Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.
-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.
-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”
-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehamilan yang tak terduga
“Rowan akan selamanya akan jadi miliku”
“Rowan tidak mungkin meninggalkan ku!” Anna berguman berjalan menuju balkon, melihat kolam yang cukup dalam di bawah.
“Rowan selalu memaafkan ku” Anna menaiki pagar balkon dan melompat terjun langsung ke dalam kolam.
Byurrrrrr!!!! Air kolam yang tenang tiba-tiba meluap di sertai suara yang keras.
“Akh!!” Daisy terkejut, mereka semua ada di dalam rumah segera berlari menuju kolam yang masih bergelombang.
“Annaa..!!” Velma orang pertama yang melihat dengan jelas potongan gaun Anna yang di kenalnya, ia segera menutup mata Andrew dengan tangan gemetarnya. Rowan membeku melihat air kolam yang belum tenang ia kembali teringat kejadian kakaknya.
“Rowannn!!!” Daisy berteriak dengan kencang, menyadarkannya ia segera melompat ke dalam kolam yang dingin berenang menarik tubuh Anna.
Benjamin segera memanggil bantuan, Rowan muncul memeluk Anna yang tak sadarkan diri dengan bantuan Daisy membantu Rowan segera naik di pinggiran kolam.
Rowan segera memeriksa dada Anna.
“Dia masih bernapas” ujar Rowan.
“Darah…” Daisy menutup mulutnya melihat cairan merah yang mengalir di kaki Anna, Rowan terkejut dan tidak percaya dengan ini. Ambulan segera datang membawa Anna menuju rumah sakit.
Rowan masih membeku pikirannya kembali saat ia menyelamatkan kakaknya.
“Rowan, cepattt” Benjamin menepuk pundaknya, Rowan mengikutinya menaiki mobil menyusul ambulan menuju rumah sakit.
Di dalam mobil Benjamin kembali melihat putranya mengalami hal yang sama dengan kakaknya hatinya kembali sakit dan pedih dengan nasib putranya.
“Ayah, apa kesalahan ku?” tanya Rowan dengan bingung, Benjamin hanya terdiam mendengar itu. Mereka sampai di rumah sakit, dokter segera menangani Anna.
Benjamin dan Rowan berdiri di luar, Daisy dan Velma segera menyusul setelah menitipkan Andrew pada keluarga Milo. Daisy menyelimuti Rowan dengan handuk kering ia merasa bersalah karena telah memperlakukan Anna dengan dingin selama beberapa bulan kebelakang.
......................
Di dalam kamar, bunyi peratan medis menjadi satu-satunya suara di ruangan itu. Rowan duduk menatap Anna yang masih tak sadarkan diri, Benjamin duduk di sampingnya.
“Ini bukan kesalahan mu, Rowan” ucapnya, Rowan tersenyum tipis dan menghela napas berat bersandar pada dinding ia tidak dapat memahami apa yang di pikirkan Anna.
Daisy dan Velma masuk setelah menjemput Andrew, Anna tersadar dan membuka matanya menatap atap putih serta melihat impuls di tanganya.
“Rowan..” ucapnya dengan lemah, segera semua orang melihat padanya dan memanggil suster untuk melakukan pemeriksaan.
“Tidak ada luka pada tubuhnya hanya sedikit terkejut dan..”
“Selamat Mr.Rowan atas kehadiran janin di kandungan Mrs.Anna” ucap dokter dengan senyumnya, semua orang terkejut termasuk Anna mereka menatap perut Anna dengan tidak percaya.
“Maksudnya dokter?” Rowan dengan bingung.
“Ya.. Mr,Rowan istri anda telah mengandung dengan usia kehamilan 12 minggu”
“Karena tubuhnya yang terkejut dan sempat mengalami pendarahan, kehamilannya masuk kategori beresiko tinggi jadi untuk kedepanya kami akan melakukan pemantuan untuk melihat perkembangan janin” jelas dokter itu.
“Sekali lagi, selamat atas kehamilan istri anda” dokter itu berjabat tangan dengan Rowan yang masih bingung.
“Terimakasih, Dokter” Benjamin senang dengan berita ini ia bersalaman dengan dokter.
“Selamat Anna…” Velma ikut senang dengan kehamilannya ia mengelus rambutnya, Anna sangat bahagia dengan kabar ini menyentuh perutnya dengan lembut.
“Selamat Anna” Daisy ikut senang kini putranya akan akan memiliki bayinya sendiri.
“Terimakasih, ibu..” jawab Anna dengan senyum bahagia.
“Bibi, akan memiliki bayi. Aku akan memiliki teman baruu” Andrew ikut senang.
“Tentu saja, kau akan membacakan cerita padanya?” tanya Anna mengelus wajahnya, Andrew mengangguk dengan cepat hanya Rowan yang masih terdiam.
“Rowannn..” Anna memanggil Rowan dan menjulurkan tanganya.
Rowan berjalan mendekat dengan pikiran masih belum dapat menerima kabar ini, Anna memegang tanganya mengarahkannya untuk menyentuh perutnya.
“Rowan ini bayi kitaa..”
“Dia akan memanggil mu ayah..” Anna dengan lembut dan penuh kasih sayang, Rowan mengelus perut Anna dan tersenyum tipis.
Saat Anna sedang mengobrol dengan Andrew, Rowan masuk ke dalam kamar.
“Andrew, nenek memanggil mu untuk pulang terlebih dahulu”
“Esok setelah kelas mu, kau bisa kembali bermain dengan bibi Anna” Rowan mengelus rambutnya.
“Baiklah, sampai jumpa bibi Anna”
“Sampai jumpa, keponakan kuuu…” Andrew berbicara pada perut Anna, ia tertawa ringan. Rowan mengantar Andrew pergi dan menutup pintu.
“Katakan padaku kau sengaja menyembunyikannya?” tanya Rowan dengan dingin menatap Anna.
“Apa maksud mu?” Anna dengan bingung.
“Aku sungguh tidak mengetahui kehamilan ini, Rowan” Anna dengan mata berairnya.
“Kau masih akan menceraikan ku? Walapun kita akan memiliki bayi ini?” Anna mulai menangis dan memegang perutnya dengan gemetar.
“Katakan Rowan!! Kau akan menceraikan ku!!???” Anna menjerit dan menangis.
Rowan melihat Anna ia nampak tidak berbohong dengan kehamilannya, saat ia keguguran pun ia tidak menyadari kehamilannya. Rowan mendekat dan mengelus rambut Anna.
“Jangan berpikir hal yang tidak-tidak, kau harus memikirkan bayi kita” Rowan dengan lembut duduk di tempat tidur.
“Kau tidak akan meninggalkan ku dan bayi kita kan?” Anna memegang tangan Rowan di perutnya.
“Tidak..” Rowan mengelus perutnya dan mencium kening Anna untuk memenangkannya. Anna segera memeluknya dengan erat dan menangis di dadanya. Rowan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.
Ia berpikir dengan usia kandungan Anna dan waktu mereka berhubungan di ranjang terakhir kali memang tepat, ia menghela napas mencium wajah Anna.
......................
“Selamat Anna..” Carol memeluk Anna dengan hangat.
“Terimakasih, bibi” Anna senang kedatangan bibinya.
“Kau nampak lebih sehat, aku telah mengabari ibu mu” ujar bibinya, namun Anna mengabaikannya dan Carol mengerti itu.
“Berapa usia kandungan mu?” Carol duduk di tempat tidur.
“12 Minggu, namun karena kondisiku aku harus istirahat total selama beberapa minggu ke depan” Anna membuka hadiah yang di berikan bibinya.
“Kau harus bertahan demi bayi ini” Carol menatapnya dengan lembut.
“Tentu saja” jawab Anna membuka buku di tanganya.
Pintu terbuka, Daisy, Velma serta Andrew masuk.
“Selamat siang, bibi” Andrew dengan ceria dan melihat seorang wanita lain.
“Bagaimana kabar mu, Carol?” Daisy menyapa dan memeluknya.
“Sangat baik” Carol tersenyum, pada Velma dan Andrew.
“Kapan dokter akan melakukan USG?” tanya Velma.
“Siang ini, Rowan akan datang?” tanya Anna.
“Yaa.. dia dalam perjalanan” jawab Velma tak lama Rowan datang menyapa Carol. Dokter dan suster melakukan USG pada Anna.
“Selamat Mrs.Anna, Anda memiliki bayi kembar. Lihat ini..” dokter menunjuk layar monitor terdapat dua janin yang bergerak-gerak.
“Ini keajaiban!!, selamat Rowann..” Daisy memeluknya.
“Selamat Anna, kau mendapatkan dua sekaligus” Velma ikut terharu melihat layar monitor, Anna tersenyum bahagia melihat bayi-bayinya bergerak.
“Terdapat dua kantung janin” dokter menunjuk pada monitor.
“Kami akan melihat jenis kelaminnya pada minggu ke 16, karena kondisi kehamilan beresiko jadi kita harus memastikan kondisinya benar-benat stabil” tambah dokter itu.
“Terimakasih, dokter” Rowan senang mendengarnya.
“Rowan, kita akan punya dua bayi..” Anna memegang tangan Rowan dengan senyum bahagia di wajah cantiknya.
“Yaaa.. mereka akan tumbuh cantik seperti mu” Rowan mengelus lembut perut Anna.
...----------------...