Alifa Rizky Aulia..gadis cantik yang sejak kecil selalu terdidik dengan hebat karena sejak usia 4 tahun Alifa sudah merasakan hidup di lingkungan pesantren. Alifa di tuntut belajar belajar dan terus belajar di kala teman seusianya merasakan di manja orang tua.tapi beda dengan Alifa.tak ada istilah manja di kamus hidup Alifa.
karena kehidupan pesantren yang menuntut Alifa hidup dalam kedisiplinan yang ketat akhirnya Alifa tumbuh menjadi gadis manis yang penuh prestasi dia menjadi qori terkenal berkat didikan sang kyai.
suatu ketika Alifa mengenal laki laki lewat media sosial. sejak itu Alifa melabuhkan hati pada sang doi yang baru di kenal nya.
bagaimana hidup sang qori setelah mengenal seorang laki-laki ? ujian dan cobaan apa yang harus di tempuh Alifa sehingga menjadi gadis manis penuh prestasi???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arizkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Telpon ayah.
Hidup akan sangat indah kalau kita jalani dgn penuh syukur dan ikhlas. tapi hidup akan terasa hambar dan terbebani kalau kita selalu merasa kurang dan gak nyaman untuk melalui. Karena sejatinya kenyamanan hidup terletak pada hati kita.
hati yang merasa was-was, di kuasai nafsu, dan emosi, alur hidup yang kita lalui pun sangat memberatkan dan menyebalkan. tapi kalau hati penuh syukur dan ikhlas, alur hidup pun sangat menyenangkan dan penuh kedamaian.
Tak ada manusia sempurna di dunia ini. begitu juga dengan Alifa, dia merasa sangat banyak kekurangan.Terlebih udah 10 thun dia berada di pondok pesantren, tetap saja ada teman yang tidak suka dengan diri nya. Ada saja hal-hal kecil yang membuat dirinya bisa adu argumen dengan teman lainnya. apalagi Maya, meski dia berusia diatas Alifa sikap Maya sebagai anak baru yang baru beberapa bulan di pesantren sangat membuat kesal siapa saja. sikap arogan dan semena-mena Maya sangat tidak di sukai teman-teman nya.
Tapi bagaimana pun, Alifa selalu sabar menghadapi tingkah laku manusia unik seperti Maya yang setiap saat di manapun berada selalu membikin onar. seringkali Maya mendapat hukuman dari pengasuh asrama maupun ustadzah di kelas, tapi itupun tak menjadikan Maya jera dan kapok.
"Hai Alifa..! Sapa teman nya yang lewat depan kamar nya."
"Hai juga Imelda, Raya, Naura..!" jawab Alifa.
" Kami duluan ya Alifa..!"
"Hai Alifa..! Ke kantin yuk !" Ajak teman lain nya yang lewat dekat Alifa.
" Hai juga Nana..! iya kamu duluan ya na..! Aku mau ke ruang telpon saja."
Alifa menanggapi sapaaan teman-teman nya yang berlalu-lalang di depan kamar nya dengan senyuman. Ia begitu semangat membalas sapaan dari teman-temannya.
"Hai Alifa..! di kamar aja gak ada kegiatan nie..! Biasanya kegiatan kamu full padat dat dat..!" sapa beberapa santri yang kebetulan lewat depan kamarnya.
" Ah..enggak juga ! Biasa aja kok. Palingan sebentar lagi mau ke tempat telpon. Mau nelpon ayah aku..udah kangen ini. Ngomong-ngomong mau kemana kalian ?"
"Ini Alifa, kami juga mau ke tempat telpon sekalian ke market biasa beli jajan mumpung waktu masih panjang..hehe !"
"Ya udah yuk kita barengan saja biar rame." ucap Alifa lalu beranjak mengikuti teman nya.
Akhirnya Alifa dan beberapa teman nya berjalan beriringan sambil bercerita dan bersenda gurau menuju ruang telpon. Ruang yang di khususkan untuk santriwati menelpon orang tuanya dan mereka hanya di perbolehkan telpon di hari Jumat. Maka dari itu, ruang telpon selalu rame terlebih pagi hari.
********
Setelah Alifa mengantri beberapa saat untuk mendapat giliran menggunakan telpon, akhirnya giliran dia menuju bilik telpon yang memang hanya ada 3 bilik saja. setelah memencet nomor telpon ayah nya akhirnya tersambung juga.
"Tut Tut Tut...! setelah beberapa kali deringan, akhirnya telpon Alifa di angkat di seberang sana.
["assalamu'alaikum ayah !"]
["Waalaikumusalam anak ku..! MasyaAllah gimana kabarmu nak?"]
["Alhamdulillah ayah, Alifa sehat. Ayah bagaimana di Surabaya? Kapan ayah menjenguk Alifa di pesantren..?"]
["Ayah baik sayangku..! Oh iya gimana apa uang saku kamu sudah habis nak? Apa perlu ayah transfer lagi seperti biasa..?"]
["Tidak perlu ayah..uang jajan Alifa masih banyak. Karena untuk bulan ini tidak ada kebutuhan yang mendesak. Nanti kalau habis Alifa akan memberitahu ayah."]
["kenapa masih banyak..? Ini sudah tanggal 28 apa kamu tidak jajan nak ?"]
["Alifa jajan kok yah..! Jajan seperlunya ayah. Alifa telpon ayah ingin memberitahukan ke ayah, kalau Alifa di pilih untuk mengikuti lomba. Tapi bukan lomba seperti biasa nya yah..! Alifa di pilih untuk ikut di musabaqoh Tilawatil Qur'an. Do'akan Alifa ayah..! Do'akan supaya Alifa bisa menjadi anak yang ayah banggakan."] ucap Alifa ke ayahnya dengan menitipkan air mata.
["MasyaAllah anak ku..! kamu sungguh luar biasa nak.! Segala lomba kamu terpilih. Ya Allah ayah bangga pada mu nak. Ayah selalu mendukung dan mendoakan mu sayang. andai almarhumah ibu mu masih ada tentu dia begitu bangga mempunyai anak gadis penuh prestasi seperti mu nak."]
Akhirnya Alifa melakukan obrolan dengan sang ayah untuk melepas kangen. Hari Jumat memang di pergunakan Alifa sebaik mungkin. selain hanya di hari Jumat santriwati bisa telpon orangtuanya, Di hari Jumat juga santriwati bisa izin keluar pondok dengan di dampingi pihak pondok.
Biasanya mereka mendaftar sehari sebelum nya, siapa-siapa yang ingin ada kepentingan keluar. itupun jika armada sudah penuh maka yang lain akan di jadwal di hari Jumat berikut nya.
Ya itulah kehidupan di pondok pesantren tempat Alifa menuntut ilmu. Semua serba terjadwal dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. tak heran jika Alifa tumbuh menjadi gadis yang manis santun dan penuh tanggungjawab. karena Alifa terbiasa dengan didikan yang baik sedari kecil.
____