kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Langit mendung menggantung di atas perbatasan wilayah timur Akademi Rune. Aroma tanah basah dan asap tipis menyelimuti udara pagi, menandakan bahwa alam merespons energi besar yang mulai bergolak. Kiwang, dengan mata yang semakin tajam dan tubuhnya lebih kokoh, berjalan berdampingan dengan Elira, yang kini mengenakan jubah biru tua dengan pola rune waktu yang halus berkilau di balik kerudungnya.
Mereka telah kembali ke akademi setelah berhasil menyelesaikan misi berburu monster kelas A. Level Kiwang kini sudah mencapai 14.7, mendekati batas berikutnya untuk menggunakan Stone Rune kedua. Tapi pikirannya tak sepenuhnya tenang. Ia merasa diawasi, dan firasat itu segera terbukti.
Begitu mereka tiba di pelataran latihan, Instruktur Alvar dan beberapa petugas keamanan akademi sudah menunggu. Di belakangnya, layar kristal besar menampilkan gambar hasil investigasi baru.
"Organisasi Radiant telah menyusup ke dua akademi lain. Kami kehilangan kontak dengan Akademi Ciro dan Akademi Zethos tadi malam," ucap Alvar dengan nada dingin.
Semua murid yang berkumpul mulai ribut. Beberapa terlihat cemas, lainnya panik. Tapi tatapan Alvar tertuju langsung pada Kiwang dan Elira.
"Ada informasi yang menunjukkan bahwa salah satu dari kalian menjadi target berikutnya." Ia menatap Elira. “Rune Waktu bukan sesuatu yang bisa tersembunyi selamanya.”
Elira menatap balik dengan dingin. “Kalau mereka datang, aku akan siap. Tapi aku tidak akan kabur.”
Kiwang menoleh ke Alvar. “Apa yang harus kami lakukan?”
Sebelum jawaban terlontar, ledakan terdengar dari gerbang selatan akademi. Tiga sosok berjubah hitam dengan tato cahaya di kening mereka muncul dari kabut.
“Radiant…” desis Lia, yang sudah siap di belakang Kiwang.
“Formasi bertahan!” teriak Alvar.
Tanpa peringatan, pertarungan pun pecah.
Salah satu anggota Radiant, pria bertubuh kurus dengan mata merah, melompat ke tengah arena dan mengaktifkan rune tanah. Tangan kirinya menciptakan pilar-pilar batu tajam yang menembus tanah ke arah Kiwang dan Elira.
“Pisahkan mereka!” teriak pria itu.
Elira melompat mundur dan menciptakan medan waktu yang memperlambat kecepatan serangan pilar batu. Gerakan musuh jadi melambat seperti terjebak lumpur.
Sementara itu, Kiwang berputar ke kiri, menghindari serangan, lalu memanggil Spiral Javelin yang ia lempar ke arah musuh. Pria Radiant itu menghindar, tapi jubahnya sobek.
Sosok Radiant kedua, wanita dengan tato di kening berbentuk bulan sabit, muncul di belakang Lia dan mencoba menyergap dengan pisau rune petir. Lia memutar tubuh dan mengaktifkan perisai anginnya, menciptakan gelombang yang menepis serangan.
“Aku urus yang ini!” seru Lia.
Kiwang berhadapan langsung dengan pria mata merah. Mereka bertarung cepat, pukulan rune spiral milik Kiwang melawan kombinasi tanah dan petir dari musuh. Tangan mereka bergerak seperti tarian maut – memutar, menebas, menahan, dan menghantam.
Pria Radiant itu mendesis. “Kau yang menewaskan Toren, bukan? Sungguh bodoh membiarkan kelemahan membunuh temanku.”
Ucapan itu membuat Kiwang mendadak ragu. Tapi Elira berteriak, “Jangan biarkan dia mengacaukanmu!”
Dengan teriakan keras, Kiwang mengaktifkan Flame Hook dan menarik tubuh lawan ke arahnya, lalu menghantamnya dengan Spiral Burst dari jarak dekat.
BOOOM!
Pria itu terpental, tubuhnya terhantam ke dinding batu dan pingsan. Elira di sisi lain menahan satu Radiant wanita yang mencoba membalikkan waktu pada luka-lukanya sendiri – sebuah manipulasi waktu tingkat lanjut – tapi Elira mempercepat aliran waktu di sekitarnya, membuat musuh kelelahan dalam sekejap.
Satu musuh terakhir kabur, tapi sempat meninggalkan ancaman: “Radiant belum selesai… Kiwang, kamu membawa nasib buruk bagi semua yang dekat denganmu.”
Setelah pertempuran, banyak murid mengalami luka. Beberapa harus dibawa ke ruang penyembuhan utama. Alvar menatap langit, lalu kembali pada Kiwang dan Elira.
“Kalian berdua... mulai sekarang akan diberi akses misi khusus. Radiant tak akan berhenti sebelum mereka menguasai rune legendaris.”
Kiwang menggenggam tangannya yang masih berdarah. Ia tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Di dalam hatinya, api dendam dan tekad mulai menyala kembali.
Dan untuk pertama kalinya, Elira menatapnya tanpa ragu. “Kalau kau ingin bertarung... aku akan ikut.”
Mereka tahu, ini bukan lagi soal akademi. Ini soal dunia.
Level: 14.7 → 15.2 Kiwang mendapatkan akses Misi Rahasia Tingkat B Radiant muncul secara terbuka untuk pertama kalinya Rune Waktu terdeteksi oleh pihak musuh
Perang rahasia kini telah menjadi terang.