orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari nikah
"Kenapa kalian diam? dan kenapa kau menangis, sayang?", bingung papa Toni.
" Hisk... uang itu... Ana mendapatkannya dari nyonya Lina, sebagai....mahar pernikahanku dengan putranya", kata Ana.
". Apa?akh!"
"Papa!", jerit Ana saat pap toni merasa terkejut dan membuat dadanya kembali merasa sakit.
"Sayang, seharusnya kamu melakukan ini....?, lirih pap toni.
Dia merasa gagal menjadi seorang ayahnya.
"Maaf ,papa", gumam Ana.
"Tidak seharusnya papa, yang harus meminta maafkan papah, ya, sayang, papa tidak berguna bagi kalian", lirih Pak Toni.
"Papa, jangan bilang begitu"lirih Ana
"Hiks....hiks..."
Mama Rina memeluk putrinya yang terlihat sangat putus asa. Dia merasa sedih dengan takdir putrinya yang masih muda sudah menikah.
.
.
.
Acara pernikahan sudah dimulai . Mereka kini sudah sah resmi menjadi suami istri dari seorang Alvaro Baskoro.
Ana merasa sedih karena kedua orang tuanya tidak bisa menyaksikan pernikahannya. ayahnya masih belum sembuh sedangkan ibunya harus menjaga ayahnya.
Kini dia berada di atas pelaminan bersama dengan Alvaro sambil terus mengulas senyuman yang dipaksakan.
Tamunya sangat banyak mulai dari keluarga, hingga para kolega bisnis Alvaro atau papa Hendra karena terkenal kekayaannya jadi banyak tamu orang yang berbisnis.
Saat tamu mulai sepi, salah satu seorang sepupu perempuan dari Alvaro menarik Ana untuk duduk bersamanya dan sepupunya yang lainnya. sedangkan Alvaro hanya mengekor di belakang mereka.
"Namamu Ana kan ?", tanya Maya, sepupunya Alvaro.
Ana hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Mamamu memang sangat cocok untukmu,yang cantik seperti namamu kau seperti bidadari", ujar Johan.
Maya menyenggol lengan Johan kakaknya.
"Jangan berkata seperti itu, nanti kakak Alvaro bisa cemburu"
Alvaro yang mendengar bisikan Maya pada Johan hanya memutar bola matanya malas.
Alvaro berdiri pergi untuk mengambil air minum. saat Alvaro pergi Maya menggeser duduknya lebih dekat dengan Ana.
"Ehm, Bagaimana perasaanmu menunggu... Malam pertamamu dengan kakak Alvaro?", bisik Maya.
Ana menelan ludahnya susah payah, dia tidak berpikir jauh sebelum membuat keputusan.
"Ak-aku tidak tau", jawabnya.
Maya cemberut mendengar jawaban Ana, dia sebenarnya ingin sudah menikah walau pun usianya masih muda. tapi sayangnya dia masih belum menemukan pria yang cocok.
.
.
.
Acara sudah selesai mereka masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Ana masuk ke dalam kamar dan dia sangat gugup karena satu kamar dengan seorang pria.
Ana keluar dari kamar mandi telah membersihkan dirinya. Dan saat itu yang melihat Alvaro yang sedang melepaskan pakaian kemejanya.
Ana menundukkan wajahnya saat tanpa sengaja matanya yang bertatapan dengan mata tajam Alvaro. Apalagi dengan dada Alvaro yang kini terlihat seluruh kancing kemejanya sudah terbuka.
Alvaro menatap tajam ke arah Ana , lalu tanpa berkata apa pun dia masuk ke dalam kamar mandi.
Ana berusaha mengatur detak jantungnya yang ketakutan dengan tatapan tajam Alvaro.
Beberapa saat kemudian Alvaro keluar dari kamar mandi hanya menggunakan celana pendek. Tanpa atasan hingga menampilkan perut sixpacknya.
Ana menahan nafasnya, dia sangat gugup sekarang , apakah Alvaro akan melakukan sesuatu kepadanya.
"Ke -kenapa ?", tanya Ana saat Alvaro menatap tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan sinis.
"Kau cukup cantik juga, kurasa harga 150 juta emang sesuai dengan tubuhmu", kata Alvaro dengan berkata sinis.
Dada Ana terasa sesak dan nyeri, atas perkataan Alvaro sangat menyakitkan hatinya.