Mereka Tidak Tahu Aku Kaya
.
.
.
💕 HAPPY READING 💕
Namaku Ratu Putri Wardoyo atau yang biasa di panggil Ratu. Aku terlahir di keluarga yang kaya dan bisa dibilang aku bergelimang harta. Namun kedua orang tuaku selalu mengajarkanku hidup sederhana dengan tidak membanggakan harta yang dimiliki oleh orang tuaku.
Aku mempunyai kedua orang tua yang sangat baik dan menyayangiku. Nama orang tuaku Satria dan Dinda, dan aku juga mempunyai kakak yang bernama Raja. Selisih umur kami tidaklah jauh, hanya 1 tahun setengah saja. Mama hamil aku saat usia kak Raja masih 7 bulan.
Meskipun aku orang kaya, aku tidak mau orang-orang tahu siapa aku yang sebenarnya. Bahkan suamiku dan keluarganya saja tidak tahu jika aku anak dari pemilik perusahaan dimana suami dan kakak iparku bekerja. Mereka hanya tahu jika aku anak dari petani dan hanya lulusan SMP saja.
Sampai pada suatu hari aku selalu di rendahkan oleh keluarga suamiku. Beruntung sekali mas Arya, suamiku selalu membelaku dan tidak suka jika aku selalu di salahkan oleh keluarganya. Mas Arya hanya memintaku untuk sabar, dia berjanji jika uang tabungan kami sudah cukup dia akan membeli rumah untuk hunian keluarga kecil kami nanti.
*POV. Author*
" Ratu, mana sarapan nya ? Kok sampai sesiang ini belum juga terhidang!." Teriak ibu Marni mertua dari Ratu.
Enam bulan yang lalu, Ratu memutuskan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya, Arya. Mereka menikah hanya dengan acara sederhana, sebab suami Ratu juga hanya karyawan biasa di perusahaan cabang milik ayah Ratu. Sehingga tidak mempunyai banyak biaya untuk mengadakan acara yang meriah. Ratu pun menerimanya dengan hati yang lapang, baginya sah saja sudah cukup. Meskipun kedua orang tuanya sangat menyayangkan keputusan Ratu. Mereka sebenarnya ingin membuat acara yang meriah dan pesta mewah untuk pernikahan Ratu, namun Ratu tidak mau. Sebab dia sangat menghargai suaminya dan tidak mau membuat suaminya tersinggung ataupun salah paham.
Lagipula, Ratu memang sengaja merahasiakan identitasnya agar keluarga suaminya tidak banyak menjilat. Sedikit banyak, Ratu sudah tahu bagaimana tabiat dan watak keluarga suaminya. Suaminya sendiri juga mengatakan jika keluarganya selalu uang, uang yang di permasalahkan.
" Maaf bu, sarapannya baru mau Ratu hidangkan. Tadi Ratu membantu mas Arya bersiap dulu." Ucap Ratu memberitahu ibu mertuanya, Marni.
" Makanya bangun itu dari pagi. Jadi saat kami mau sarapan sudah beres dan kamu juga kalau mau ngurus suami kamu tidak terganggu. Dasar menantu pemalas, sudah malas miskin pula. Aku menyesal dulu merestui pernikahan kalian. Aku kira kamu itu anak orang kaya, nyatanya cuma anak petani miskin. Tampang doang yang cantik tapi harta nol.
Cacian dan hinaan sudah biasa Ratu dapatkan, namun Ratu masih mencoba untuk bersikap sabar. Asalkan tidak ada yang main kekerasan dengan dirinya.
" Bu, lagipula makanannya sudah Ratu masak. Apa susah nya sih bu tinggal di hidangkan di meja makan. Lagi pula ada mbak Rani dan Serli kan? Mereka bisa bantuin untuk menghidangkan, begitu saja kok repot sih bu." Jawab Ratu sambil melirik Rani dan Serli yang dengan santainya duduk di kursi meja makan.
Rani adalah istri dari kakak Arya. Arya memiliki dua saudara, yaitu Bima dan Serli. Bima sudah menikah dengan Rani dan masih tinggal satu atap dengan orang tuanya, sedangkan Serli saat ini sedang berkuliah di salah satu universitas bergengsi di kota itu dengan mengambil jurusan kesehatan atau Bidan.
" Enak saja !! Aku ini tuan rumah, jadi ya harus duduk manis saja."Tolak Serli dengan ketus.
" Aku juga males banget kalau harus berbau-bau dapur. Bisa rusak mek up dan kuku-kuku cantikku ini."Jawab Rani dengan manja sambil meniup-niup kuku nya yang sudah berganti warna lagi.
" Aku tidak meminta kalian untuk memasak loh, tetapi cuma menghidangkan saja di meja. Jadi tidak akan merusak kuku-kuku mu itu mbak, Rani." Ucap Ratu dengan kesal.
Pak Santo sebagai ayah mertua Ratu merasa kasihan dengan Ratu, sebab Ratu selalu diperlakukan tidak baik oleh anak dan menantunya itu. Hampir setiap pagi perdebatan demi perdebatan menjadi bumbu-bumbu saat mereka hendak sarapan. Melihat perdebatan yang tak kunjung berhenti, membuat pak Santo bangkit dan mengambil makanan didapur dan menyajikan di atas meja makan.
" Sudah jangan ribut lagi, ini sarapannya sudah bapak siap kan diatas meja. Bima, tolong kamu itu ajari istri kamu untuk bersikap baik dan minta dia untuk melayani kamu dengan baik, salah satunya dengan memasak. Jangan semua harus dikerjakan dan di urus oleh Ratu, Ratu di sini itu menantu bukan pembantu !! Rani dan Ratu sama-sama menantu, mempunyai kedudukan yang sama. Jika tidak bisa memasak, setidaknya bantu Ratu menyiapkan masakan. Dan kamu Serli, kamu jaga sikap kamu. Jangan sampai saat kamu menikah, kamu akan mengalami hal yang sama seperti Ratu."Ucap pak Santo panjang lebar menasehati anak dan menantunya.
* Ya Allah, terima kasih sudah memberikan bapak mertua yang baik dan penyayang seperti bapak mertua ku ini.* Gumam Ratu dalam hatinya.
" Ayah ini apaan sih. Malah nyalahin Rani dan Serli, urusan masak kan sudah jadi tanggung jawab Ratu. Sebab dia itu hanya pengangguran, beda sama Rani yang mempunyai pekerjaan bagus sebagai menejer di salah satu butik ternama dan Serli juga sibuk dengan urusan kampusnya. Dirumah ini yang pengangguran hanya Ratu, jadi wajar dong kalau dia itu memgurus pekerjaan rumah."Ucap ibu Marni membela Rani dan Serli.
Arya keluar dari kamar dan melihat suasana di meja makan terlihat bersitegang. Arya sendiri sudah paham betul apa yang terjadi, hampir setiap hari di saat sarapan pasti ada keributan seperti sekarang ini.
" Ratu, ambilkan mas sarapannya." Ucap Arya dengan santainya sambil menarik kursi lebih dulu baru dia duduk.
" Iya mas."Jawab Ratu singkat.
Dengan cekatan Ratu mengambil piring yang ada di depan suaminya, mengisinya dengan nasi goreng dan telor ceplok serta acar timun wortel yang selalu Ratu siapkan untuk teman nasi goreng. Sebab Arya tidak begitu suka nasi goreng pakai kerupuk.
" Sekalian isi piringku."Ucap Serli seenaknya memerintah Ratu.
" Ambil sendiri kamu punya tangan." Jawab Ratu dengan berani.
" Lancang kamu ya, Ratu."Seru ibu Marni tidak terima dengan perlakuan Ratu terhadap Serli.
" Bu, Serli itu punya tangan yang utuh jadi dia bisa ambil sendiri. Ratu hanya berkewajiban untuk melayani ku saja, masih untung dia mau masak untuk kita semua. Apa jadinya kalau kalian masak sendiri-sendiri?." Ucap Arya dengan kesal.
Arya sebenarnya ingin sekali pindah dari rumah orang tuanya, dia ingin mengontrak serta belajar mandiri. Namun apa daya, gajinya tidak cukup untuk membayar kontrakan dan biaya hidup mereka sehari-hari belum lagi biaya kuliah Serli hampir setengahnya menjadi tanggungan Arya. Jadi memutuskan untuk tinggal dengan orang tuanya lebih dulu dan mengumpulkan uang untuk bisa membeli rumah.
" Serli, jika kamu tidak bisa sopan sama mbak mu. Mas pastikan uang kuliahmu akan mas hentikan dan kamu minta mas Bima untuk menanggungnya. Dia juga punya gaji, untuk makan sehari-hari saja dia tidak mau keluar uang."Ucap Arya sambil melirik Bima yang sedari tadi hanya diam saja.
" Tidak bisa dong. Gaji mas Bima itu harus masuk ke rekeningku semua, sisain 1 juta saja untuk beli bensin sama rokok mas Bima. Yang lainnya aku yang pegang, sebab kami ini mau beli rumah biar tidak tinggal di rumah ini terus menerus."Ucap Rani langsung menolak.
" Ngasih uang untuk makan juga tidak, bantu untuk biaya kuliah juga tidak, kasih ibu juga tidak. Padahal kalian itu menikah sudah 3 tahun, seharusnya sudah cukup tuh tabungan untuk beli rumah. Mana mbak Rani juga kerja kan sebagai menejer butik terkenal, tentunya gajinya juga besar, kecuali kalau menejernya bohongan."Seru Ratu sambil menyunginggkan senyum jahilnya.
Rani memasang wajah kesal, dan mengepalkan kedua tangannya. Dia benar-benar dibuat kesal oleh Ratu, ucapan ratu tadi seperti sebuah penghinaan untuk Rani. Rani memang bekerja di butik, tapi hanya sebagai karyawan biasa yang melayani pembeli bukan sebagai menejer butik.
" Uang ku sama Rani, Arya. Bagaimana aku mau keluar uang untuk biaya makan sehari-hari. Kalau kamu mau, kamu minta saja sama dia."Ucap Bima seenaknya.
" Tidak bisa begitu dong mas !! Kalau kita keluar uang untuk makan, bagaimana kita bisa cepat beli rumah."Seru Rani tidak setuju.
" Oke, kalau kalian tidak mau keluar uang aku juga tidak keluar uang."Jawab Arya dengan santainya.
Rasanya Ratu ingin tertawa lebar melihat wajah Rani yang kesal. Namun, dia menahannya agar perdebatan tidak semakin memanas.
*********
ALHAMDULILLAH Author sudah rilis karya baru lagi. Semoga kakak para pembaca menyukainya. 🙏🙏😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Ira
keren
2024-08-01
0
Mailizerita Keffli Inungkili Zita
wahh seru ya thor ceritanya,,mantap
2024-07-12
0
Wy Ky
.
2024-07-08
0