Figuran Gendut

Malam ini Helena masuk ke kamar terlebih dahulu setelah makan malam. Tadi saat makan malam Marques Blaxton menuduh Helena menolak anak dan istri nya ke dalam danau. Tapi Damian membela nya, dengan bukti Ravel melihat semua kejadian tadi sore. Dengan pengakuan tersebut Helena tidak mendapatkan amukan dari Marques Blaxton.

Padahal Helena tidak meminta pemeran antagonis itu ikut campur dalam urusan nya. Tapi Damian selalu saja mencoba untuk mendekati nya. Apalagi dengan pengakuan tersebut bukan kah pria itu mencoba memata-matai nya.

Helena pergi berjalan ke balkon kamar nya saat ini.

"berhenti memata-matai ku tuan Ravel. Jika kau terus seperti ini maka aku tidak akan segan-segan melaporkan ini pada tunangan ku!. Dan katakan pada Damian untuk berhenti mengganggu ku! atau aku akan bertindak tidak mengenakan!". Ancam Helena dengan nada datar dan menatap tajam ke arah pohon besar yang berada dekat dengan balkon tersebut.

Mendengar hal itu sebuah bayangan pergi dari balik pohon tersebut dan membuat Helena terlihat lega.

Wanita itu masuk ke dalam kamar nya dan memanggil Noulan untuk ikut masuk ke dalam kamar.

Setelah itu Helena mengganti pakaian nya dengan pakaian yang serba hitam celana dan baju yang sedikit ketat. Dan tak lupa dengan penutup wajah. Sementara Noulan kini sudah memakai gaun tidur yang sebelumnya di pakai Helena.

"Nou.. Pura-pura lah tertidur. Malam ini sebelum kita pergi ke istana aku akan menjalankan rencana ku". Ujar Helena dengan sangat pelan.

Noulan mengangguk mengerti dengan perintah dari nona nya. Apalagi tadi Noulan sudah berhasil menaburkan bubuk bius di panci sup menu makan malam tadi. Dan bisa di pastikan jika yang memakan nya akan tertidur nyenyak hingga nanti pagi.

Tengah malam ini Helena akan menjalan kan rencana nya. Wanita itu mengendap-endap berjalan menuju kamar Camelia. Terlihat Camelia sedang tertidur sangat lelap akibat obat bius milik helena. Tak menunggu lama Helena memasukan setetes cairan ke dalam wewangian yang digunakan Camelia.

Setelah itu Helena menaburkan serbuk racun ke dalam bedak wanita itu. Setelah nya Helena keluar dari jendela kemudian berjalan diam-diam ke kamar Hera sama seperti yang di lakukan nya pada wewangian yang ada di dalam ruangan itu sebuah racun tanpa bau dan juga dengan efek yang sedikit lambat.

selanjutnya Helena masuk ke dalam dapur dan menambahkan serbuk obat peningkat napsu makan kedalam satu kotak teh yang sering di minum Camelia. Setelah itu Helena pergi ke dalam kamar milik Cedric dan melakukan hal yang sama. Meneteskan satu tetes racun ke dalam wewangian ruangan di kamar itu. Dan tidak ada yang menyadari nya.

Lain hal nya saat ini Ravel kembali dan mengintip dari jendela balkon milik Helena untuk melihat keadaan wanita itu yang sedang tertidur. Dia tidak menyadari jika yang tertidur di atas ranjang adalah Noulan.

"sebaiknya aku mengambil jarak yang sedikit jauh saat mengawasi nona Helena. Tak di sangka tuan Damian akhirnya menemukan nona Helena kembali. Dan hal itu sangat bagus. Jika tidak tuan Damian akan kembali menjadi pria gila". Gumam Ravel yang saat akan melompat dari balkon kamar Helena.

Namun pria itu melihat sebuah bayangan yang sangat mencurigakan. Dengan cepat Ravel menghampiri bayangan tersebut dan melihat seseorang sedang mengendap-endap berjalan di koridor bagian luar sekitar kamar Helena. Dengan cepat Ravel menghampiri orang tersebut yang Ternyata adalah Helena. Namun pria itu tidak menyadari hal itu.

Helena yang melihat Ravel mendekat ke arah nya dan bersiap untuk menyerang nya namun dengan sigap Helena mengeluarkan sebuah belati kecil untuk menahan pedang Ravel yang hendak mengenai nya.

"siapa kau sebenarnya" tanya Ravel di sela-sela pertarungan kecil itu.

Tidak ingin identitas nya di ketahui Helena langsung menendang tulang kering Ravel dan dengan cepat menghembuskan serbuk bius ke arah wajah pria itu. Membuat Ravel menghirup nya dan terhuyung ke belakang dan akhirnya pingsan.

Melihat hal itu Helena langsung naik ke atas balkon dan masuk ke kamar nya serta membangunkan Noulan yang tidak tidur sama sekali.

"nona.." bisik Noulan yang langsung bangkit dan membantu majikan nya untuk berganti pakaian.

"apa tadi ada yang datang ke kamar ini?" tanya Helena untuk memastikan sesuatu.

"ya saya mengintip tangan kanan Grand Duke memeriksa apakah anda tidur atau tidak setelah melihat saya tertidur dengan pakaian anda dia pun segera pergi.

"aku melewatkan pria itu. Dia tidak ikut makan bersama yang lain nya tadi. Dan dia menghadang ku tadi hampir saja".

"apa nona baik-baik saja?"

"ya Nou.. Aku baik-baik saja. Tidur lah besok pagi kita harus segera pergi ke istana". Ucap Helena yang langsung naik ke tempat tidur nya dan akan segera tidur.

Besok pagi dan seterusnya racun Helena akan menyapa keluarga Blaxton.

...****************...

Saat ini di dalam kereta kuda yang sedang berjalan menuju istana, Helena sama sekali masih enggan untuk melihat Damian yang memaksa nya untu pergi bersama dalam satu kereta. Helena benar-benar muak melihat wajah pria di hadapan nya ini. Pria itu sejak tadi terus memandang ke arah Helena. Membuat Helena merasa tidak nyaman dan malas menanggapi nya. Helena hanya melihat ke arah jendela dan mengabaikan pria itu.

"Helena.. Tinggal lah bersama ku. Mansion ku lebih nyaman dari pada gubuk tua milik Arthur. Di mansion ku kau bisa menanam tumbuhan obat yang kau ingin kan dan kau bebas melakukan apapun. Aku tidak akan membatasi mu".

Namun perkataan Arthur itu hanya angin lalu bagi Helena. Pria itu mengundangnya kembali hanya untuk menyiksa nya dan Helena tidak mau terulang kembali. Apalagi pria ini berteman baik dengan Alisa dan bahkan mencintai Alisa.

Jika Helena kembali ke mansion Damian Alisa akan dengan mudah memfitnah nya bahkan membunuh nya. Dan juga apakah pria ini lupa jika diri nya lah yang mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh Helena.

'apa pria ini gila dia menyebut mansion besar kekasih ku dengan sebutan gubuk tua!. Brengsek!. Aku lebih nyaman tinggal di gubuk tua bersama Arthur dari pada bersama pria ini. Dan jangan dia pikir aku sudah melupakan perbuatan nya yang mencoba membunuh ku!'. Batin Helena yang saat ini enggan menatap ke arah Damian.

Sementara itu Damian yang mendapatkan pengabaian terlihat mulai emosi. Tangan nya terkepal kuat menahan amarah. Jika dia marah maka Helena akan semakin jauh meninggalkan nya. Pria antagonis itu cemburu dengan status Helena saat ini.

"Helena!!! Dengarkan apa yang aku katakan!! Putuskan pertunangan mu dengan Arthur dan kembali ke mansion ku! Ini bukan permintaan tapi ini perintah!!"

Mendengar hal itu Helena hanya terkekeh geli. Helena pikir pria di depan nya ini masih terpengaruhi efekndari obat bius yang dia berikan tadi malam. Sehingga ucapan nya sungguh tidak masuk akal.

"jangan mengabaikan ku Helena!" ucap Damian lagi dengan nada kesal dan penuh penekanan. Pria itu bahkan dengan berani nya mencekik leher Helena karena kesal.

Membuat Helena mau tak mau menatap ke arah pria kejam itu. Wajah Helena sudah memerah menahan sakit namun wanita itu masih tersenyum remeh.

"apa kau akan membunuh ku sekarang? Jika iya maka lakukan lah!"

Melihat tatapan berani dari Helena membuat Damian dengan cepat melepaskan cekikikan nya dan pria itu memandangi tangan nya yang hampir membunuh Helena. Damian tidak bermaksud untuk melakukan nya tapi entah kenapa pria itu kesal dan marah dengan status Helena saat ini.

Damian masih diam hingga pria itu tidak sadar jika kereta kuda tersebut sudah sampai di depan pintu utama istana kerajaan.

"apa anda tidak ingin turun tuan?" tanya Ravel yang sudah membuka pintu kereta kuda tersebut dan dari dalam terasa aura yang sangat mencekam dan juga dingin. Bahkan lebih dingin dari cuaca hari ini.

Damian kemudian turun dari kereta kuda dan berdiri mengulurkan tangan ke arah Helena untuk membantu wanita itu turun namun ukuran tangan itu di abaikan begitu saja. Helena turun sendiri dan meninggalkan Damian yang masih membeku dengan tangan yang masih mengulur.

"Helena!!! Aku tidak akan menyerah!". Geram Damian yang ikut masuk ke dalam istana.