Kimberly Lansonia, Gadis cantik berasal dari keluarga kaya raya, Merupakan putri tunggal dari keluarga Lansonia. Dia tumbuh dengan kasih sayang berlimpah, Begitu di cintai dan di perlakukan dengan layaknya seorang ratu dalam keluarga tersebut.
Namun pernah dia memimpikan untuk memiliki seorang adik perempuan, Siapa sangka jika tuhan mengabulkan keinginannya, Namun sebuah fakta terungkap tentang jati dirinya.
Fakta tersebut menunjukkan jika dia memiliki adik sesuai keinginannya, Namun adiknya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Membuatnya secara paksa masuk kedalam keluarga Fillmore membantu adiknya mendapatkan kembali miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai bergerak
Dan disinilah Kimberly dan Andrean berada, dan mana laura telah di urus oleh Leonal.
Ruangan yang cukup hening, Dimana kini Kimberly duduk dengan santainya
"Kakak aku"
"Jangan mengira jika aku akan mengizinkanmu untuk masuk kedalam neraka itu, Kim"
"Karna aku tidak akan mengizinkannya sampai kapanpun"
Andrean dengan cepat memotong perkataan Kimberly, Dia dia cukup tau apa yang ingin dikatakan oleh adik sepupunya tersebut.
Kimberly menghembuskan nafasnya pelan, Dia menundukkan kepalanya beberapa waktu, Andrean tidak bereaksi dalam posisinya mereka dalam keheningan yang luar biasa.
Hingga terdengar isak tangis yang cukup kecil yang membuat pria tampan itu menghembuskan nafasnya pelan, Namun dia tidak mengucapkan apapun. Dia tau ini adalah trik yang biasa di gunakan Kimberly ketika membujuknya, Namun kali ini dia tidak akan terpengaruh lagi pula dia berfikir semua ini dia lakukan demi melindungi Kimberly sendiri
"Aku tau kakak tidak akan mengizinkanku, Aku juga tidak ingin pergi kak, Aku sudah bahagia dengan keluarga ini aku telah memiliki kebahagiaan luar biasa yang mungkin tidak bisa dimiliki oleh orang lain"
Kimberly mulai membuka mulutnya, Gadis itu perlahan mengangkat kepalanya lantas menatap Andrean dengan air mata yang telah berlinang di pelupuk matanya.
"Hanya saja, Apa kakak tau disaat orang lain mengatakan jika saat ini aku memiliki saudara yang betul betul sedarah denganku itu benar benar mengguncangku ada sesuatu rasa yang sulit aku jelaskan, Seperti kebahagiaan kecil namun memiliki tempat istimewa dihatiku"
Kimberly mengehentikan ucapannya, Dengan tangan yang secara perlahan mengusap air matanya yang kini telah mengalir di pipinya
Andrean hanya diam, Dia ingin mendengar apa yang dikatakan adiknya itu.
"Kakak tau bukan aku menginginkan adik perempuan sejak dulu"
Senyum tipis terlihat terbit di bibir Kimberly, adik perempuan? oh ayolah dia begitu menginginkannya
"Dan tiba tiba seseorang datang padaku memberi kabar jika aku memilikinya namun dalam pusaran waktu yang begitu menyakitkan, Dimana kini gadis kecil itu terbaring sakit tanpa bisa melakukan apapun bahkan membuka matanya"
Air mata Kimberly kembali tumpah, dimana ingatannya kembali disaat dia melihat dengan jelas bagaimana kondisi Alethea saat itu, Tubuh yang terlihat begitu ringkih tanpa ada rona apapun diwajahnya.
"Kakak aku hanya ingin menyelamatkan adikku, Menyelamatkan impianku dan membawanya dalam pusaran waktu yang lebih baik, Hanya itu kakak, Hanya itu yang mungkin bisa aku lakukan untuknya saat ini"
Bughhh
Kimberly menjatuhkan tubuhnya, Dia tampak berlutut di bawah lantai dengan andrean yang tampak panik segera berdiri dari posisinya.
"Heii apa yang kau lakukan, Kim"
Andrean juga berjongkok, dia menangkup wajah mungil gadis yang telah dia anggap adiknya tersebut.
Dia paham, Dia juga merasa egois mengambil keputusan tanpa memikirkan bagaimana perasaan Kimberly.
Bukankah dia tidak seharusnya bersikap seperti itu? Jika dia begitu menyayangi Kimberly meski gadis itu hanyalah anak angkat di keluarga Lansonia, Lantas bagaimana dengan perasaan Kimberly yang menyayangi adiknya sedangkan mereka benar benar sedarah bahkan kembar yang dia yakini mereka memiliki ikatan batin yang kuat, Jelas saja rasa sayang yang dimiliki Kimberly pasti lebih besar.
Pria tampan itu kemudian menghembuskan nafasnya pelan. Lantas menyatukan kening mereka
"Maafkan aku, Seharusnya aku tidak bersikap berlebihan seperti tadi hanya saja kau tau bagaimana aku menyayangimu Kim, Kakak hanya takut sesuatu yang buruk terjadi padamu"
Andrean berusaha menjelaskan perasaannya dan benar saja kunci dan penawar dari kemarahan seorang Andrean hanyalah seorang Kimberly untuk saat ini.
"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan, Tapi kau harus berada dalam pengawasanku 24 jam, Dan jangan membantah"
Pada akhirnya dia luluh, Tidak ingin bersikap egois pada adiknya tersebut.
Kimberly melebarkan senyumnya ketika mendengar perkataan kakak sepupunya itu, Dan dalam hitungan detik gadis itu kini telah berada dalam pelukan Andrean.
"Terima kasih"
Lirih gadis tersebut, Sedangkan Andrean hanya menganggukkan kepalanya.
...****************...
Waktu berlalu dengan begitu cepat
Keesokan harinya
Dimana kini Kimberly tengah duduk di ruangan tertutup di sebuah rumah sakit yang ada di london tentu saja dengan Leonal yang menemani dirinya.
Rumah sakit tersebut terlihat begitu sunyi, Hanya ada beberapa penjaga serta perawat dan dokter yang tampak lalu lalang di sana.
Pandangan Kimberly tertuju pada layar yang kini ada dihadapannya, Dimana terlihat salah satu perawat yang berhasil menarik perhatiannya.
"Dia cukup gesit untuk mencari seseorang untuk menjadi mata matanya"
Kimberly tampak terkekeh kecil
Hingga selang beberapa saat tampak tuan besar Fillmore bergerak masuk didalam ruangan dimana Kimberly berada.
"Apa kau siap untuk memulainya?"
Kimberly menganggukkan kepalanya pasti ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan tuan besar Fillmore padanya
"Tentu saja"
Dia menjawab dengan begitu singkat.
Lantas Kimberly kemudian berdiri dari posisinya, Dia tampak merapikan jas putih yang dia kenakan.
"Bagaimana penampilanku Leonal?"
Dia bertanya pada tangan kanannya itu setelah memperbaiki kaca mata miliknya.
"Sempurna nona muda"
Jawab Leonal cepat
Kimberly yang mendengar itu mengembangkan senyum terbaiknya, Saat ini dia tengah mengenakan pakaian dokter sesuai dengan rencana yang dia susun dengan pria tua Fillmore.
...****************...
Dubai
Chaiden tampak berusaha menghubungi seseorang dan tak butuh waktu yang lama panggilannya tersambung.
"Bagaimana situasinya?"
Pria itu bertanya dengan begitu cepat tanpa membiarkan orang di seberang sana berbicara lebih dulu.
"Situasinya berjalan dengan baik, Tidak ada yang menyadarinya, Beberapa menit kedepan nona Alethea akan melakukan operasinya dengan salah satu dokter ternama di London"
Suara wanita diseberang sana berusaha menjelaskannya dengan teliti.
"Lalu bagaimana dengan rencananya? Aku telah mengeluarkan banyak uang untuk ini dan aku tidak ingin ini berakhir gagal"
Chaiden berkata dengan tegas, Dia berusaha mengingatkan wanita tersebut agar rencana yang mereka telah susun berjalan dengan lancar.
"Saya akan memastikan jika semuanya akan berjalan dengan lancar tuan Chaiden"
Mendengar jawaban dari sebrang sana membuat Chaiden mengembangkan senyum terbaiknya.
"Itu bagus"
Timpal pria itu kembali yang kemudian segera memutuskan panggilannya.
"Hahahahaha bukankah sudah kukatakan padamu Alethea, Kau akan pergi dari dunia ini cepat atau lambat tidak peduli kau bersembunyi dimana, Bahkan ketika pak tua itu membawamu ke London itu bahkan tidak berguna untukmu"
Tawa Chaiden menggelegar diruangan tersebut, Membayangkan jika tidak lama lagi keinginannya akan tercapai membuatnya benar benar merasa senang
...****************...
London
Disaat waktu yang ditentukan telah tiba, Kimberly terlihat berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan beberapa perawat dibelakangnya, Yang tentu saja mereka adalah orang orang terpercaya dari Andrean yang berniat membantunya menjalankan rencananya.
Suara langkah kaki terdengar begitu nyaring sehingga mengundang perhatian para perawat yang ada disana.
Kimberly tetap melanjutkan langkahnya, Dengan menarik senyum tipis di bibirnya yang tidak disadari oleh siapapun ketika matanya bisa menangkap seorang perawat yang berdiri tidak jauh dari posisinya.
"Cihh apakah pria tua itu benar benar tidak memberikan mereka dana, Bahkan mereka hanya mampu membeli camera glasses yang murah yang jelas jelas sangat mudah untuk ditebak"
Rasa Kimberly ingin tertawa terbahak bahak, Namun dia sebisa mungkin mempertahankan ekspresinya dengan baik. Hingga kini dia dan rombongannya bergerak masuk di ruang operasi dimana Alethea berada.