"Di kota kecil bernama kota CERY,hidup seorang remaja berusia 17 tahun,dia seorang remaja yatim piatu,orang tuanya telah pergi meninggalkan dia seorang diri,hidup seorang diri dengan keadaan ekonomi yang miskin,dia berkerja sebagai pemulung yang setiap hari mengumpulkan bahas bekas untuk dijual kembali untuk memenuhi kehidupannya,suatu hari ketika dia terjebak suatu masalah yang membuat dia di ambang kematian,seketika itu pula dia mendapatkan keajaiban sebuah sistem yang menemani hidupnya untuk menuju kejayaan nyaa"
Saksikan kelanjutan cerita selanjutnyaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon abu Rizal bakri Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 17
Sedangkan untuk Fajri sendiri, dia tidak mengetahui bahwa dalang di balik peristiwa tersebut adalah sang pemuda yang selalu jahat kepada dirinya, Kevin Anggara, anak dari Yuda Anggara, sifat bengis dan sombong Yuda menurun ke anaknya sendiri.
Fajri yang mengetahui kedatangan orang yang selalu menyiksa dirinya dulu, ia hanya bersikap biasa saja, sampai akhirnya mata nya tertuju kepada seorang gadis yang dulu ia cintai, dan menjadi gadis yang sekarang Fajri sangatt benci.
"Yuri" Gumam Fajri dalam hati
Ia terpaku sejenak, sampai pada akhirnya semua memori yang kelam menyerang isi kepalanya, dan seketika itu pula, wajahnya dipenuhi kebencian dan kedinginan memandang ke arah gadis tersebut.
"Yo menn kalem dong, jangan memandang gadis ku dengan cara seperti itu" Ucap Kevin sambil melingkari tangannya ke pinggang Yuri
Yuri terlihat risih saat tangan kevin memeluknya, dan juga Fajri memandang nya dengan penuh kebencian, tetapi ia mau tidak mau harus menurut kepada Kevin, di karenakan mereka telah dijodohkan oleh orang tau mereka.
Dan mereka kemari untuk mengambil pesanan baju untuk acara lamaran mereka berdua.
Fajri hanya memandangi mereka dingin tanpa peduli dengan kemesraan mereka, lalu ia langsung membuang muka.
Fajri ingin membayar baju tersebut, tapi di hentikan oleh suara dari kevin.
"Hei pemuda miskin! setelah kamu memandang benci ke arah pacarku, kamu mau pergi begitu saja, kamu kira aku ini siapa HA!!" Bentak Kevin
Fajri pun menoleh kearah suara yang menghentikannya.
"Kevin Anggara, pemuda lemah dan sombong, yang hanya bisa bersembunyi di balik ketiak ayahnya, jangan kamu kira aku ini sama seperti dulu okei" Kata Fajri dingin
"Dasar pemuda si*lan, berani beraninya kamu berbicara seperti itu, akan ku hajar kau" kata Kevin bergerak ingin memukul Fajri
Namun sebelum sempat kevin memukul Fajri, terdengar suara seorang wanita berteriak kearah mereka
"Berhenti!" Teriak seorang wanita sambil berjalan ke arah mereka bersama dengan beberapa satpam
Kevin yang mendengar teriakan wanita tersebut sangat kesal karena ada yang menghentikan dia, dia pun berbalik arah melihat wanita yang berani menghalanginya, dengan wajah sok seram ia berbalik, namun kemudian wajah nya berubah ekspresi manjadi ciut saat tau siapa wanita tersebut
Wanita yang datang tersebut bernama Ria Salsabila, atau yang di panggil Ria, ia adalah manager dari mall tersebut, wanita cantik kulit putih, dengan berjalan anggun menuju mereka, Ria datang di karenakan pelayan yang bersama Fajri melaporkan ada nya keributan di tempat ia, dan sebagai seorang manager utama di seluruh toko mall, maka ia langsung bergegas menuju ketempat yang di sebut.
"Eh,, haii nona Ria" Sapa Kevin sok akrab
Sedangkan ria hanya menghiraukan kevin yang menyapa dia, Ria langsung bertanya apa yang terjadi
"Begini nona, pemuda miskin ini menghina saya dan memandang jijik ke arah wanita ku, dan juga ia adalah pemuda miskin yang sok sok an ingin berbelanja disini, saya yakin dia hanya ingin membuat kerusuhan disni nona" Terang Kevin bohong
Fajri yang mendengar itu hanya diam tersenyum tipis saja.
Dann tingg~
"Misi terdeteksi, bungkam mulut sampah yang meremehkan tuan, dengan cara membayar pakian yang telah tuan beli, Hadiah kecil, 3 point , 3 exp, jika gagal tuan rumah akan di hukum kehilangan kepemilikan PT BULAN CORP"
Fajri yang mendengar ada misi langsung tersenyum, dan melihat hukumannya hanya bisa tersenyum kecut, tapi dia tidak takut gagal, karena dia sekarang bukan lagi Fajri yang dulu.
