Kisah gadis bernama Li Mei adalah putri raja dari Zheng-mi goo yang dikutuk memiliki umur panjang karena dituduh membakar istana selir ayahnya, dia melintasi waktu dari kejaran pengawal istana yang ingin menangkapnya sehingga Li Mei mengalami amnesia karena kecelakaan yang tak terduga. Dan bertemu Shaiming yang menjadi tunangannya.
Mampukah Shaiming membantu Li Mei mengingat semuanya, akankah ingatan Li Mei kembali ? Dan apakah mereka akan bersama dan bahagia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 KEDATANGAN UTUSAN ITU
Hujan masih turun derasnya di luar sana, jalan-jalan digenangi oleh air hujan.
Seorang pria bertopi fedora hitam dengan membawa sebuah payung warna senada sedang berjalan di tengah-tengah hujan deras sepanjang jalan yang dipenuhi oleh genangan air hujan malam itu.
Sorot matanya tajam saat melirik ke arah persimpangan jalan raya yang ada di hadapannya. Sambil menarik ujung topi fedoranya, dia memperhatikan arah jalan sekitarnya.
Wajahnya sangat tampan dengan kumis tipis menghias rupanya.
SRET !
Pria itu langsung berbelok ke arah kanan jalan, melangkah cepat di area trotoar dekat pertokoan yang mulai sepi pengunjung.
KRIEEET... !
Pintu terbuka dari luar, suara bunyi lonceng berdering pelan saat masuk ke sebuah toko penjual barang-barang antik kuno.
"Selamat datang !", sapa pemilik toko.
Pria bertopi fedora hitam hanya menganggukkan kepalanya pelan seraya menarik ujung topi yang dia kenakan.
"Malam...", sahut pria itu dengan suara berat.
"Ada yang bisa saya bantu ?", tanya pemilik toko.
"Aku mencari koin emas dengan gambar pedang Ratu Caihong. Apakah toko ini nenjualnya ?", sahut pria itu.
"Koin emas bergambar pedang emas Ratu Caihong !?", kata pemilik toko.
"Ya, aku sedang mencarinya", ucap pria itu.
"Kami tidak menjual koin emas seperti yang anda maksudkan karena benda itu sangat langka sekali", kata pemilik toko.
"Tak ubahnya iblis bersemayam dalam pikiran yang merasuki awan gelap jiwa manusia yang tersesat", ucap pria bertopi fedora hitam.
"Dan iblis akan lenyap seiring berkat langit yang menyertainya", sahut pemilik toko.
"Ada informasi apakah yang aku dapatkan dari penjual toko ?", kata pria itu.
"Tuan Niu, anda datang mencari Li Mei ?", tanya pemilik toko.
"Iya, aku mendapatkan perintah pencarian terhadap Li Mei sebagai buron utama dari Kerajaan Awan Biru sesuai titah baginda Raja Zheng-mi goo", sahut pria bertopi fedora hitam.
"Li Mei... Bukankah gadis itu adalah putri langsung dari Maharani Ratu Caihong dan Raja Zheng-mi goo !? Kenapa justru dia harus ditangkap oleh ayahnya sendiri ?", kata pemilik toko.
"Dia dituduh menyebabkan kebakaran hebat di Istana Merah, kediaman Selir Haoran. Dan saat itu selir kesayangan baginda Raja Zheng-mi goo tengah hamil putra mahkota", sahut Niu.
"Apa hukumannya bagi tuan puteri Li Mei ?", tanya pemilik toko.
"Dia akan diadili sesuai hukum kerajaan", sahut Niu.
"Sayangnya saya tidak memiliki informasi mengenai tuan puteri Li Mei bahkan kabar dia disini, saya tidak mendengarnya", ucap pemilik toko.
"Aku akan memberimu sekantong emas murni jika kamu dapat menemukan informasi tentang Li Mei, sekarang aku akan memberi mu setengahnya saja", kata Niu.
"Saya akan menyimpannya dan segera mengabari anda jika saya mendengar kabar tentang Li Mei", ucap pemilik toko.
Pemilik toko segera menyerahkan sebuah plakat emas kepada pria bertopi fedora hitam bernama Niu.
PLAK !
"Ambil plakat emas ini sebagai tanda masuk ke dunia masa depan agar penjaga pintu langit tidak menghukum mu karena menerobos masuk dunia masa depan tanpa permisi", kata pemilik toko.
"Berapa harga yang harus terbayarkan untuk ini ?", tanya Niu.
"Setengah lusin dari harga emas yang ada di pasaran, tidak murah memang tetapi harga itu berkaitan dengan pajak masuk ke portal waktu", sahut pemilik toko.
"Lumayan mahal juga...", ucap Niu.
"Dibanding harga dari setengah jiwa kita harus tergadaikan di ujung neraka maka sebaiknya membayar harga tersebut sebagai pajak dan hal itu amatlah wajar", kata pemilik toko.
"Cukup pantas sebagai harga nego dari kepala kita !", ucap Niu.
"Hmm, yeah !?", sahut pemilik toko sambil menghitung uang yang diberikan oleh Niu padanya.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan lupa segera hubungi aku jika kau mendapatkan informasi terkait Li Mei !", sambungnya seraya memasukkan plakat emas sebagai kunci ijin masuk ke dunia masa depan.
"Kau akan pergi sekarang, Tuan Niu ?", tanya pemilik toko.
"Tentu saja, aku akan mencari tempat penginapan disini", sahut Niu.
"Ada sebuah bar rahasia di seberang jalan dekat pojok sana !", kata pemilik toko.
"Bar !? Untuk apa aku kesana !?", ucap Niu heran.
"Mungkin saja akan lebih mudah menggali informasi mengenai tuan puteri Li Mei", kata pemilik toko.
"Baiklah, aku akan mencoba berkunjung kesana sesuai anjuran mu", ucap Niu.
"Yah...", sahut pemilik toko sambil menganggukkan kepalanya.
"Ambillah ini !", ucap Niu.
Sebuah koin emas langka terbang cepat ke arah pemilik toko saat Niu melemparkannya ke udara.
Pemilik toko dengan sigap lalu menangkap koin emas itu.
"Harga yang pantas, tuan Niu", ucapnya kemudian tersenyum.
Pria bertopi fedora segera melangkah keluar toko yang menjual barang-barang antik kuno seraya melambaikan tangannya ke arah pemilik toko saat dia pergi.
...***...
Suara hujan masih terdengar turun di luar sana sedangkan pria bertopi fedora hitam telah menghilang di telan kegelapan malam.
Toko barang-barang antik masih buka meski hari telah menjelang tengah malam.
TAP... !
TAP... !
TAP... !
Langkah kaki Niu melangkah cepat menuju ke sebuah bar kecil di pojok jalan. Dia masuk ke dalam bar dengan mudahnya tanpa halangan dari penjaga bar.
Aroma minuman tercium keras dari arah bar, Niu berjalan terus memasuki bar yang sangat ramai oleh pengunjung bar.
"Hai, ada pendatang baru", bisik seorang wanita saat melihat Niu masuk ke dalam bar.
"Apa kau akan melayaninya ?", tanya wanita dengan lesung pipitnya.
"Terserah kau saja, aku hanya pelayan bar disini yang bertugas melayani para tamu bar", sahut wanita berlipstik merah.
"Baiklah, aku akan menemaninya", ucap wanita berlesung pipit.
"Silahkan !", kata wanita berlipstik merah sambil mengangkat gelas minumannya.
"Daagh !", sahut wanita berlesung pipit seraya melambaikan tangan ke arah teman satu profesinya.
Niu duduk di sofa panjang dekat meja bar dengan wajah seriusnya menatap ke lalu lalang orang-orang yang ada di dalam bar.
Wanita berlesung pipit melenggang pelan ke arah Niu lalu duduk di dekatnya sembari menyilangkan kedua kakinya sehingga memperlihatkan kedua paha mulusnya yang terbuka.
"Selamat malam !", sapa wanita itu mencoba menarik perhatian Niu.
Niu tidak lantas menjawab panggilan wanita berlesung pipit di sebelahnya, hanya melirik sepintas lalu terdiam mematung.
"Apa kamu butuh teman malam ini ?", kata wanita itu seraya menyodorkan segelas minuman kepada Niu.
"Teman tidur !?", jawab Niu.
"Woah !? Kau sangat tegas rupanya ! Bagaimana kau menangkap sinyal itu begitu cepatnya ?", kata wanita bar.
"Lantas yang kamu maksudkan teman apa ?", tanya Niu acuh tak acuh.
"Selembar kartu kredit cukup sebagai bayarannya atas jasa aku menemani mu sampai pagi", kata wanita bar.
"Aku merasa tersanjung atas tawaran mu itu tapi aku hanya ingin duduk menikmati malam ini", sahut Niu.
"Apa kau punya tawaran lain selain sekedar menemani mu menikmati malam ini ?", kata wanita bar.
"Kenapa ?", tanya Niu sembari memainkan gelas minuman miliknya.
"Sekedar bertanya saja, mungkin aku dapat membantu mu, tuan muda", sahut wanita bar.
"Aku butuh informasi mengenai gadis ini !", kata Niu.
Pria bertopi fedora hitam lalu mengeluarkan selembar foto kepada wanita bar yang ada di sebelahnya.
"Gadis ini cantik sekali !? Apa dia kekasih mu, tuan ?", tanya wanita bar dengan kagum.
Niu hanya menggelengkan kepalanya saat wanita bar bertanya tentang gadis yang ada di dalam foto.
"Bukan..., dia bukan kekasih ku melainkan putri dari tuan ku", sahut Niu.
"Untuk apa kalian mencarinya ?", tanya wanita bar.
"Ada hal penting yang ingin aku temui dari nya dan aku ingin bertemu dengannya", sahut Niu.
"Siapa nama gadis ini ?", kata wanita bar.
"Li Mei..., namanya Li Mei... !", sahut Niu dengan suara tegasnya kemudian menenggak habis minumannya.