NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Dua jam berlalu seperti kedipan mata. Riana masih dalam wujud Zahra mondar-mandir di kamar hotel, menunggu kedatangan Kayla dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia berharap Kayla bisa memberikan jawaban atas situasi aneh yang dialaminya. Di sisi lain, dia takut tidak bisa memainkan peran sebagai Zahra dengan meyakinkan di hadapan sepupu yang katanya sangat dekat ini.

Ketukan di pintu membuat Riana terlonjak. Dengan tangan sedikit gemetar, dia membuka pintu.

"Zahra!"

Sebelum Riana sempat bereaksi, seorang wanita muda berambut cokelat panjang sudah memeluknya erat. Aroma parfum mawar memenuhi indra penciumannya.

"Oh, Zahra sayang, aku sangat khawatir!" Kayla—Riana yakin ini pasti Kayla melepaskan pelukannya dan menatap Riana lekat-lekat. "Kau tampak pucat. Ayo, duduk dulu."

Riana membiarkan dirinya dituntun ke sofa. Kayla duduk di sampingnya, tangannya menggenggam tangan Riana erat.

"Ceritakan padaku semuanya," kata Kayla lembut. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

Riana menarik napas dalam-dalam. Inilah saatnya. "Kayla, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu. Tapi... kau mungkin akan menganggapku gila."

Kayla mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

"Aku... aku bukan Zahra," Riana akhirnya berkata. "Maksudku, secara fisik aku memang Zahra. Tapi di dalam... aku adalah orang lain. Namaku Riana. Dan aku berasal dari dunia lain, dunia di mana semua ini hanyalah sebuah drama TV."

Hening sejenak. Riana menahan napas, menunggu reaksi Kayla. Apakah dia akan tertawa? Atau mungkin memanggil dokter jiwa?

Namun, reaksi Kayla di luar dugaan. Wanita itu menghela napas panjang, lalu berkata, "Akhirnya kau ingat."

Riana tersentak. "Apa? Apa maksudmu?"

Kayla tersenyum sedih. "Zahra maksudku, Riana kau bukan satu-satunya yang 'terjebak' di sini. Aku juga bukan Kayla yang asli."

Dunia Riana seolah berputar. "Kau... kau juga dari dunia lain?"

Kayla mengangguk. "Ya. Dan sepertimu, aku juga awalnya hanya menonton drama ini di TV. Tapi suatu malam, aku terbangun dan mendapati diriku ada di sini, menjadi Kayla."

"Tapi... bagaimana bisa? Dan kenapa?"

"Aku tidak tahu pasti," Kayla menggeleng. "Tapi aku punya teori. Kau ingat aroma vanila yang selalu muncul saat kita berpindah dunia? Aku percaya itu adalah semacam... portal. Dan entah bagaimana, kita terpilih untuk masuk ke dalamnya."

Riana mencoba mencerna informasi ini. "Jadi... berapa lama kau sudah ada di sini?"

"Hampir setahun," jawab Kayla. "Dan selama itu, aku berusaha mencari cara untuk kembali. Tapi tidak ada yang berhasil."

"Lalu bagaimana dengan Zahra dan Kayla yang asli?"

Kayla mengangkat bahu. "Entahlah. Mungkin mereka ada di dunia kita? Atau mungkin... mereka tidak pernah ada. Mungkin kita adalah versi nyata dari karakter fiksi itu."

Pikiran itu membuat Riana bergidik. "Tapi kenapa aku baru 'ingat' sekarang? Kenapa tidak sejak awal sepertimu?"

"Aku tidak yakin," Kayla menjawab. "Tapi aku punya dugaan. Kau ingat bagaimana di drama aslinya, Zahra dibunuh? Mungkin karena kau berhasil mengubah akhir cerita itu, 'sihir' yang membuatmu lupa jadi terpatahkan."

Riana mengangguk perlahan. Semua ini terdengar gila, tapi entah bagaimana masuk akal. "Jadi... apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Kayla menatap Riana dengan serius. "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang 'portal' vanila itu. Dan kita harus berhati-hati. Ada kemungkinan kita bukan satu-satunya orang dari dunia lain yang ada di sini."

"Maksudmu?"

"Selama setahun terakhir, aku menyadari ada beberapa orang yang bertingkah... aneh. Seolah-olah mereka juga 'terbangun' seperti kita. Tapi tidak semua dari mereka baik, Riana. Ada yang mencoba memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan mereka sendiri."

Riana teringat pada Reyhan dan Olivia. "Apakah... apakah menurutmu Reyhan dan Olivia juga...?"

Kayla menggeleng. "Tidak, aku yakin mereka asli. Tapi bisa jadi ada orang lain yang memanipulasi mereka dari balik layar."

Informasi ini membuat kepala Riana pusing. Dia bersandar ke sofa, mencoba menenangkan diri. "Ini semua terlalu banyak untuk dicerna."

Kayla menepuk pundak Riana lembut. "Aku tahu ini berat. Tapi kau tidak sendiri sekarang. Kita akan hadapi ini bersama."

Riana mengangguk, merasa sedikit lega. Setidaknya dia punya sekutu sekarang.

"Jadi, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Riana.

"Pertama-tama, kita harus tetap waspada," jawab Kayla. "Berpura-puralah bahwa kau masih Zahra di depan orang lain. Sementara itu, kita akan menyelidiki lebih lanjut tentang 'portal' vanila itu."

"Bagaimana caranya?"

Kayla tersenyum misterius. "Aku punya beberapa koneksi yang mungkin bisa membantu. Tapi kita harus berhati-hati. Jika informasi ini jatuh ke tangan yang salah, entah apa yang bisa terjadi."

Riana mengangguk setuju. Dia tahu bahwa mulai sekarang, setiap langkahnya harus dipikirkan matang-matang.

"Oh, dan satu hal lagi," tambah Kayla. "Mulai sekarang, kita harus selalu waspada terhadap aroma vanila. Itu mungkin bisa menjadi petunjuk atau bahkan jalan keluar kita."

Riana tersenyum kecil. "Dari pencinta vanilla menjadi pemburu vanilla. Siapa sangka?"

Kayla tertawa, suasana tegang sedikit mencair. "Yah, setidaknya kita punya alasan bagus untuk membeli banyak lilin beraroma vanila sekarang."

Mereka berdua tertawa, sejenak melupakan situasi rumit yang mereka hadapi. Namun, tawa itu tidak bertahan lama. Realitas kembali menghantam saat ponsel Riana berdering.

"Halo?" Riana menjawab dengan hati-hati.

"Nyonya Zahra? Ini Adrian Wong, pengacara Anda. Saya ingin memberitahu bahwa sidang pertama untuk kasus Reyhan dan Olivia akan diadakan minggu depan. Bisakah kita bertemu besok untuk mempersiapkan kesaksian Anda?"

Riana melirik Kayla, yang mengangguk meyakinkan. "Baiklah, Mr. Wong. Besok jam berapa?"

Setelah menyetujui waktu pertemuan, Riana menutup telepon dan menghela napas panjang.

"Kau siap menghadapi ini?" tanya Kayla lembut.

Riana menatap keluar jendela, memandang kota Singapura yang berkilauan di kejauhan. Dia teringat akan kehidupannya yang dulu, akan dunianya yang nyaman dan familiar. Namun, dia juga sadar bahwa tidak ada jalan kembali—setidaknya untuk saat ini.

"Aku harus siap," jawab Riana akhirnya. "Ini bukan hanya tentang menyelamatkan diriku lagi. Ini tentang mencari kebenaran dan mungkin... menyelamatkan dua dunia."

Kayla tersenyum dan menggenggam tangan Riana erat. "Kita akan hadapi ini bersama. Ingat, kau tidak sendirian."

Saat matahari mulai tenggelam di ufuk Singapura, Riana dan Kayla mulai menyusun rencana. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan berbahaya. Namun, dengan tekad kuat dan persahabatan yang baru terbentuk, mereka siap menghadapi apapun yang akan datang.

Sementara itu, di suatu tempat yang tidak diketahui, seseorang menyalakan sebatang lilin beraroma vanila, tersenyum misterius saat mengamati layar yang menampilkan Riana dan Kayla...

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!