NovelToon NovelToon
The Runway Home

The Runway Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yayalifeupdate

Setelah menaklukan dunia mode internasional, Xanara kembali ke tanah air. Bukan karena rindu tapi karena ekspansi bisnis. Tapi pulang kadang lebih rumit dari pergi. Apalagi saat ia bertemu dengan seorang pria yang memesankan jas untuk pernikahannya yang akhirnya tak pernah terjadi. Tunangannya berselingkuh. Hatinya remuk. Dan perlahan, Xanara lah yang menjahit ulang kepercayaannya. Cinta memang tidak pernah dijahit rapi. Tapi mungkin, untuk pertama kalinya Xanara siap memakainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Benang Yang Tertarik Diam-Diam

Harvey tengah duduk sendirian di dalam mobilnya yang diparkir tidak jauh dari apartemennya. Tangannya menggenggam setir, tapi pikirannya berkelana jauh. Wajah Xanara terbayang lagi, tatapan matanya saat menusuk jarinya, senyumnya yang tenang, dan kalimat itu… ‘semua orang punya luka’.

Ting! Ponsel Harvey berdering.

Harvey menatap laayar ponsel tersebut, lalu menarik napasnya dang mengangkat panggilan telepon Winny.

“Sayang, bisa kita ketemu?” – Winny

“Ada apa lagi?” – Harvey

“Aku cuma pengen ngomong sama kamu. Sekali ini aja, tolong” – Winny

Diam. Harvey terdiam dan tidak menjawab seketika.

“Aku ditempat biasanya, kalau kamu mau datang aku janji akan menjelaskan semuanya” – Winny.

Setengah jam kemudian Harvey tiba di restoran kecil yang pernah menjadi tempat mereka merayakan hari jadi pertama sebagai pasangan, ironis.

Winny sudah menunggu, matanya sembab, wajahnya tidak menggunakan riasan, bajunya sederhana. Seperti bukan Winny yang biasanya.

“Aku bodoh, aku tahy aku hancurin semuanya” Ucap Winny saat melihat Harvey duduk.

“Kamu gak minta maaf karena ketahuan, kamu minta maaf karena kamu kehilangan kendali” Ucap Arga dengan menatapnya begitu lama.

“Mungkin. Tapi aku masih cinta sama kamu Harvey” ucap Winny dengan menggigit bibirnya.

“Cinta itu bukan seperti mainan Winny, gak bisa di pakai lalu disimpan, terus diambil lagi saat bosan” Ucap Harvey dengan tertawa kecil.

Winny meraih tangan Harvey, namun Harvey menarik diri. Winny menangis, tapi Harvey sudah tak punya tempat untuk merasa iba. Kali ini marahnya telah habis, yang tersisa hanya dingin dan sunyi.

“Harvey, aku bisa berubah dan akum au berubah:

“Bukan soal berubah atau gak. Ini tentang kepercayaan yang udah mati”

Winny semakin terisak mendengar penjelasan Harvey, tapi Harvey justru berdiri.

“Maaf Winny, aku datang bukan buat kamu. Aku datang buat pastiin, bahwa aku gak lagi butuh penjelasan dari seseorang yang udah berkali-kali menghancurkan aku”

Harvey berbalik dan meninggalkan Winny ditengah tangis dan penyesalannya yang sudah terlambat.

Di luar rstoran, angin malam berhembus pelan. Harvey menatap langit gelap, lalu untuk alasan yang tak bisa ia jelaskan, yang terbayang dibenaknya bukan lagi Winny, melainkan Xanara.

.

.

Pagi ini, Xanara sedang memeriksa hasil bordiran untuk sebuah gaun klien, terdengar suara pintu sedang dibuka. Lucy yang tengah duduk mencatat pesanan mendongak cepat. Sedangkan Xanara di dalam ruangannya tetap tenang, karena mengira jika itu kurir kain atau klien lain.

Harvey.

Dengan kemeja santai warna biru muda dan wajah lelah yang justru mempertegas rahangnya, pria itu tersenyum tipis, tidak lagi formal tapi juga belum sepenuhnya akrab.

“Pagi Xanara” Sapanya dari kejauhan yang membuat xanara terkejut.

“Aku cuma mampir sebentar, mau ngecek soal fitting terakhir, kalau belum ganggu” lanjut Harvey.

Xanara menyembunyikan kegugupannya dibalik senyum profesional.

“Tentu, kita bisa ke ruangan belakang” ucap Xanara.

Lucy memperhatikan itu, Gerakan tangan Xanara yang sedikit lebih lambat, nada suaranya yang terdengar lebih lembut dibanding biasanya, ia mencatat itu semua dalam diam.

Diruang fitting, Xanara membantu Harvey mengenakan jas yang sudah hampir selesai. Ia berdiri sangat dekat. Bahkan cukup dekat untuk mencium aroma parfum lembut pria itu. Dan cukup untuk merasakan detak jantungnya sendiri yang berdegup tak biasa.

“Bahunya mulai pas” Gumam Xanara sambil membetulkan bagian pundak jas.

“Kamu ingat semua detail yang aku mau” Ucap Harvey dengan menoleh ke cermin,

“Karena kamu cukup jelas saat menjelaskan”

“Aku rasa, kamu terlalu jeli menangkap hal-hal kecil”

Xanara tidak menjawab, ia berjongkok untuk mengecek bagian ujung jas dan sesaat kemudian menatap mata Harvey dari pantulan cermin.

Ada keheningan yang menggantung, tak nyaman tapi juga tidak ingin segera di pecahkan.

“Terimakasih xanara, untuk jasnya dan untuk beberapa lainnya” ucap Harvey.

Xanara hanya mengangguk , tapi dalam dadanya kata-kata yang tak terucap seperti berlomba ingin keluar.

Harvey melepas jasnya, kemudian menggantungkannya dengan hati-hati. Dan sebelum dia benar-benar keluar ruangan, Harvey mengatakan…

“Kamu tahu setiap kali aku pakai jas ini, aku seperti lagi bawa bagian dari kamu”

Xanara terdiam, tatapannya tak bergerak, tapi wajahnya merah dan dadanya sesak.

Lalu Harvey meninggalkan butik Xanara dan keluar melewati Lucy dengan senyum tipisnya.

Setelah memastikan pintu tertutup, Lucy segera menghampiri Xanara.

“jadi sekarang kamu udah gak bisa tidur nyenyak karena klian?” sindir Lucy pelan dengan menyilangkan tangan.

“Dia cuma klien” jawab Xanara datar.

“Ya ampun Xa, ekspresi kamu barusan gak kayak orang lagi ngukur baju, tapi orang yang lagi jatuh..”

“Jangan mulai Lucy” ucap Xanara dengan menunduk pura-pura menyusun pola potongan.

“Bukan aku yang mulai” Kata Lucy sambil berbalik, meninggalkan Xanara yang kini tak lagi bisa menyangkal, ja situ terlalu istimewa dan pria yang memakainya makin sulit untuk tidak dipikirkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!