Mereka Tidak Tahu Aku Kaya

Mereka Tidak Tahu Aku Kaya

Suasana pagi hari

.

.

.

💕 HAPPY READING 💕

Namaku Ratu Putri Wardoyo atau yang biasa di panggil Ratu. Aku terlahir di keluarga yang kaya dan bisa dibilang aku bergelimang harta. Namun kedua orang tuaku selalu mengajarkanku hidup sederhana dengan tidak membanggakan harta yang dimiliki oleh orang tuaku.

Aku mempunyai kedua orang tua yang sangat baik dan menyayangiku. Nama orang tuaku Satria dan Dinda, dan aku juga mempunyai kakak yang bernama Raja. Selisih umur kami tidaklah jauh, hanya 1 tahun setengah saja. Mama hamil aku saat usia kak Raja masih 7 bulan.

Meskipun aku orang kaya, aku tidak mau orang-orang tahu siapa aku yang sebenarnya. Bahkan suamiku dan keluarganya saja tidak tahu jika aku anak dari pemilik perusahaan dimana suami dan kakak iparku bekerja. Mereka hanya tahu jika aku anak dari petani dan hanya lulusan SMP saja.

Sampai pada suatu hari aku selalu di rendahkan oleh keluarga suamiku. Beruntung sekali mas Arya, suamiku selalu membelaku dan tidak suka jika aku selalu di salahkan oleh keluarganya. Mas Arya hanya memintaku untuk sabar, dia berjanji jika uang tabungan kami sudah cukup dia akan membeli rumah untuk hunian keluarga kecil kami nanti.

*POV. Author*

" Ratu, mana sarapan nya ? Kok sampai sesiang ini belum juga terhidang!." Teriak ibu Marni mertua dari Ratu.

Enam bulan yang lalu, Ratu memutuskan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya, Arya. Mereka menikah hanya dengan acara sederhana, sebab suami Ratu juga hanya karyawan biasa di perusahaan cabang milik ayah Ratu. Sehingga tidak mempunyai banyak biaya untuk mengadakan acara yang meriah. Ratu pun menerimanya dengan hati yang lapang, baginya sah saja sudah cukup. Meskipun kedua orang tuanya sangat menyayangkan keputusan Ratu. Mereka sebenarnya ingin membuat acara yang meriah dan pesta mewah untuk pernikahan Ratu, namun Ratu tidak mau. Sebab dia sangat menghargai suaminya dan tidak mau membuat suaminya tersinggung ataupun salah paham.

Lagipula, Ratu memang sengaja merahasiakan identitasnya agar keluarga suaminya tidak banyak menjilat. Sedikit banyak, Ratu sudah tahu bagaimana tabiat dan watak keluarga suaminya. Suaminya sendiri juga mengatakan jika keluarganya selalu uang, uang yang di permasalahkan.

" Maaf bu, sarapannya baru mau Ratu hidangkan. Tadi Ratu membantu mas Arya bersiap dulu." Ucap Ratu memberitahu ibu mertuanya, Marni.

" Makanya bangun itu dari pagi. Jadi saat kami mau sarapan sudah beres dan kamu juga kalau mau ngurus suami kamu tidak terganggu. Dasar menantu pemalas, sudah malas miskin pula. Aku menyesal dulu merestui pernikahan kalian. Aku kira kamu itu anak orang kaya, nyatanya cuma anak petani miskin. Tampang doang yang cantik tapi harta nol.

Cacian dan hinaan sudah biasa Ratu dapatkan, namun Ratu masih mencoba untuk bersikap sabar. Asalkan tidak ada yang main kekerasan dengan dirinya.

" Bu, lagipula makanannya sudah Ratu masak. Apa susah nya sih bu tinggal di hidangkan di meja makan. Lagi pula ada mbak Rani dan Serli kan? Mereka bisa bantuin untuk menghidangkan, begitu saja kok repot sih bu." Jawab Ratu sambil melirik Rani dan Serli yang dengan santainya duduk di kursi meja makan.

Rani adalah istri dari kakak Arya. Arya memiliki dua saudara, yaitu Bima dan Serli. Bima sudah menikah dengan Rani dan masih tinggal satu atap dengan orang tuanya, sedangkan Serli saat ini sedang berkuliah di salah satu universitas bergengsi di kota itu dengan mengambil jurusan kesehatan atau Bidan.

" Enak saja !! Aku ini tuan rumah, jadi ya harus duduk manis saja."Tolak Serli dengan ketus.

" Aku juga males banget kalau harus berbau-bau dapur. Bisa rusak mek up dan kuku-kuku cantikku ini."Jawab Rani dengan manja sambil meniup-niup kuku nya yang sudah berganti warna lagi.

" Aku tidak meminta kalian untuk memasak loh, tetapi cuma menghidangkan saja di meja. Jadi tidak akan merusak kuku-kuku mu itu mbak, Rani." Ucap Ratu dengan kesal.

Pak Santo sebagai ayah mertua Ratu merasa kasihan dengan Ratu, sebab Ratu selalu diperlakukan tidak baik oleh anak dan menantunya itu. Hampir setiap pagi perdebatan demi perdebatan menjadi bumbu-bumbu saat mereka hendak sarapan. Melihat perdebatan yang tak kunjung berhenti, membuat pak Santo bangkit dan mengambil makanan didapur dan menyajikan di atas meja makan.

" Sudah jangan ribut lagi, ini sarapannya sudah bapak siap kan diatas meja. Bima, tolong kamu itu ajari istri kamu untuk bersikap baik dan minta dia untuk melayani kamu dengan baik, salah satunya dengan memasak. Jangan semua harus dikerjakan dan di urus oleh Ratu, Ratu di sini itu menantu bukan pembantu !! Rani dan Ratu sama-sama menantu, mempunyai kedudukan yang sama. Jika tidak bisa memasak, setidaknya bantu Ratu menyiapkan masakan. Dan kamu Serli, kamu jaga sikap kamu. Jangan sampai saat kamu menikah, kamu akan mengalami hal yang sama seperti Ratu."Ucap pak Santo panjang lebar menasehati anak dan menantunya.

* Ya Allah, terima kasih sudah memberikan bapak mertua yang baik dan penyayang seperti bapak mertua ku ini.* Gumam Ratu dalam hatinya.

" Ayah ini apaan sih. Malah nyalahin Rani dan Serli, urusan masak kan sudah jadi tanggung jawab Ratu. Sebab dia itu hanya pengangguran, beda sama Rani yang mempunyai pekerjaan bagus sebagai menejer di salah satu butik ternama dan Serli juga sibuk dengan urusan kampusnya. Dirumah ini yang pengangguran hanya Ratu, jadi wajar dong kalau dia itu memgurus pekerjaan rumah."Ucap ibu Marni membela Rani dan Serli.

Arya keluar dari kamar dan melihat suasana di meja makan terlihat bersitegang. Arya sendiri sudah paham betul apa yang terjadi, hampir setiap hari di saat sarapan pasti ada keributan seperti sekarang ini.

" Ratu, ambilkan mas sarapannya." Ucap Arya dengan santainya sambil menarik kursi lebih dulu baru dia duduk.

" Iya mas."Jawab Ratu singkat.

Dengan cekatan Ratu mengambil piring yang ada di depan suaminya, mengisinya dengan nasi goreng dan telor ceplok serta acar timun wortel yang selalu Ratu siapkan untuk teman nasi goreng. Sebab Arya tidak begitu suka nasi goreng pakai kerupuk.

" Sekalian isi piringku."Ucap Serli seenaknya memerintah Ratu.

" Ambil sendiri kamu punya tangan." Jawab Ratu dengan berani.

" Lancang kamu ya, Ratu."Seru ibu Marni tidak terima dengan perlakuan Ratu terhadap Serli.

" Bu, Serli itu punya tangan yang utuh jadi dia bisa ambil sendiri. Ratu hanya berkewajiban untuk melayani ku saja, masih untung dia mau masak untuk kita semua. Apa jadinya kalau kalian masak sendiri-sendiri?." Ucap Arya dengan kesal.

Arya sebenarnya ingin sekali pindah dari rumah orang tuanya, dia ingin mengontrak serta belajar mandiri. Namun apa daya, gajinya tidak cukup untuk membayar kontrakan dan biaya hidup mereka sehari-hari belum lagi biaya kuliah Serli hampir setengahnya menjadi tanggungan Arya. Jadi memutuskan untuk tinggal dengan orang tuanya lebih dulu dan mengumpulkan uang untuk bisa membeli rumah.

" Serli, jika kamu tidak bisa sopan sama mbak mu. Mas pastikan uang kuliahmu akan mas hentikan dan kamu minta mas Bima untuk menanggungnya. Dia juga punya gaji, untuk makan sehari-hari saja dia tidak mau keluar uang."Ucap Arya sambil melirik Bima yang sedari tadi hanya diam saja.

" Tidak bisa dong. Gaji mas Bima itu harus masuk ke rekeningku semua, sisain 1 juta saja untuk beli bensin sama rokok mas Bima. Yang lainnya aku yang pegang, sebab kami ini mau beli rumah biar tidak tinggal di rumah ini terus menerus."Ucap Rani langsung menolak.

" Ngasih uang untuk makan juga tidak, bantu untuk biaya kuliah juga tidak, kasih ibu juga tidak. Padahal kalian itu menikah sudah 3 tahun, seharusnya sudah cukup tuh tabungan untuk beli rumah. Mana mbak Rani juga kerja kan sebagai menejer butik terkenal, tentunya gajinya juga besar, kecuali kalau menejernya bohongan."Seru Ratu sambil menyunginggkan senyum jahilnya.

Rani memasang wajah kesal, dan mengepalkan kedua tangannya. Dia benar-benar dibuat kesal oleh Ratu, ucapan ratu tadi seperti sebuah penghinaan untuk Rani. Rani memang bekerja di butik, tapi hanya sebagai karyawan biasa yang melayani pembeli bukan sebagai menejer butik.

" Uang ku sama Rani, Arya. Bagaimana aku mau keluar uang untuk biaya makan sehari-hari. Kalau kamu mau, kamu minta saja sama dia."Ucap Bima seenaknya.

" Tidak bisa begitu dong mas !! Kalau kita keluar uang untuk makan, bagaimana kita bisa cepat beli rumah."Seru Rani tidak setuju.

" Oke, kalau kalian tidak mau keluar uang aku juga tidak keluar uang."Jawab Arya dengan santainya.

Rasanya Ratu ingin tertawa lebar melihat wajah Rani yang kesal. Namun, dia menahannya agar perdebatan tidak semakin memanas.

*********

ALHAMDULILLAH Author sudah rilis karya baru lagi. Semoga kakak para pembaca menyukainya. 🙏🙏😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

Ira

Ira

keren

2024-08-01

0

Mailizerita Keffli Inungkili Zita

Mailizerita Keffli Inungkili Zita

wahh seru ya thor ceritanya,,mantap

2024-07-12

0

Wy Ky

Wy Ky

.

2024-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Suasana pagi hari
2 Uang 2 juta
3 Balado terong
4 Gara-gara kopi
5 Restoran mahal
6 Uang Gaji
7 Menemui Raja
8 Kakak kandung istriku
9 Putri dari CEO
10 Menemui mertua
11 Sehari tidak ada Ratu
12 Istriku bukan pembantu
13 Kamu pasti bisa
14 Bertemu Serli
15 Ratu juga bisa marah
16 Habis belum waktunya
17 Cerita bapak mertua
18 Kehilangan perhiasan
19 Pergi dari rumah
20 Rumah baru
21 Jabatan baru Arya
22 Uang dari Serli
23 Kebohongan Rani
24 Bima tahu soal Arya
25 Perbincangan Bima dan ibu Marni
26 Mengantar pak Santo
27 Membuat malu ibu marni
28 Naik jabatan
29 Datang bikin masalah
30 Pedasnya mulut ibu mertua
31 Keterkejutan Rani dan Serli
32 Garis dua
33 Masakan Ratu
34 Kebohongan Rani
35 Keluarga toxic
36 Kedatangan orang tua Ratu
37 Menantu sultan
38 Kegelisahan Rani
39 Kebohongan Rani
40 Penolakan Harsa
41 Bima marah
42 Rumah Arya
43 Pengakuan Serli
44 Kedatangan ibu Darti
45 Dua ibu julit
46 Teman lama
47 Masih tentang uang
48 Tetap pada pendirian
49 Siapa Mita?
50 Tidak ada rasa takut
51 Ke kampung Rani
52 Ikut tinggal sama besan
53 Kenapa dengan Serli
54 Kehamilan Serli
55 Pak Santo marah
56 Tagihan rumah sakit
57 Salah lawan
58 Datang ke rumah Harsa
59 Mahar yang tak wajar
60 Catering 12 juta
61 Tagihan biaya pernikahan
62 Menantu pengusaha
63 Tidak mau di pecat
64 Bima mengajak pindah
65 Makan siang bersama
66 Nasib tinggal di kontrakan
67 Kesombongan yang sama
68 Di pecat juga
69 Nyonya Marni
70 Menagih uang bulanan
71 Kerjasama yang disengaja
72 Mendatangi rumah istri Harsa
73 Kedatangan Anne
74 Annakku menjadi janda
75 Apa harus dibatalkan
76 Serli berulah dan Bima bahagia
77 Kejujuran Bima
78 Bima mulai curiga
79 Bukti Bima dapatkan
80 Saling bercerita
81 Talak untuk Rani
82 Ternyata adik kakak
83 Perubahan sikap Ratu
84 Perubahan sikap Rani
85 Kabar bahagia
86 Kelakuan ibu Marni
87 Rencana ibu Marni
88 Salah minum
89 Bukti dari CCTV
90 Lapor polisi lebih baik
91 Polisi datang
92 Ada apa dengan Rani
93 Rani hamil
94 Ibu Marni ketakutan
95 Lolos dari jebakan
96 Pembatalan kerja sama
97 Wanita itu Serli
98 Kebodohan Anne
99 Menjenguk ibu Marni
100 Bukti untuk Anne
101 Bukti yang akurat
102 Perebut suami orang
103 Terlalu percaya diri
104 Pekerjaan Yanto
105 Tanggung jawab Bima
106 Tidak sengaja bertemu
107 Memberitahu Arya
108 Membuat donat
109 Papa mertua super hero
110 Balas dendam Rani
111 Rumah sakit lagi
112 Tabungan untuk Serli
113 Sumpah serapah
114 Tidak berubah juga
115 Surat pejanjian (bebas)
116 Bukan keinginanku bu
117 Bentakan pak Santo
118 Mengenalkan calon istri
119 Mengantar Serli pulang
120 Berdebat dengan ibu
121 Rencana busuk
122 Ancaman Bima
123 Makan bakso bersama
124 Menikah tanpa restu
125 Kejutan untuk Ratu
126 Fitnah dari mertua
127 Keputusan pak Santo
128 Jangan ceraikan aku
129 Hanya dimanfaatkan
130 Mencoba tidak perduli
131 Semua atas nama Arya
132 Mengagumi diam-diam
133 Yanto dan ibu Marni
134 Semakin menjadi
135 Mengumpulkan anak dan menantu
136 Penghinaan dari ibu
137 Berangkat ke kampung
138 Keong sawah
139 Hampir ketahuan
140 Keinginan pak Santo
141 Hamil diusia tidak lagi muda
142 Rani tahu semuanya
143 Bubur Ayam
144 Pertemuan tiga wanita
145 Tawaran menikah
146 Nama wanita lain
147 Adik dari mantan pacar
148 Ibu hamil yang lupa
149 Siapa Ratu
150 Dia ibuku
151 Ban mobil bocor
152 Hari bahagia Serli
153 Kebenaran dari pak Santo
154 Rujak mangga muda
155 Wanita berumur
156 Nasib ibu Marni
157 Pergi ke klinik
158 Hati seperti malaikat
159 Pura-pura romantis
160 Saling memaafkan
161 Mesin uang Yanto
162 Pria yang aneh
163 Bukan sopir taksi
164 Revan dan Devan
165 Menyesal tidak berguna
166 Baby twin pulang
167 Suport dari keluarga
168 Jalan-jalan pagi
169 Tegar
170 Drama sikembar
171 Pesan dari Agung
172 Belanja kebutuhan bayi
173 Kedatangan Agung
174 Quality time Arya dan Ratu
175 Mulai tidak nyaman
176 Terus berusaha
177 Ingin melamar
178 Obrolan para istri
179 Tiba-tiba melamar
180 Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181 Pesan baju pengantin
182 Taubatlah Bu
183 Kerja sama baru
184 Kedatangan polisi
185 Tertangkap juga
186 Tetap ibu kita
187 Menjenguk ibu Marni
188 Saling bahagia
189 Agung kasmaran
190 Penjahat karbitan
191 Tertangkap dan pernikahan
192 Tamu yang sama
193 Masuk angin
194 Calon orang tua
195 Rumah masa kecil
196 Keadaan ibu Marni
197 Tetangga baru
198 Kunjungan tetangga baru
199 Tentang ibu Marni
200 Makan bakso
201 Ayam goreng untuk ibu
202 Dikira hamil
203 Mantan suami belanja
204 Baby Girl
205 Nenek dan Kakek datang
206 Berhati mulia
207 Rencana beli ayam
208 Bertemu masalalu
209 Tabur tuai
210 Datang ke kantor Agung
211 Jangan salah paham
212 Hari libur
213 Teman sekolah
214 Pesta berujung masalah
215 Tidak terganggu
216 Kamu jual, aku beli
217 Bukti perlawanan
218 Kerjasama menyesatkan
219 Dua wanita
220 Belanja di Mall
221 Rencana Yanti
222 Revan menghilang
223 Perbuatan siapa
224 Mulai terungkap
225 Pencarian Revan
226 Yanti sang dalang
227 Penjara lebih pantas
228 Jalan-jalan pagi
229 Aska Fadilla
230 Tempat kerja Firman
231 Kasih sayang orang tua
232 Teman Yusuf
233 Salah orang
234 Dia menyukaimu mas
235 Nasehat dari Ratu
236 Bertemu Saras
237 Dua nenek
238 Revan dan Devan sekolah
239 Mimpi adek bayi
240 Sudah memaafkan
241 Kebahagiaan yang tidak ternilai
242 Ucapan terima kasih
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Suasana pagi hari
2
Uang 2 juta
3
Balado terong
4
Gara-gara kopi
5
Restoran mahal
6
Uang Gaji
7
Menemui Raja
8
Kakak kandung istriku
9
Putri dari CEO
10
Menemui mertua
11
Sehari tidak ada Ratu
12
Istriku bukan pembantu
13
Kamu pasti bisa
14
Bertemu Serli
15
Ratu juga bisa marah
16
Habis belum waktunya
17
Cerita bapak mertua
18
Kehilangan perhiasan
19
Pergi dari rumah
20
Rumah baru
21
Jabatan baru Arya
22
Uang dari Serli
23
Kebohongan Rani
24
Bima tahu soal Arya
25
Perbincangan Bima dan ibu Marni
26
Mengantar pak Santo
27
Membuat malu ibu marni
28
Naik jabatan
29
Datang bikin masalah
30
Pedasnya mulut ibu mertua
31
Keterkejutan Rani dan Serli
32
Garis dua
33
Masakan Ratu
34
Kebohongan Rani
35
Keluarga toxic
36
Kedatangan orang tua Ratu
37
Menantu sultan
38
Kegelisahan Rani
39
Kebohongan Rani
40
Penolakan Harsa
41
Bima marah
42
Rumah Arya
43
Pengakuan Serli
44
Kedatangan ibu Darti
45
Dua ibu julit
46
Teman lama
47
Masih tentang uang
48
Tetap pada pendirian
49
Siapa Mita?
50
Tidak ada rasa takut
51
Ke kampung Rani
52
Ikut tinggal sama besan
53
Kenapa dengan Serli
54
Kehamilan Serli
55
Pak Santo marah
56
Tagihan rumah sakit
57
Salah lawan
58
Datang ke rumah Harsa
59
Mahar yang tak wajar
60
Catering 12 juta
61
Tagihan biaya pernikahan
62
Menantu pengusaha
63
Tidak mau di pecat
64
Bima mengajak pindah
65
Makan siang bersama
66
Nasib tinggal di kontrakan
67
Kesombongan yang sama
68
Di pecat juga
69
Nyonya Marni
70
Menagih uang bulanan
71
Kerjasama yang disengaja
72
Mendatangi rumah istri Harsa
73
Kedatangan Anne
74
Annakku menjadi janda
75
Apa harus dibatalkan
76
Serli berulah dan Bima bahagia
77
Kejujuran Bima
78
Bima mulai curiga
79
Bukti Bima dapatkan
80
Saling bercerita
81
Talak untuk Rani
82
Ternyata adik kakak
83
Perubahan sikap Ratu
84
Perubahan sikap Rani
85
Kabar bahagia
86
Kelakuan ibu Marni
87
Rencana ibu Marni
88
Salah minum
89
Bukti dari CCTV
90
Lapor polisi lebih baik
91
Polisi datang
92
Ada apa dengan Rani
93
Rani hamil
94
Ibu Marni ketakutan
95
Lolos dari jebakan
96
Pembatalan kerja sama
97
Wanita itu Serli
98
Kebodohan Anne
99
Menjenguk ibu Marni
100
Bukti untuk Anne
101
Bukti yang akurat
102
Perebut suami orang
103
Terlalu percaya diri
104
Pekerjaan Yanto
105
Tanggung jawab Bima
106
Tidak sengaja bertemu
107
Memberitahu Arya
108
Membuat donat
109
Papa mertua super hero
110
Balas dendam Rani
111
Rumah sakit lagi
112
Tabungan untuk Serli
113
Sumpah serapah
114
Tidak berubah juga
115
Surat pejanjian (bebas)
116
Bukan keinginanku bu
117
Bentakan pak Santo
118
Mengenalkan calon istri
119
Mengantar Serli pulang
120
Berdebat dengan ibu
121
Rencana busuk
122
Ancaman Bima
123
Makan bakso bersama
124
Menikah tanpa restu
125
Kejutan untuk Ratu
126
Fitnah dari mertua
127
Keputusan pak Santo
128
Jangan ceraikan aku
129
Hanya dimanfaatkan
130
Mencoba tidak perduli
131
Semua atas nama Arya
132
Mengagumi diam-diam
133
Yanto dan ibu Marni
134
Semakin menjadi
135
Mengumpulkan anak dan menantu
136
Penghinaan dari ibu
137
Berangkat ke kampung
138
Keong sawah
139
Hampir ketahuan
140
Keinginan pak Santo
141
Hamil diusia tidak lagi muda
142
Rani tahu semuanya
143
Bubur Ayam
144
Pertemuan tiga wanita
145
Tawaran menikah
146
Nama wanita lain
147
Adik dari mantan pacar
148
Ibu hamil yang lupa
149
Siapa Ratu
150
Dia ibuku
151
Ban mobil bocor
152
Hari bahagia Serli
153
Kebenaran dari pak Santo
154
Rujak mangga muda
155
Wanita berumur
156
Nasib ibu Marni
157
Pergi ke klinik
158
Hati seperti malaikat
159
Pura-pura romantis
160
Saling memaafkan
161
Mesin uang Yanto
162
Pria yang aneh
163
Bukan sopir taksi
164
Revan dan Devan
165
Menyesal tidak berguna
166
Baby twin pulang
167
Suport dari keluarga
168
Jalan-jalan pagi
169
Tegar
170
Drama sikembar
171
Pesan dari Agung
172
Belanja kebutuhan bayi
173
Kedatangan Agung
174
Quality time Arya dan Ratu
175
Mulai tidak nyaman
176
Terus berusaha
177
Ingin melamar
178
Obrolan para istri
179
Tiba-tiba melamar
180
Pekerjaan baru untuk ibu Marni
181
Pesan baju pengantin
182
Taubatlah Bu
183
Kerja sama baru
184
Kedatangan polisi
185
Tertangkap juga
186
Tetap ibu kita
187
Menjenguk ibu Marni
188
Saling bahagia
189
Agung kasmaran
190
Penjahat karbitan
191
Tertangkap dan pernikahan
192
Tamu yang sama
193
Masuk angin
194
Calon orang tua
195
Rumah masa kecil
196
Keadaan ibu Marni
197
Tetangga baru
198
Kunjungan tetangga baru
199
Tentang ibu Marni
200
Makan bakso
201
Ayam goreng untuk ibu
202
Dikira hamil
203
Mantan suami belanja
204
Baby Girl
205
Nenek dan Kakek datang
206
Berhati mulia
207
Rencana beli ayam
208
Bertemu masalalu
209
Tabur tuai
210
Datang ke kantor Agung
211
Jangan salah paham
212
Hari libur
213
Teman sekolah
214
Pesta berujung masalah
215
Tidak terganggu
216
Kamu jual, aku beli
217
Bukti perlawanan
218
Kerjasama menyesatkan
219
Dua wanita
220
Belanja di Mall
221
Rencana Yanti
222
Revan menghilang
223
Perbuatan siapa
224
Mulai terungkap
225
Pencarian Revan
226
Yanti sang dalang
227
Penjara lebih pantas
228
Jalan-jalan pagi
229
Aska Fadilla
230
Tempat kerja Firman
231
Kasih sayang orang tua
232
Teman Yusuf
233
Salah orang
234
Dia menyukaimu mas
235
Nasehat dari Ratu
236
Bertemu Saras
237
Dua nenek
238
Revan dan Devan sekolah
239
Mimpi adek bayi
240
Sudah memaafkan
241
Kebahagiaan yang tidak ternilai
242
Ucapan terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!