Terjerat Pernikahan Rahasia With Doctor

🍄🍄🍄

-

-

-

Pada akhirnya pun Mita tak bisa lagi menolak permintaan dari sahabatnya itu. Bagaimana mau menolak, jika dihari liburnya yang santai itu sahabatnya datang kerumahnya. Dan memaksa dirinya untuk ditemani kepesta.

Sekarang pun Mita tengah berdandan ala kadarnya saja. Karena memang dirinya sangat malas bepergian pada hari ini.

“Bikin repot aja sih, si Dafa.” Gerutu Mita merasa kesal.

Setelah selesai merias diri, Mita pun segera beranjak dari duduknya. Kemudian berjalan keluar dari kamar setelah ia mengambil tas kecil miliknya.

Langkah Mita membawa dirinya kearah ruang tengah, dimana disana sudah ada adiknya dan juga sahabatnya.

Kedua pria yang tadinya tengah bercakap-cakap langsung menoleh kearah Mita, saat melihat keberadaan wanita itu mendekat kearah mereka.

“Ini dia tuan putrinya sudah selesai berdandan....” ucap Miko sang adik, yang saat itu tengah menggoda kakaknya.

Mita menatap sinis adiknya, “Tuan putri pala lu banyak ketombenya...” timpal Mita mengerutu.

Miko tergelak mendengar itu, “Dih! Tuan putrinya jutek amat?”

Mita mengedikan kedua bahunya dengan acuh.

Semantara itu, Dafa yang sejak tadi melihat Mita hanya bisa diam membisu. Mita tentu menyadarinya, ia pun langsung menepuk kedua tangannya didepan wajah pria itu dengan sedikit keras. Alhasil membuat pria itu menjadi terkejut dan menjadi salah tingkah.

“Jadi gak ke pestanya? Kalau gak jadi, aku pasti jadi orang yang sangat senang sekali....” ucap Mita ngasal.

“Ngomong kok jujur amat sih kak? Bikin orang yang denger jadi sakit hati.” Timpal Miko sambil mengelengkan kepala.

“Jujur sangat baik untuk kesehatan, adikku tersayang....” jawab Mita sambil tersenyum menyebalkan kearah adik laki-lakinya itu.

“Dih....” dengus Miko.

“Jadi kok beby... kita berangkat sekarang ya, aku tadi sedikit ngelamun karena melihat kecantikan dirimu... baju yang kuberikan benar-benar cocok untukmu....” ujar Dafa dengan jujur.

“Dih...” kini giliran Mita yang mendengus.

Setelah itu, Mita pergi begitu saja meninggalkan Dafa.

“Kakak beneran mau bawa kak Mita kepesta? Nanti kalau ngerecokin acara gimana?” tanya Miko.

Mendengar itu Dafa tersenyum, “Tenang aja... gak bakal terjadi sesuatu kok, jadi kamu gak perlu khawatir ya....” jelas Dafa dengan wajah yang penuh kegembiraan.

“Kak Dafa kok kayak seneng banget hari ini?” tanya Miko heran.

“Ya... karena aku punya rencana, untuk mempertemukan kakak kamu dengan kedua orangtuaku.”

“Apa?” Miko nampak kaget mendengarnya.

“Sudah ya... kakak berangkat dulu, kamu dirumah aja jagain rumahnya ya? Dah Miko....”

Pria itu berjalan meninggalkan Miko, sedangkan Miko masih terdiam ditempatnya.

Saat Dafa berjalan keluar menuju dimana mobilnya berada. Ia tampak melihat Mita yang sudah duduk anteng dikursi depan. Hal itu membuat Dafa tersenyum melihatnya.

“Hai tuan putri... kita berangkat sekarang ya....”

Mita menatap malas sahabatnya itu. “Tuan putri pala lu penuh ketombe....”

“Hahahaha....” Dafa tertawa saja mendengarnya. Lantas pria itu kemudian segera menjalankan mobilnya, dan meninggalkan pekarangan rumah itu.

Mita tak tahu saja, jika pada malam itu kehidupan sehari-harinya akan segera berubah dalam sekejab.

°°°°°

Kini Mita dan Dafa nampak bergandengan tangan saat memasuki acara pesta itu. Ternyata acara yang dihadiri itu adalah acara aniversary pernikahan dari kerabat orangtuan Dafa.

Mita nampak begitu tak nyaman ketika melihat jika acara itu dihadiri oleh orang-orang yang bergengsi. Atau orang-orang yang tak sederajat dengannya. Bisa dikatakan jika Mita adalah orang yang paling sederhana diantara orang-orang kaya tersebut.

“Ternyata acaranya mau dimulai....” ucap Dafa.

“Sepertinya aku pengen pulang aja deh Daf, disini orang-orang kaya semua yang datang....”

“Jangan perdulikan orang-orang disekitar sini beby... perdulikan aku saja yang ada disampingmu.”

Ucapan itu seketika membuat Mita geli mendengarnya. “Dih, jadi nyesel aku nurutin kemauan kamu Daf!” gerutu Mita.

“Hahaha, tapi kamu gak bisa balik sekarang. Karena kita sudah sampai ditujuan, lihat kedepan sana....”

Mita menuruti perkataan Dafa, dan melihat kearah depan dimana ia melihat salah satu meja tamu disana. Terdapat kedua orangtua Dafa dan juga adik perempuannya.

“Yuk kesana!” ajak Dafa lalu menarik Mita untuk duduk bersama dengan kedua orangtuanya.

“Mah! Pah! Ini teman aku yang selalu aku ceritain itu loh...”

Kedua orangtua Dafa nampak melirik kearah Mita. Sedangkan Mita menyapa kedua orangtua Dafa dengan menundukkan kepala, sebagai niat kesopanan saja.

“Oh? Ini toh temen kamu itu?”

Dafa mengangguk sambil tersenyum, “Iya mah... namanya Mita... dia seorang dokter kandungan loh mah, bukankah itu keren?”

Mama Dafa nampak diam saja tak menanggapi.

“Hahaha, lebih keren kak Serena yang seorang aktris papan atas...” celetuk adik Dafa yang saat itu nampak fokus pada hpnya.

Dafa menatap tajam sang adik. “Jaga ucapan kamu Dira! Gak sopan!” tegur Dafa.

Sedangkan adiknya itu hanya mengedikan kedua bahunya, acuh.

“Maafin perilaku adikku ya Mita...” bisik Dafa kepada Mita.

“Santai aja Daf,”

Mita nampak tak terpengaruh dengan sikap keluarga Dafa, karena hal itu sudah biasa baginya.

“Oh ya mah! Pah! Mita ini–”

“Dafa... kamu pasti tau Serena kan? Dia datang dari Amerika hanya pengen ketemu kamu aja loh... mama seneng banget....” ucap wanita paru baya itu yang menyela ucapan putranya.

“Apa?”

“Iya Dafa, kamu harus jemput Serena nanti dibandara. Soalnya kasihan dia gak ada yang jemput...”

“Tapi mah...”

“Jemput dia jika pesta ini sudah selesai, soalnya pesawatnya lepas landas jam dua belas nanti....” sela mamanya lagi.

Dafa nampak menahan kesal saat melihat keluarganya yang seolah mengacuhkan Mita. Bahkan kedua orangtuanya tak terlalu menyambut dengan baik ketika Dafa memperkenalkan Mita.

Dafa merasa tak enak hati, kepada Mita yang ada disampingnya.

“Tapi mah, aku kan juga harus mengantar pulang Mita...”

“Tapi Mita kan bisa pulang sendiri. Betul begitu kan nak Mita?” tanya mama Dafa sambil menatap Mita.

“Mamah....”

Sedangkan disisi lain, Fadli yang baru saja datang ke acara aniversary pernikahan. Tepatnya diacara milik dokter Haris senior ditempatnya bekerja itu, tak sengaja melihat keberadaan Mita.

Fadli merasa bingung saat melihat wanita itu. Namun rasa bingungnya itu hilang saat ia melihat sosok lelaki yang familiar dipandanganya berada disamping Mita.

“Apakah dokter Mita datang bersama orang itu?”

Fadli yang ingin menghampiri Mita, tak jadi karena ada yang memanggil dirinya.

“Hai dokter Fadli, senang bertemu dengan anda.”

Fadli menoleh kesamping, dimana ada sosok wanita cantik disana.

“Anda kenal saya?” tanya Fadli bingung.

Wanita itu terkekeh mendengarnya. “Apakah anda sudah melupakan saya? Padahal kita sudah pernah bertemu loh dokter...”

“Begitukah? Tapi saya sepertinya sedikit lupa?”

“Oh ayolah dokter, saya Claudia! Anak dari tuan rumah ini, sekaligus orang yang pernah anda rawat ketika saya sakit.” Ujar wanita itu yang langsung membuat Fadli terdiam.

“Oh? Putri bungsu dokter Haris? Saya baru ingat sekarang, maafkan saya nona Claudia.” Ucap Fadli merasa bersalah.

“Haha, tak apa. Lebih baik kita mencari duduk untuk mengobrol, apakah anda mau?”

“Saya tak ada alasan untuk menolak. Mari....”

-

-

-

🍄🍄🍄