafe dekat kos Ayuna, kopi dan nasi beef teriyaki pesanan Rajendra, sedangkan Ayuna memesan beef spicy dan jus jeruk. Rajendra makan dengan lahap, bahkan selama makan ia tak mengajak bicara Ayuna sama sekali.

"Pelan-pelan, Ndra."

"Dekat kamu, aku jadi lapar. Padahal di rumah sakit sama sekali gak terasa lapar."

"Iya, pastilah. Ingatkan saat aku di rumah sakit dulu, menunggu jenazah ayah sama ibu, badanku lemas kayak gak napak tanah."

"Jangan ngomongin jenazah, Ay. Aku takut. Aku belum siap!" pinta Rajendra, ia sudah menghabiskan makanannya. "Apalagi disuruh gantikan papa di kantor, otakku gak sanggup!"

"Wajarlah, kamu anak kedokteran, belum terbiasa urusan kantor."

"Mungkin semester depan aku mengajukan cuti."

Sebuah kabar yang mengejutkan, tapi mau bagaimana lagi. Namanya hidup tidak bisa diprediksi, segala macam kemungkinan bisa terjadi. "Aku bakal belajar intens sama Om Hanan (orang kepercayaan papa Rajendra). Papa juga gak mungkin bisa kayak dulu lagi, makanya tadi malam mama membujukku agar mau pegang kantor. Siapa lagi yang bisa diandalkan selain aku, Ay!"

Ayuna hanya mengangguk, ia paham betul kondisi Rajendra. Ia anak pertama, laki-laki lagi. Tentu tanggung jawabnya akan lebih besar di saat sang papa sedang sakit. "Kemarin aku protes karena kamu sibuk, eh gak lama aku juga bakal sibuk banget. Kepalaku mau pecah rasanya!"

"Sabar, Ndra. Jalani saja yang ada di depan mata, kalau memang harus cuti kuliah, ya cuti aja. Gak usah dipikir terlalu dalam, malah tambah sakit. Kamu boleh menangis sekarang, tapi tidak boleh menangis untuk besok ataupun lusa. Hadapi."

Rajendra tersenyum dan mengangguk, "Baik suhu!" ledeknya pada Ayuna. Memang ia harus berkaca pada Ayuna, cewek tangguh yang tak pernah menunjukkan lelahnya hidup, dan Rajendra harus lebih kuat dari Ayuna. Toh suatu saat nanti justru ia yang harus melindungi Ayuna juga.

"Besok aku jenguk mama ya!" Rajendra mengangguk. "Gak usah dijemput, biar kamu gak capek riwa-riwi nanti. Jaga kesehatan kamu, kalau kamu tumbang, kasihan mama, dobel kepikiran!"

"Iya sayang!"

"Keyla gimana?" tanya Ayuna tentang adik Rajendra yang masih SMA itu.

"Dia mah bisanya nangis dong, makin pusing aku mendengarnya."

"Di rumah sakit juga?"

Rajendra mengangguk. "Mana bisa dia pisah dari mama, Ay!"

"Bagus dong, daripada dia terlalu dekat dengan orang lain, mending sama mama. Seberat apapun dunia menghajar, kalau ada mama hatimu tenang, Ndra."

"Iya. Bener banget."

"Tadi malam rasanya kacau banget, tapi mamaku hanya bilang sabar doa yang banyak, udah lama kali aku gak meluk mama. Tapi tadi malam, aku dan Keyla malah nangis peluk mama. Mama kuat banget."

"Demi kalian lah!"

"Kamu gak pa-pa kan, jadi jarang bertemu sama aku nanti!"

"Gak pa-pa, cuma!"

"Jaga hati! Pasti sayang!"

Ayuna mengangguk. Hidup tak sekedar cinta-cintaan doang, Ayuna pun tak boleh egois. Saat ini yang dibutuhkan Rajendra adalah dukungan Ayuna. Dia sedang terpuruk, toh saat Ayuna berada di titik terbawa, Rajendra lah yang menjadi penopangnya. Bukankah mencintai itu definisi dari take and give yang sesungguhnya?

Memang ya, roda kehidupan itu terus berputar. Baru saja Ayuna merasa kehilangan, dan berasa masa depan suram. Kini ia bisa bangkit dan siap mendampingi Rajendra untuk tetap sabar dan kuat menghadapi musibah ini.

"Pulang atau ke rumah sakit?" tanya Ayuna ketika Rajendra mengantar kembali ke kos.

"Pulang dulu, bersih-bersih badan dulu. Aku gak mandi loh seharian ini!"

Ayuna tertawa, "Hem, pantesan acem!"ledek Ayuna diiringi tawa Rajendra.

"Sini poto!" sebelum keluar mobil, Ayuna meminta foto berdua dengan Rajendra, entah kenapa dia ingin melakukannya. Padahal sejak masalah datang bertubi-tubi, ia tak pernah lagi foto berdua dengan sang kekasih. Foto yang dipost hanya berisi jualan melulu, Rajendra tersisih.

Sabar ya Sayang, always beside you 😍

Ayuna mengunggah foto barusan ke status WA, tak lupa menuliskan caption yang dianggap romantis oleh Rajendra.

"Sayang? Manis banget sih kamu!" ucap Rajendra setelah melihat status sang kekasih.

"Buat nyemangatin kamu, jangan sedih terus. Ada cewek yang butuh senyum kamu soalnya!"

"Bisa aja kamu, Ay! Udah sana keluar, keburu ditutup tuh kosnya!"

"Jahatnya, diusir akunya!" Ayuna pura-pura kecewa.

"Ya udah, aku angkut ke rumah kalau gitu!"

"Wah, bahaya!" ujar Ayuna langsung membuka pintu mobil dan melambaikan tangan serta memberi finger heart untuk sang kekasih.

Rajendra bisa apa selain tersenyum, dikasih pemandang seimut itu oleh Ayuna.

"Romantis banget mereka!" ucap seseorang yang malam itu sengaja melibat update status Ayuna, apalagi fokusnya pada cincin di jari manis gadis itu.

1
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Rian Moontero
qu mampir kak authoor,,semangat up yach💪💪🤩🤸🤸
Lel: terimakasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!