No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
Keesokan harinya, Lucas kembali terlihat bersemangat bahkan juga kembali ikut sarapan bersama keluarganya.
"Apa Lulu benar-benar sudah membaik?" tanya Luciana gelisah saat melihat Lucas menarik kursi meja makan untuk ia duduki.
"Eum, ya," jawab Lucas menatap sang Bunda lekat, remaja itu mengerinyit curiga saat mendengar nama panggilan dirinya.
"Apa ada yang sakit? Ekspresi Lulu tampak aneh," ujar Luciana menatap Lucas gusar.
"Tidak, aku hanya merasa aneh dengan panggilan Bunda untuk ku," jawab Lucas sembari mengambil telur mentah, mangkuk berisi nasi dan daging bakar setengah matang lalu mengadukan nya bersama.
"Bunda pikir tidak ada yang aneh dengan panggilan nya," tungkas Luciana menatap ke arah sang Anak yang mengaduk nasi dengan resep baru ny.
"Terserah Bunda, aku tidak masalah asal Bunda nyaman," jawab Lucas ingin melahap sarapannya.
"Lucas, ada apa dengan selera makan mu yang seperti ...." Jonathan menjeda kalimatnya saat melihat makanan Lucas yang seperti pakan ternak.
"Apa kata mu? Ini makanan paling enak di dunia!" jawab Lucas menujuk ke arah Jonathan mengunakan sendok nya.
"Eum ... itu terlihat seperti pakan ternak," sahut Diana mengedikkan bahunya merinding melihat bentuk makanan adiknya.
Diana Ermintrude adalah Kakak kandung ke empat Lucas.
"Hay! Kak, akan ku beritahu tentang sesuatu, semua tidak di nilai dari penampilannya. Contohnya seperti makanan ku ini. Lalu Kakak harus tau bahwa ini adalah hal baru, karena kenikmatan sesungguhnya ada di hal baru yang tidak pernah di coba orang lain, jadi Kakak harus percaya itu," jawab Lucas menunjuk Diana mengunakan sendok nya.
"Itu memang terlihat seperti pakan ternak," jawab Duke muda Calvin Marigold menatap jijik ke arah makanan Lucas.
"Hay Tuan Muda? Anda tau? Menghargai apa di sukai oleh orang lain itu tidak akan membuat anda rugi," sahut Lucas sinis menyendok makanan yang berada di dalam mangkuk nya.
"Jangan memakan, makanan mentah. Makan lah makanan yang tidak terlalu berat saat pagi. Tubuh Lulu sedang tidak sehat," tegur Erick mengambil sendok dan mangkuk yang berisikan makanan sang Anak, lalu menaruh satu piring makanan yang sangat lengkap dan yang lebih enak di pandang ke depan Lucas.
" .... " Lucas hanya diam saja menatap makannya.
"Dan kaki, duduk lah yang sopan," titah Erick melihat kaki Lucas yang ikut naik ke atas kursi yang remaja itu duduki.
Lucas langsung menurunkan kakinya lalu memakan makanan seperti biasanya.
"Setelah makan, kembali lah ke kamar. Ayah tidak ingin melihat kejadian yang seperti kemarin lagi," seru Erick menyuruh pelayan mengambil mangkuk di tangannya lalu kembali duduk di tempatnya.
"Baik, Ayah," jawab Lucas melahap sarapan nya.
"Ayah apa aku bo ...." Belum selesai Lucas menyelesaikan ucapannya, Erick langsung memotong ucapan remaja tersebut dengan sangat cepat.
"Tidak Lulu, makan lah kita akan membicarakan masalah ini nanti," potong Erick menghela nafas berat.
Lucas nampak pasrah dan kembali makan. Meja makan juga menjadi sangat tegang saat Erick angkat bicara.
"Aku hanya ingin meminta izin untuk pergi ke perpustakaan," ujar Lucas.
"Beristirahatlah hari ini, tiga hari ke depan kita akan sibuk dan itu termasuk Lulu," jawab Erick menatap Anak nya tegas.
Lucas hanya bisa pasrah, ia tidak ingin terlalu banyak membantah atau dirinya mendapatkan hal yang lebih buruk dari pada sekarang.
Setelah makan dan minum air, Lucas ingin tetap berada di meja makan namun sepertinya Ayah nya tidak mengizinkannya.
"Ayah akan mengantar Lulu ke kamar," ujar Erick mendekati kursi Anak nya lalu mengangkat tubuh remaja itu perlahan, Lucas masih dalam keadaan sangat lemah ia sangat kurus namun sekarang lebih kuat karena bisa berjalan.
"Tapi aku masih ingin di sini Ayah." Lucas menjawab dengan raut wajah bingung ada apa dengan Ayah nya itu, pikir remaja berambut hitam bercampur putih itu bingung.
"Bunda akan menemani Lulu untuk beristirahat." Luciana malah ikut-ikutan bangkit dari duduknya mengikuti sang suami.
"Tunggu, Bunda. Mungkin Lucas ingin tetap berada di meja makan," ucap Anastasia yang langsung di tatap tajam oleh Luciana.
"Bukankah saya sudah bilang untuk tidak mengatur apa yang akan saya lakukan pada anak saya?" tanya Luciana menatap Anastasia dingin.
"Anastasia tidak bermaksud begitu Bunda," jawab Klaus berusaha membelas Anastasia.
"Kau kan sama saja dengan nya," sahut Luciana menatap tajam ke arah putra sulungnya itu.
Sedangkan Lucas remaja itu sudah tertidur dalam gendongan sang Ayah, remaja itu langsung terlelap tidur bila memang sudah waktunya.
Luciana dan Erick tau jam tidur Lucas dan itu setelah sarapan hingga makan siang lalu di pukul sepuluh malam tepat Remaja itu akan tidur dan itu tidak menentu.
Klaus menghela nafas pasrah di sana, ia tidak ingin berdebat dengan sang Bunda karena ia tidak ingin berakhir tidak bisa melihat Adik bungsunya lagi, perdebatan terakhir Klaus dengan Bunda nya menyebabkan dirinya tidak boleh menyentuh dan berbicara dengan Adik nya untuk seumur hidup.
"Maaf Kak," ucap Jonathan ikut merasa bersalah, karena dirinya Lulu kecil mereka tidur dan keluarga menjadi berantakan.
"Hmm." Klaus hanya bisa mendehem pelan, mungkin ia akan mendekati Adik nya itu perlahan lalu membujuk Bunda nya.
*****
Lucas meleguh beberapa kali merasa tidak nyaman dengan sesuatu yang menganggu wajah nya.
"Berhenti menganggu ku!" tegur Lucas memiringkan posisi tidurnya, berharap orang yang menganggu tidur nya tidak menganggu nya lagi.
"Lulu, bangun dulu makan siang nanti Lulu juga harus menghadiri acara formal anak bangsawan," ujar Luciana sembari mengusap pipi sang Anak yang masih ingin tidur.
"Aku mau tidur saja, Bunda." Lucas menjawab dengan nada malas.
"Lulu harus menghadiri nya, karena ini acara penting," sahut Luciana sembari mengecup pipi Anak nya gemas.
"Eummm." Lucas mendehem acuh.
"Ya sudah, bila tidak ingin menghadiri nya, makan siang dulu, atau nanti ayah akan marah bila ayah tau Lulu melewatkan makan siang," ujar Luciana menatap lekat wajah sang Anak yang masih memejamkan matanya.
"Ayah sedang sibuk," jawab Lucas menatap sang Bunda yang menatapnya lekat.
"Ayah selalu menyempatkan diri untuk memeriksa Lulu, jadi Lulu harus makan dulu atau ayah akan marah, rwar! Rwar!" jawab Luciana menggelitiki sang Anak.
"Hahahaha! Baik Bunda," jawab Lucas berusaha menghentikan gelitikkan sang Bunda.
"Okeh, mari bangun!" sahut Luciana setelah mengecup pucuk kepala sang anak cukup lama.
"Bunda sayang Lulu," ucap Luciana memeluk putranya tidak lupa menciumi remaja itu gemas.
"Eummm!" jawab Lucas membalas pelukan sang Bunda.
"Mandi dulu ya?" Luciana mengusap rambut sang Anak lembut. Lucas langsung mengangguk setuju dengan permintaan Bunda nya itu.
Remaja itu langsung melepaskan pelukannya pada Luciana.
"Okeh, mau Bunda mandi kan?" tawar Luciana menatap lekat wajah sang Anak yang masih terpejam nampak malas untuk bangun
"Aku akan mandi sendiri Bunda, aku sudah besar," jawab Lucas tertawa pelan, remaja itu masih nyaman dengan kasur nya yang sangat empuk apa lagi selimut nya yang sangat lembut.
"Baiklahhhh," jawab Luciana pasrah. Padahal saat sang Anak tertidur panjang hanya Luciana dan Erick yang memandikan remaja tersebut.
"Eum," dehem Lucas mengerti.
"Bangun dan mandilah sekarang," titah Luciana menowel gemas hidung sang Anak gemas.
"Baik Bunda," jawab Lucas memaksa untuk bangun dari jeratan kasurnya.
"Bunda tunggu lima belas menit," sahut Luciana melihat sang Anak yang berusaha untuk turun dari kasur nya saking malas nya.
"30 menit." Lucas memelas, mungkin ia akan tidur di dalam bak mandi saat membilas tubuh nya.
"Baiklah," jawab Luciana tersenyum manis ke arah sang Anak.
Lucas langsung berjalan ke arah kamar mandi dengan raut wajah malas tidak ingin mandi.
30 menit kemudian.
Luciana terus menunggu sang anak keluar dari kamar mandi, namun tidak kunjung-kunjung keluar, dan wanita itu terus menunggu tanpa alasan.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang membuka pintu kamar Lucas, siapa lagi bila bukan Erick yang akan memeriksa Anak nya itu.
"Lucas kemana?" tanya Erick pada sang istri yang sedang duduk manis di atas kursi samping kasur anak mereka.
"Lulu sedang mandi," jawab Luciana tersenyum manis ke arah sang suami, wanita itu tidak bilang berapa lama Anak nya sudah berada di dalam kamar mandi.
Sedangkan Lucas.
Remaja itu sudah terlelap tidur dalam kolam mandi nya yang sangat luas, air hangat membuat remaja itu terlelap tidur hingga melupakan makan siang dan Bunda nya.
Luciana dan Erick terus menunggu Anak mereka keluar dari kamar mandi lebih dari lima menit hingga akhirnya Erick memutuskan untuk memeriksa nya sendiri ke dalam kamar mandi.
"Apa yang terjadi?" tanya Erick saat melihat tubuh sang Anak tengelam dalam kolam mandi.
"Lulu!" pekik Luciana langsung ikut masuk ke dalam kolam mandi sang Anak dan memeriksa tubuh anaknya tersebut.
"Syukurlah," lirih Luciana saat merasa detak jantung dan nafas Lucas masih ada.
Sepertinya remaja itu baru tengelam dalam beberapa detik yang lalu jadi ia baik-baik saja.
Lucas membuka matanya perlahan menatap wajah Luciana yang berada di atasnya.
"Maaf Bunda, aku tertidur," ujar Lucas sembari menghela nafas panjang.
"Siapa suruh mandi sambil tiduran?" tanya Erick melempar handuk ke arah Lucas.
"Aku ingin tidur Bunda," ucap Lucas memelas pada sang Bunda.
"Kan sudah Ayah bilang untuk tidur tadi?" tanya Erick ikut masuk ke dalam kolam.
"Dan juga, bukankah Bunda selalu melarang Lulu untuk tidak mandi memakai baju?" tanya Luciana menatap sang Anak lekat.
"Ah! Aku pikir aku sudah melepas nya," jawab Lucas langsung berdiri.
Byuar!
Kaki Lucas terpeleset karena kolam nya cukup licin di tambah, remaja itu memang agak ceroboh tidak seperti waktu ia kecil.
Erick berusaha sabar saat air mengenai seluruh tubuhnya termasuk mukanya.
Sedangkan Luciana wanita itu sudah basah kuyup hingga ke rambutnya.
"Blub! Blub! [Maaf]" ucap Lucas dengan punggung mengambang di atas air.
Luciana dan Erick tersenyum simpul mereka baru saja memakai stelan itu untuk ke acara pesta.
[TBC]