Di hari ketika dunia runtuh oleh Virus X-Z, kota berubah menjadi neraka. Zombie berkeliaran, manusia bertahan mati-matian, dan pemerintahan hancur dalam hitungan jam.
Di tengah kekacauan itu, Raka, seorang pria yang seluruh hidupnya terasa biasa, tiba-tiba mendapatkan Zombie Hunter System—sebuah sistem misterius yang memungkinkannya melihat level setiap zombie, meningkatkan skill, dan meng-upgrade segala benda yang ia sentuh.
Saat menyelamatkan seorang wanita bernama Alya, keduanya terjebak dalam situasi hidup-mati yang memaksa mereka bekerja sama. Alya yang awalnya keras kepala perlahan melihat bahwa Raka bukan lagi “orang biasa”, tetapi harapan terakhir di dunia yang hancur.
Dengan sistemnya, Raka menemukan kendaraan butut yang bisa di-upgrade menjadi Bus Tempur Sistem:
Memperbesar ukuran hingga seperti bus lapis baja
Turret otomatis
Armor regeneratif
Mode penyimpanan seperti game
Dan fitur rahasia yang hanya aktif ketika Raka melindungi orang yang ia anggap “pasangan hidup”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Yudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mutasi Pertama
Suara langkah makhluk itu menggetarkan lantai gang sempit yang basah oleh darah dan air rembesan pipa. Setiap kali kakinya menginjak tanah, permukaan dinding bergetar halus, menandakan betapa berat tubuhnya. Bau busuk bercampur darah yang mengering langsung menusuk hidung. Raka dan Alya sama-sama menegang.
[Mutated Zombie – Lv 3]
Tulisan melayang itu masih ada di atas kepala makhluk tersebut. Tubuhnya jauh lebih besar dari zombie normal—sekitar dua kali lipat manusia biasa. Otot-otot punggungnya menonjol seperti kabel baja. Kulitnya robek di beberapa bagian, memperlihatkan serat otot berwarna merah keunguan. Matanya putih pucat, namun pupil hitam kecil di tengahnya berdenyut seperti sesuatu yang hidup.
Suara geramannya menggema keras, membuat seluruh bulu kuduk Alya berdiri.
“Raka…” suara Alya bergetar. “Kita… kita nggak mungkin bisa lawan itu.”
Raka menatap makhluk itu sambil memperketat genggaman pada linggis. Jantungnya menghentak keras di dalam dada, tetapi pikirannya jernih. Skill yang baru saja ia aktifkan—Physical Boost—memberinya dorongan tenaga dan kecepatan. Namun melawan makhluk seukuran itu? Ia sendiri tidak tahu apakah bisa menang.
“Alya, mundur ke belakangku,” kata Raka pelan.
“Tapi—”
“Sekarang.”
Alya menggigit bibir lalu menuruti. Ia mundur beberapa langkah sambil tetap memegang pisau cutter panjang itu dengan tangan gemetaran.
Mutated Zombie itu menghentikan langkahnya. Ia menunduk sedikit, seperti sedang mempertimbangkan lawannya. Kemudian, dalam sekejap, makhluk itu menubruk ke depan—kecepatan yang tidak masuk akal untuk tubuh sebesar itu.
“RAKA!”
Raka menghindar ke samping, tetapi hantaman angin dari gerakan monster itu saja sudah cukup untuk membuat tubuhnya terhuyung. Makhluk itu menabrak dinding, menghancurkan sebagian beton hingga retak panjang menjalar.
“Gila… kekuatannya gini?!” Raka terbelalak.
Zombie itu menoleh cepat. Gerakannya tidak lambat seperti zombie biasa. Ia mendesis, lalu menyerang lagi.
Raka berlari ke arah berlawanan, memaksa makhluk itu mengejar. Ia harus menjauhkannya dari Alya dulu. Gang itu terlalu sempit, namun itu juga membuat zombie besar itu kesulitan bergerak dengan bebas.
“Alya, tetap di belakang! Jangan keluar dari gang!”
Alya mengangguk panik. Ia menempelkan punggung ke dinding, tubuhnya bergetar keras melihat pertempuran di depannya.
Mutated Zombie kembali menerjang. Kali ini Raka melompat ke samping dan mengayunkan linggis ke arah lutut monster itu. Dentuman keras terdengar.
[HP -4%]
“Baru segitu?!”
Zombie itu mengibaskan tangan besarnya. Raka terlempar beberapa meter hingga menghantam tumpukan kardus di tepi gang. Napasnya terhenti sesaat.
“Raka!!”
“Aku masih hidup…” Ia bangkit perlahan sambil meringis. “…walaupun rasanya kayak dihajar truk.”
Alya ingin mendekat, tapi ia menahan diri. Raka memberi isyarat dengan tangan: tetap di situ.
Mutated Zombie itu melangkah lagi, perlahan tapi pasti.
Raka menelan ludah. “Kalau aku terus bertarung frontal, aku mati.”
Ia melihat sekeliling. Gang itu penuh barang-barang berserakan. Tong besar, besi rongsokan, pecahan kayu, tumpahan minyak.
Kemudian ide muncul.
“Ada cara…”
Raka berlari ke sisi gang, mengambil batang besi panjang yang terlihat cukup kuat.
Zombie itu mengaum dan kembali menyerang dengan kecepatan mengejutkan.
Raka menancapkan batang besi itu miring ke arah dinding gang. Monster itu tidak memperlambat langkah. Ia menabrak batang besi itu dengan seluruh masa tubuhnya.
CRAAAKKK!!
Batang itu menancap masuk ke bahu kiri monster.
[HP -8%]
Makhluk itu mengamuk, menghantam dinding kiri dan kanan untuk melepaskan batang besi tersebut. Sementara ia terpaku, Raka memanfaatkan kesempatan itu. Ia memutar linggis dan menghantam lutut monster dari samping sebanyak dua kali.
[HP -3%]
[HP -3%]
Zombie itu terhuyung. Untuk pertama kalinya, ia terlihat goyah.
“Raka, cepat!!” Alya berteriak sambil menangis ketakutan.
Raka mengatur napas. Physical Boost membuat tubuhnya tidak cepat lelah, tapi ia tahu satu pukulan saja dari monster itu bisa menghancurkan tulang rusuknya.
Zombie itu meraih batang besi di bahunya dan menariknya keluar dengan suara berderak mengerikan. Darah hitam kental mengalir.
Raka mundur beberapa langkah. “Alya! Lari ke pintu belakang gedung sebelah kiri! Aku akan mengalihkan!”
“Tapi kamu?!”
“Aku menyusul!”
Alya gemetar, tapi ia menuruti Raka. Ia berlari menyusuri gang menuju pintu kayu yang terbuka sedikit.
Melihat Alya berlari, Mutated Zombie itu mendesis marah. Ia mengabaikan Raka dan beralih mengejar wanita itu.
“Tidak, kau tidak akan menyentuhnya!”
Raka berlari dan melompat ke punggung monster itu dari belakang. Ia mengaitkan lengan di leher besar makhluk itu—sebuah tindakan nekat.
Monster itu mengamuk, berputar dan menghantam dinding untuk melepaskan Raka. Tubuh Raka berulang kali menghantam beton keras. Pandangannya mulai kabur, tapi ia tetap menggenggam erat.
“Kalau aku jatuh… aku mati… Alya juga mati…”
Dengan sisa tenaganya, Raka menarik linggis dari pinggangnya dan menusukkannya ke bagian belakang kepala monster.
STAAAB!!
[HP -10%]
Zombie itu meraung histeris, menjebol sebagian tembok gang.
Raka jatuh berguling ke tanah, nyaris pingsan. Darah mengalir dari pelipisnya. Dia memaksakan diri bangkit walau lututnya bergetar parah.
Mutated Zombie itu berbalik, tubuhnya limbung tapi masih sangat berbahaya. Ia menyerang dengan ayunan tangan besar.
Raka menghindar sepersekian detik—namun ayunan itu tetap menyentuh bahunya dan membuat tubuhnya terpental lagi.
Sesak napas. Pandangan berkunang.
Tulang bahunya terasa retak.
Alya berteriak dari pintu, “RAKAAA!! KAMU MATI KALAU TERUS SEPERTI INI!!”
Raka berdiri terseret, tubuhnya penuh memar.
Zombie itu mengaum dan berlari untuk menyelesaikan serangan terakhirnya.
Saat itu sistem berbunyi.
[Emergency Boost tersedia.]
[Gunakan?]
“Y… ya…”
[Emergency Boost aktif selama 10 detik.]
Tubuh Raka tersengat sensasi dingin yang menyebar dari dada ke seluruh tubuh. Tenaganya melonjak naik drastis. Gerakannya menjadi lebih cepat dari sebelumnya.
Zombie itu menerjang.
Raka melompat ke samping seperti kilat, lalu berputar dan mengayunkan linggis ke arah tulang rusuk monster.
BRAAAK!!
[HP -15%]
Raka menyerang lagi, kali ini ke belakang lutut monster.
[HP -12%]
Zombie itu jatuh berlutut.
“Sekarang!!” Raka menarik napas terakhir dan menghantam kepala monster dengan seluruh tenaga yang tersisa.
DEG!!
[HP -30%]
Monster itu terhenti. Kepalanya retak, tubuhnya bergetar… lalu roboh dengan suara berat.
[Mutated Zombie Lv 3 Eliminated]
[EXP +300]
[Level Up! Level 2 → Level 3]
[+3 Skill Points]
Raka jatuh berlutut, hampir pingsan namun tersenyum hambar. “Akhirnya…”
Alya berlari menghampirinya, langsung memeluknya tanpa pikir panjang.
“Kamu bodoh!” ia menangis. “Kamu bisa mati! Kenapa kamu—kenapa kamu sampai nekat begitu?!”
Raka membalas pelukan itu pelan, walau tubuhnya sakit di setiap penjuru. “Karena cuma itu caranya. Kalau monster itu sampai ke kamu… aku…”
Alya makin menangis keras.
Beberapa detik berlalu. Raka akhirnya melepaskan diri perlahan. “Alya… kita harus pergi sebelum makin banyak yang muncul.”
Alya mengangguk sambil menyeka air mata.
Raka membuka sistemnya.
**[Menu Skill]
Physical Boost Lv 1
Adrenaline Sense (baru terbuka)
Weapon Mastery (baru terbuka)**
Ia memutuskan menaikkan salah satu skill.
[Weapon Mastery Lv 1 aktif]
Instruksi dan sensasi aneh masuk ke tubuhnya, membuatnya mengerti cara menggunakan linggis, pisau, atau kayu seperti senjata latihan bertahun-tahun.
Alya memperhatikan perubahan ekspresinya. “Sistem itu… benar-benar nyata ya?”
“Ya.” Raka menghela napas. “Dan aku rasa dunia tidak akan kembali seperti semula.”
Suara aneh terdengar dari kejauhan—teriakan, geraman zombie, dan ledakan kecil.
“Raka…” Alya menggenggam lengannya. “Kita mau ke mana?”
Raka menatap langit gelap yang mulai dipenuhi asap.
“Kita harus cari kendaraan dulu. Kalau jalan kaki… kita mati.”
Alya menelan ludah. “Kendaraan apa? Jalanan tadi penuh macet…”
Raka memandang ke arah garasi kecil di ujung gang. Pintu garasinya rusak, tapi di dalam terlihat ujung bumper sebuah kendaraan tua, mungkin van atau bus kecil yang rusak.
Ada teks melayang.
[Kendaraan rusak ditemukan]
[Dapat di-upgrade menggunakan System]
Raka tersenyum kecil.
“Alya…”
“Ya?”
“Aku rasa… kita baru saja menemukan harapan pertama kita.”
Alya mengerut bingung, namun mengikuti Raka mendekati garasi itu.
Perjalanan mereka baru saja dimulai.
semangat thor